Pentingnya Vaksin Influenza Bagi Penyandang Diabetes, Bisa Cegah Komplikasi dan Kematian

Ilustrasi vaksin
Sumber :
  • VIVA/ David Rorimpandey

Jakarta – Influenza merupakan infeksi saluran pernapasan dan terjadi sepanjang tahun di Indonesia. Setiap tahunnya, berbagai galur atau strain virus influenza bersirkulasi secara bersamaan. Influenza juga mudah menular sebab bisa menyebar melalui droplet dan aerosol. 

BPOM Targetkan WHO Maturity Level 4 untuk Tingkatkan Kualitas Pengawasan Kesehatan Masyarakat

Dalam sebuah studi yang dilakukan CDC di Indonesia tahun 2019, kejadian Influenza Like Illness (ILI) & Severe Acute Respiratory Infection (SARI) di Jakarta Timur menunjukkan angka yang signifikan yaitu 31% pada ILI, 15% pada SARI. Bahkan, penelitian pada 2011, ada sekitar 200.000 pasien dirawat inap karena mengalami flu. 

Sementara itu, Prof. Dr. dr. Samsuridjal Djauzi, SpPD, K-AI, FINASIM, Wakil Ketua Indonesia Influenza Foundation dan Pakar Imunisasi dari PAPDI menyebut bahwa untuk menangani influenza itu diperlukan sekitar 1.396 triliun rupiah.

Kini Hadir Cara Mudah Pantau Kesehatan Anak

“Penanganan influenza dapat menelan biaya yang signifikan. Pada 2011, Indonesia mengeluarkan biaya sebanyak 831 miliar rupiah untuk rawat jalan dan 540 miliar rupiah untuk rawat inap,” kata Prof. Samsuridjal dalam acara konferensi pers Konsensus Panduan Vaksinasi Influenza pada Pasien Diabetes di Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 24 Agustus 2023.

Prof Samsuridjal (kedua kiri) dan Para Dokter Spesialis Penyakit Dalam

Photo :
  • Dok. VIVA/Dedi
Waspada! Ini 13 Penyakit yang Sering Muncul Saat Musim Hujan

Perlu dipahami bahwa influenza bukan sekadar batuk pilek biasa. Sebaliknya, gejala influenza lebih berat yaitu demam yang mendadak, batuk (biasanya kering), pusing, nyeri otot dan sendi, lelah berat, nyeri tenggorokan dan pilek. 

Influenza juga dapat menyebabkan komplikasi serius pada kelompok berisiko tinggi seperti wanita hamil, anak di bawah 59 bulan, lansia, orang dengan penyakit kronis dan gangguan metabolik seperti Diabetes melitus (DM). 

Selain memperburuk kondisi komorbid atau penyakit yang dialami, influenza pada kelompok berisiko tinggi dapat menyebabkan komplikasi hingga kematian. Khusus bagi penyandang diabetes, risiko terpapar infeksi lebih rentan terjadi dibandingkan populasi non-diabetes. 

Saat terpapar infeksi seperti influenza, komplikasi flu yang berakibat pada risiko rawat inap meningkat enam kali lebih besar, risiko perawatan intensif di ICU meningkat empat kali lipat, dan peningkatan risiko kematian sebesar enam kali lipat. Selain itu, influenza juga mempersulit penyandang diabetes mengontrol gula darahnya. 

Sementara itu, Dr. dr. Wismandari Wisnu, Sp.PD-KEMD, FINASIM, selaku Sekretaris Umum PP PERKENI, mengungkap alasan orang dengan diabetes lebih berisiko terkena infeksi, termasuk influenza. Hal ini karena mereka mengalami sistem kekebalan tubuh yang melemah.

ilustrasi masker mencegah penularan influenza dan COVID-19

Photo :
  • Pixabay

Gula darah yang tinggi mempermudah pertumbuhan bakteri dan virus, sehingga meningkatkan risiko infeksi. Diabetes juga dapat merusak pembuluh darah, sehingga menyebabkan sirkulasi yang buruk dan waktu penyembuhan yang lebih lambat. 

Vaksinasi influenza juga terbukti efektif melindungi penyandang diabetes dengan komorbid (penyakit penyerta), seperti gangguan sistem pernapasan kronik, penyakit ginjal kronik, gangguan kardiovaskular, imunokompromais (penurunan daya tahan tubuh), kanker, anemia, obesitas, hingga lansia. 

Di sisi lain, Dr. dr. Sukamto Koesnoe, SpPD, K-AI, FINASIM, Ketua Satgas Imunisasi Dewasa PB PAPDI, mengatakan bahwa komplikasi diabetes pada penyandang diabetest meningkat setelah paparan virus influenza, demikian juga dengan beban biayanya. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya