Menkes Ungkap 6 Penyakit Ini Mengintai Imbas Polusi Udara Buruk
- VIVA/M Ali Wafa
JAKARTA – Polusi udara kian memburuk di Jakarta dan sekitarnya memicu berbagai keluhan masyarakat akan penyakit yang diderita. Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin pun blak-blakan menyebut enam penyakit yang didominasi sebagai imbas dari kualitas udara yang kotor terhirup oleh masyarakat.
Menkes Budi Gunadi Sadikin menjelaskan bahwa polusi udara terbukti berkaitan dengan sejumlah penyakit pernapasan. Tercatat bahwa hingga 34 persen deret penyakit ini diakibatkan kualitas udara yang dihirup oleh warga sekitar setiap harinya. Scroll untuk informasi selengkapnya.
"Kita juga menganalisis apa penyebab penyakit pernapasan ini. Penyebabnya banyak. Yang paling dominan adalah polusi udara. Antara 24-34 persen dari tiga penyakit utama tadi pneumonia, ISPA, dan asma itu disebabkan oleh polusi udara," kata Menkes Budi dikutip Youtube Sekretariat Presiden, Selasa 29 Agustus 2023.
Menkes Budi menjelaskan bahwa faktor penyakit pernapasan ini bisa timbul akibat hal lain seperti virus dan bakteri. Akan tetapi, riset yang dilakukan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terbukti bahwa polusi udara buruk menyebabkan tiga penyakit utama tadi timbul disertai tiga penyakit berbahaya lainnya antara lain kanker paru, tuberkolosis, dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK)
"Dan kalau melihat trennya di 2023 naik terutama ISPA dan pneumonia ini kemungkinan juga akan naik," ujar Menkes Budi.
Maka, Menkes Budi mengimbau agar masyarakat dengan kelompok rentan dapat mencegah penyakit tersebut kambuh atau timbul. Pada kelompok yang sehat, masalah ini juga dapat menyerang bila imunitas kian menurun. Salah satu upaya pencegahan penyakit pernapasan ini dengan imbauan Menkes agar masyarakat mengenakan masker standar, yakni minimal masker KF94 atau KN95.
"Untuk pengobatannya kalau masuk cepet dibawa ke puskesmas, nanti dokter-dokter kita zoom call untuk edukasi kalau penanganan ini seperti apa," kata Menkes Budi.
Ada pun, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI melakukan berbagai upaya dalam mencegah peningkatan kasus Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) di tengah buruknya polusi udara. Salah satunya dengan membentuk tim penanggulangan penyakit respirasi akibat polusi udara tinggi di Jabodetabek.
Ketua Komite Penanggulangan Penyakit Respirasi dan Dampak Polusi Udara Prof Agus Dwi Susanto mengatakan bahwa pembuatan tim khusus ini sebagai upaya menangkal bahaya yang mengintai akibat polusi udara buruk. Terlebih, Kemenkes RI mencatat kasus ISPA sebesar 200 ribu pasien setiap bulannya sejak Januari-Juli 2023.
"Kita membantu untuk pemantauan kualitas udara, di wilayah DKI, khususnya nanti akan dilakukan pemasangan-pemasangan sensor udara di Puskesmas atau RS sebagai upaya membantu kementerian lain dalam mendeteksi polusi udara," ujarnya dalam konferensi pers Kemenkes RI, Senin 28 Agustus 2023.
Upaya pemasangan sensor udara ini ditujukan agar masyarakat mengetahui kualitas udara di sejumlah tempat dengan polusi udara yang buruk. Beberapa tempat yang diprioritaskan berkaitan dengan kelompok rentan seperti di rumah sakit dan sekolah.
Tim penanggulangan khusus ini juga telah mengintegrasi sistem peringatan polusi udara di aplikasi Satu Sehat. Dengan begitu, warga bisa mendapatkan rekomendasi terkait keperluan dalam aksi yang dilakukan saat polusi sedang tinggi atau kualitas udara buruk.
"Masyarakat nanti bisa langsung ter-warning, kondisinya tidak sehat, apa yang harus dilakukan," terang dokter spesialis paru ini.
Dokter Agus yang juga sebagai Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia ini mengimbau agar masyarakat memperketat Protokol Kesehatan. Kemenkes RI mengimbau warga untuk melakukan protokol kesehatan dengan saran 6M + 1S lantaran polutan sudah terbukti membahayakan sistem pernapasan.
"Kajian terkait polusi udara dampaknya pada kesehatan," terangnya.