200 Ribu Kasus ISPA di Jabodetabek, Kemenkes Klaim Akibat Polusi Udara

Ilustrasi polusi udara.
Sumber :
  • Pixabay

JAKARTA – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mencatat kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) kian meningkat di Jabodetabek. Bukan tanpa alasan, Kemenkes menilai bahwa meningkatnya kasus ISPA belakangan ini seiring dengan buruknya polusi udara yang menerpa warga sekitar.

Kenali Gejala Penyakit Asma, IDI Kabupaten Cilacap Berikan Informasi Pengobatan

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan RI dr Maxi Rein Rondonuwu melaporkan bahwa pihaknya menerima laporan rata-rata kasus ISPA sebanyak 200 ribu. Angka tersebut merupakan rerata kasus yang dicatat setiap bulannya di wilayah Jakarta dan sekitar. Scroll untuk info selengkapnya.

"Rata-rata kasusnya per bulan mencapai di atas 200 ribu kasus," ujar Dirjen Maxi dalam konferensi pers Kementerian Kesehatan RI, Senin, 28 Agustus 2023.

Gejalanya Mirip Flu Biasa, Awas Risiko Serius Virus RSV yang Meningkat di Musim Hujan

Dirjen Maxi menjelaskan bahwa peningkatan kasus ISPA itu seiring dengan meningkatnya masalah polusi udara yang terjadi beberapa waktu terakhir. Data dari surveilens Kemenkes juga menunjukkan peningkatan kasus ISPA di fasilitas kesehatan di Jabodetabek.

Kementerian Kesehatan Beri Penghargaan STBM, POSS, Bandara dan Pelabuhan Terbaik

"Seperti yang kita tahu, di wilayah Jabodetabek terjadi peningkatan masalah polusi udara. Dan seiring dengan itu, data kami dari surveilans penyakit menunjukkan adanya peningkatan kasus ISPA yang dilaporkan di puskesmas dan rumah sakit di Jabodetabek," jelas Dirjen Maxi.

Dokter Spesialis Paru, dr Agus Dwi Susanto SpP mengatakan bahwa peningkatan penyakit infeksi pernapasan itu terlihat meningkat sejak Januari 2023 ini. Tercatatnya 200 ribu kasus itu dengan periode enam bulan yakni sampai Juli 2023. Angka tersebut berbeda dengan data kasus ISPA pada tahun lalu.

"Ini adalah data-data di puskesmas dan rumah sakit yang kita kumpulkan pada periode Januari sampai Juli. Terlihat sekali memang pada periode ini kasusnya lebih tinggi pada tahun ini, dibandingkan pada periode yang sama pada tahun lalu," jelas Ketua Komite Respirologi dan Dampak Polusi Udara bagi Kesehatan.

Dokter Agus pun turut meyakini bahwa peningkatan kasus ISPA ini tinggi lantaran polutan yang menyerang warga di kota-kota besar di Tanah Air. Pola peningkatan kasus ISPA tersebut sudah seharusnya menjadi perhatian banyak pihak agar tidak terus menerus terjadi.

"Tahun ini, ketika polutan tinggi, kasusnya juga ikut meningkat. Tentu ini memberikan pola bahwa ketika peningkatan polutan itu terjadi, kasus penyakit ISPA juga ikut meningkat," tandas Dokter Agus.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya