Anemia Rentan Intai Balita, Awas Ganggu Pertumbuhan Otak Si Kecil

Anemia pada anak.
Sumber :
  • http://beritatrendz.blogspot.com

JAKARTA – Indonesia masih termasuk dalam 5 negara dengan prevalensi anemia tertinggi di Asia Tenggara. Kasus anemia ini rentan mengintai anak di mana kondisi ini akan mengkhawatirkan jika tidak ditangani segera karena dapat menghambat tumbuh kembang anak untuk jadi generasi maju, terutama pada kelompok bawah lima tahun (balita).

Pria Bakar Kalori Lebih Cepat dari Wanita, Ini Nutrisi yang Wajib Dikonsumsi Setiap Hari

Tingginya kasus anemia disebabkan karena seringkali anemia terjadi tanpa gejala dan orangtua kurang memahami pentingnya skrining anemia melalui pemeriksaan kadar Hemoglobin (Hb) darah, sehingga orangtua terkadang menghiraukan risiko si kecil menderita anemia.

Padahal, bersama dengan asupan nutrisi yang tidak optimal, anemia menjadi salah satu faktor risiko yang dapat menghambat perkembangan otak anak. Yuk lanjut scroll artikel selengkapnya berikut ini.

Kerja Sama dengan Perusahaan Jepang, Kalbe Lakukan Penelitian soal Nutrisi Bagi Anak Sekolah

“Anemia berarti dampaknya akan berjalan terus di mana usia 2 sampai 5 tahun perkembangan otak masih terus terjadi sekitar 95 persen,” ucapnya dalam acara media Bersama Cegah Anemia, Optimalkan Kognitif Generasi Maju oleh Danone di Jakarta.

Anemia pada anak.

Photo :
  • http://beritatrendz.blogspot.com
Stunting dan Anemia Masih Tinggi di Indonesia, Hasil Studi Temukan Solusi Mengatasinya

Dokter Luciana mengatakan bahwa satu dari tiga anak memiliki risiko anemia. Mirisnya, sebagian besar orang tua tidak memahami kondisi anak sampai timbul gejala anemia seperti nilai di sekolah yang kurang bagus, terlihat lesu, dan cepat letih. Maka, pemeriksaan paling tepat yaitu dengan cek kadar hemoglobin (hb).

“Oleh sebab itu ada baiknya dilakukan skrining anak dimulai dari dua tahun, meskipun tidak ada gejala. Gunanya skrining mencari masalah atau tidak, diharapkan tidak ada masalah,” tambah dokter Luciana.

Sebagian besar dari kasus anemia disebabkan karena kekurangan zat besi yang merupakan salah satu nutrisi penting dalam asupan makanan harian anak. Kondisi ini juga makin diperparah dengan kurangnya konsumsi protein hewani masyarakat Indonesia yang hanya mencapai 43% di bandingkan konsumsi protein nabati (57%). 

Padahal faktanya, kandungan zat besi dalam protein hewani lebih tinggi dibandingkan dalam protein nabati, sehingga penting untuk konsumsi protein hewani demi cegah anemia. Ia menjelaskan bahwa anemia dapat disebabkan oleh kurangnya asupan zat besi harian si Kecil. 

"Saat asupan Zat Besi tidak tercukupi dalam makanan harian si Kecil maka dapat terjadi gangguan perkembangan kognitif atau otak, dan pertumbuhan anak, seperti salah satunya menurunnya kecerdasan, fungsi otak, serta fungsi motorik anak seperti mudah kelelahan. Hal ini tentu tidak dapat dianggap enteng olah orangtua, apalagi di masa-masa sampai usia 5 tahun, dimana perkembangan otak anak masih berkembang pesat," imbuhnya.

Lebih lanjut, pada anak di bawah lima tahun, pencegahan anemia dapat dilakukan dengan memberikan asupan gizi seimbang, terutama dari sumber protein hewani yang kaya Zat Besi.

Namun sayangnya, kekurangan zat besi bisa juga terjadi karena sebagian besar Zat Besi tidak terserap dengan optimal di tubuh anak. Maka dari itu, dibutuhkan kombinasi antara Zat Besi dan Vitamin C yang mampu memaksimalkan penyerapan Zat Besi di dalam tubuh, untuk pencegahan anemia. 

“Makanlah bervariasi agar dapat makanan yang kaya zat besi, termasuk anjuran minum susu, karena susu salah satu makanan pilihan sumber protein untuk anak, dianjurkan dua gelas sehari karena lengkap gizi dan mudah di konsumsi,” tambahnya.

Senada, Medical & Scientific Affairs Director Danone Specialized Nutrition Indonesia Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK., mengatakan bahwa pihaknya berkomitmen untuk ikut serta dalam meningkatkan kualitas kesehatan anak Indonesia dan mendukung upaya pemerintah untuk mewujudkan generasi emas Indonesia.

Danone Indonesia melihat bahwa saat ini anak-anak Indonesia masih menghadapi tantangan kesehatan utama di Indonesia seperti stunting dan anemia, dimana keduanya berpotensi mengganggu kesehatan dan aspek kognitif anak hingga dewasa. 

Danone Indonesia melalui SGM Eksplor akan menjalankan inisiatif program baru “Bersama Cegah Anemia, Optimalkan Kognitif Generasi Maju” yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran para Bunda di Indonesia tentang resiko anemia pada anak di bawah usia 5 tahun, serta pentingnya mengkonsumsi makanan tinggi zat besi dan Vitamin C yang berasal dari protein hewani.

"Dengan komitmen membawa kesehatan melalui inovasi produk nutrisi ke sebanyak mungkin masyarakat Indonesia, Danone Indonesia terus melakukan berbagai inovasi produk bernutrisi tepat yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat Indonesia, inisiatif dan edukasi untuk mendukung kebutuhan gizi anak-anak Indonesia sebagai bentuk upaya pencegah anemia khususnya pada anak," tandasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya