Mengenal MARSI Kerusakan Kulit Akibat Perekat Medis, Paling Banyak dialami Lansia

Ilustrasi luka
Sumber :
  • Pixabay

JAKARTA – Istilah Medical Adhesive-Related Skin Injury (MARSI) mungkin belum terdengar familiar di telinga masyarakat tanah air. MARSI didefinisikan sebagai kerusakan kulit akibat penggunaan produk atau alat perekat medis seperti plester, dressing, produk stoma, elektroda, patch obat, dan strip penutup luka

Gagas Layanan Kesehatan Gratis Bagi Lansia di Sulut, Elly Lasut Dinilai Pahami Kebutuhan Rakyat

Umumnya, pasien yang mengalami MARSI kondisi kulitnya lecet, melepuh, atau terkelupas ketika plester dilepaskan. MARSI berisiko terjadi pada mereka yang telah lanjut usia, mereka yang menjalani perawatan di ICU dengan jangka waktu lama. Status gizi, kondisi kulit kering hingga sering pasang dan lepas plaster.

Spesialis penyakit dalam, Dr. dr. Kuntjoro Harimurti, Sp.PD-KGer, M.Sc mengatakanpopulasi lansia memiliki risiko yang lebih tinggi terkena MARSI. Salah satu alasannya adalah karena kondisi kulit menurun pada saat penuaan.

Dipicu Cekcok Persoalan Sepele Selokan Rumah, Lansia di Johar Baru Tewas Tragis

Ilustrasi anak luka

Photo :
  • Pixabay/saulhm

“Karena epidermisnya lebih tipis, hidrasi kulitnya menurun. Terjadi penurunan kekuatan antar lapisan kulit, suplai darah oksigen dan elastisitas pada lansia kulit mangkin mengkerut karena kolagen dalam tubuh menurun,” kata dia dalam press conference, di Jakarta Selatan, Kamis 31 Agustus 2023.

Penyaluran Dana PKH untuk Lansia, Cek Jadwal Pencairan dan Tahapan Lengkapnya!

Selain itu, lansia umumnya mempunyai banyak penyakit, banyak menggunakan obat-obatan, dengan status gizi yang  kurang (malnutrisi) juga menjadi faktor pemicu Marsi terjadi pada lansia cukup besar.

“Apalagi punya komorbid banyak. Itu mempengaruhi kulit contohnya sirosis liver buat kulit kering dan rapuh. Dan obat-obatan yang juga mempengaruhi kondisi kulit,” ujar dia. 

Dokter Kuntjoro menambahkan, bagi pasien lansia, MARSI tentu saja menimbulkan ketidaknyamanan karena rasa nyeri, lamanya waktu penyembuhan luka yang bisa membuat pasien stres, bekas luka, hingga infeksi.

Ada sebuah studi prevalensi yang dilakukan selama 28 hari, yang menunjukkan bahwa pasien berusia 65-74 tahun dalam perawatan penyakit akut rata-rata mengalami cedera kulit akibat perekat sebesar 21,1 persen. 

Demikian juga studi yang dilakukan di Australia Barat menunjukkan angka prevelansi MARSI mencapai 41 persen dari total 347 pasien. Studi lain juga menunjukkan bahwa setiap 100 pasien lansia yang menerima perekat medis atau plester dalam proses perawatan, akan ada 55 pasien yang membutuhkan perawatan tambahan akibat MARSI.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya