Polusi Udara Buruk Bisa Berujung Obesitas Hingga Diabetes, Kok Bisa?

Ilustrasi tes diabetes.
Sumber :
  • Pixabay

JAKARTA – Polusi udara di kota besar di Indonesia sudah semakin mengkhawatirkan dengan deret gejala terkait masalah pernapasan yang mulai dikeluhkan masyarakat. Tak hanya itu, Guru Besar Universitas Indonesia (UI) juga mewanti-wanti bahaya dari partikel polusi udara yang dapat berdampak pada sistem pencernaan.

Dianggap Berisiko! 6 Kondisi Kehamilan Ini Disarankan Periksa ke Konsultan Fetomaternal, Apa Itu?

Polusi udara terbukti sudah memberi dampak jangka pendek pada saluran pernapasan sehingga banyak yang mengeluhkan batuk dan pilek. Kini, banyak pakar mewaspadai gejala jangka panjang akibat polusi udara tersebut. Hal itu dipaparkan oleh dokter spesialis penyakit dalam Prof. Dr. dr Ari Fahrial Syam, PD-KGEH, MMB., bahwa efek polusi udara bersifat multiorgan. Scroll untuk info selengkapnya.

Dekan FKUI ini menegaskan artinya bahwa efek polusi tersebut tak hanya ke satu organ seperti paru-paru. Melainkan, menyerang dampak pada saluran pencernaan sehingga memicu bahaya pada asam lambung.

Bisakah Terapi Stem Cell Sembuhkan Pengapuran Tulang?

"Salah satunya yang sering dijumpai adalah maag atau (Gastroesophageal reflux disease) GERD,” ujar Prof Ari dalam webinar FKUI, Kamis 24 Agustus 2023.

Jangan Putus Asa! Meski Harus Jalani Pengobatan Seumur Hidup, Tingkat Kesuksesan Penanganan Talasemia Capai 95 Persen

Gejala maag dan GERD sendiri kerap timbul dan menyebabkan keluhan seperti nyeri ulu hati, mual, kembung, begah, dan sendawa. Faktanya, dua penyakit yang berasal dari lambung itu sebenarnya dapat dikendalikan dengan cara tepat. Paling utama, mencegah kekambuhannya tentu dengan menghindari faktor risiko yang biasanya dari makanan. Hal serupa terjadi pada saat mengonsumsi makanan di tengah padatnya polusi.

“Salah satunya polusi masuk melalui indirect inhalation saat kita makan,” kata Prof Ari.

Sejumlah polutan dapat ikut masuk secara tak sengaja saat mengonsumsi makanan di luar ruangan dengan wilayah yang kadar polusinya tinggi. Saat polutan tak sengaja masuk melalui mulut lalu turun ke saluran pencernaan, maka dapat mengganggu keseimbangan bakteri jahat dan baik di usus.

"Kita konsumsi polutan ini dapat memengaruhi mikrobiota usus,” imbuhnya.

Dari gangguan di usus itu, dapat timbul berbagai macam dampak berbahaya pada jangka panjang. Sejumlah penyakit rentan mengintai akibat bakteri baik yang tercemar oleh polutan.

"Mikroba usus kita yang memiliki bakteri baik akan terkontaminasi oleh polutan tersebut. Akibatnya apa? Timbul diabetes, obesitas, gangguan metabolik dan IBD (inflammatory bowel disease atau peradangan pencernaan),” sambungnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya