Marak Kasus Hepatitis Akut Tanpa Sebab, Dinkes DKI Imbau Hal Ini

Ilustrasi anak sakit.
Sumber :
  • Pexels/miroshnichenko

VIVA Lifestyle – Penyakit hepatitis telah menjadi perhatian serius di seluruh dunia termasuk di Indonesia. Sebab, dampak dari penyakit hepatitis ini tak main-main dengan mengintai nyawa siapa pun yang terinfeksi virus tersebut sehingga patut diwaspadai.

Tantangan Terbesar Penanganan Kanker di Indonesia, Ternyata Berasal dari Masyarakat Sendiri

Badan Kesehatan Dunia (WHO) sendiri menerima laporan terkait 10 kasus hepatitis akut yang tidak diketahui Etiologinya (Acute hepatitis of unknown aetiology) pada 5 April 2022 lalu. WHO kemudian menyatakan kejadian ini sebagai kejadian luar biasa (KLB) selang beberapa hari, tepatnya pada 15 April 2022. Scroll untuk info selengkapnya.

Miris, kejadian ini terus bertambah dengan adanya laporan-laporan dari berbagai negara sehingga didapatkan jumlah kasus probable di seluruh dunia sekitar 300 kasus. Kemudian, pertama kali kasus ini dilaporkan di Indonesia pada 27 April 2022.

Panduan Menjaga Kesehatan Tulang dan Sendi sejak Dini

Pada saat itu 3 kasus telah dilaporkan dan hingga tanggal 12 Mei 2022 terjadi pertambahan kasus hingga 18 laporan. Delapan belas kasus ini tersebar di 5 provinsi, yaitu DKI Jakarta, Sumatera Utara, Kalimantan Timur dan Jawa Timur. 

WHO Sebut Larangan Israel terhadap UNRWA di Palestina "Timbulkan Konsekuensi Menghancurkan"

Kasus kematian dilaporkan terjadi di DKI Jakarta sejumlah 4 kasus, Jawa Timur 1 orang, Kalimantan Timur 1 orang dan Sumatera Barat 1 orang. Berdasarkan usia, rata-rata pasien yang terkena hepatitis akut berusia 1-6 tahun.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan DKI Jakarta, dr. Dwi Oktavia, menjelaskan bahwa penting memberikan edukasi terkait hepatitis pada masyarakat luas. Hal ini pun dilakukan Provinsi DKI Jakarta sebagai bagian dari Peringatan Hari Hepatitis Sedunia.

"Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan kemandirian dalam mencegah infeksi penularan hepatitis dan penyakit prioritas lain yang tentunya membutuhkan keterlibatan kita semua untuk penanggulangannya," ujarnya dikutip dari keterangan pers Etana, Senin 4 September 2023.

Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta menyelenggarakannya bersama bersama PT Etana Biotechnologies Indonesia (Etana) melalui edukasi Kesehatan dan Apresiasi Penanggulangan Penyakit Menular dengan tema “Segerakan Tes dan Obati”. Upaya itu, Dinkes DKI Jakarta telah melakukan upaya penanggulangan bekerjasama dengan lintas sektor. 

"Mulai dari membudayakan perilaku cuci tangan, menggencarkan pelatihan keamanan pangan untuk pengusaha pangan olahan dan siap saji serta membentuk duta keamanan pangan di sekolah-sekolah dan membina kantin sehat hingga meningkatkan akses air bersih," tambahnya.

Ilustrasi penderita Hepatitis.

Photo :
  • Pixabay/pexels

Menjelaskan Hepatitis dan Penanggulangannya dengan Vaksinasi, dokter spesialis penyakit dalam, dr. Imelda Maria Loho, Sp. PD., FINASIM menjelaskan bahwa hepatitis secara umum ada lima yaitu Hepatitis A, B, C, D dan E. Hepatitis A dan E seringkali menimbulkan gejala kuning.

"Ini penyebarannya disebabkan oleh fecal oral terkait kebiasaan hidup tidak bersih, makanan atau minuman tercemar dan sanitasi buruk," kata dia.

Sedangkan penyebaran Hepatitis B sedikit berbeda. Banyak yang tidak menyadari dan tiba-tiba seperti transfusi darah, transplantasi, jarum suntik dan seks, sementara di Indonesia penularannya mayoritas melalui ibu ke anak. 

"Hepatitis bisa dicegah dengan vaksinasi dimana vaksinasi Hepatitis A pada anak mulai usia 12 bulan, 2 dosis dengan interval 6 sampai 36 bulan sedangkan pada dewasa tersedia tunggal atau kombinasi dengan vaksin Hepatitis B sebanyak 2 dosis dengan rentang bulan 0, 6-12. Vaksinasi Hepatitis B pada anak dilakukan segera setelah lahir, sebelum 24 jam," tambahnya.

Hingga saat ini upaya pencegahan Hepatitis terus ditingkatkan, mengingat komitmen Indonesia untuk mencapai eliminasi hepatitis pada tahun 2030. Untuk mengatasi tantangan ini, setiap tahun tanggal 28 Juli diperingati sebagai Hari Hepatitis Sedunia. 

Hal ini bertepatan dengan resolusi World Health Assembly (WHA) ke-63 pada tanggal 21 Mei 2010 yang mendorong setiap negara untuk memperingati Hari Hepatitis Sedunia pada tanggal 28 Juli. Maka, Head of Business Development PT Etana Biotechnologies Indonesia M. Indra Lamora, menyebut bahwa Etana berkontribusi dalam upaya penanggulangan penyakit hepatitis dengan melakukan edukasi ke tenaga kesehatan dan masyarakat. 

"Bersamaan dengan kegiatan edukasi hari ini, kami melakukan Kick Off Pemberian Edukasi Hepatitis A ke Sekolah Dasar di DKI Jakarta bekerjasama dengan Puskesmas setempat. Seperti kita ketahui, beberapa kasus penyakit hepatitis banyak ditemui pada anak-anak usia sekolah dasar, sehingga diperlukan berbagai upaya untuk menangani penyakit ini seperti penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, serta melakukan imunisasi hepatitis," tambah Indra.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya