Marak Wabah Penyakit Hewan, Asosiasi Dokter Hewan Bikin SOP Penanganan
- Instagram/@integrityurgentcarecleburne
JAKARTA – Belakangan ini kasus wabah penyakit hewan mulai marak bermunculan di Indonesia. Terbaru, wabah penyakit hewan adalah penularan Antraks di Kabupaten Gunungkidul, DIY.
Maraknya kasus penularan penyakit pad hewan ini membuat Asosiasi Fakultas Kedokteran Hewan Indonesia (AFKHI) membahas penanganan wabah penyakit hewan, terutama pada ternak. Yuk lanjut scroll artikel selengkapnya berikut ini.
Para dokter hewan ini sepakat untuk menyusun modul pelatihan dan model penguatan pembelajaran mahasiswa kedokteran hewan yang implementatif di lapangan dan akan digunakan untuk meningkatan kapasitas tenaga teknis garda depan untuk prevensi, mitigasi, dan penanganan wabah penyakit ternak pada sektor peternakan sapi Indonesia.
Ketua AFKHI Teguh Budipitojo, yang juga merupakan Dekan FKH UGM mengatakan bahwa kegiatan tersebut merupakan perwujudan dari kontribusi perguruan tinggi kedokteran hewan Indonesia dalam menghadapi berbagai wabah penyakit hewan, yang dalam lima tahun terakhir muncul secara berurutan.
"Baik itu penyakit infeksi baru (emerging diseases) maupun penyakit infeksi lama yang muncul Kembali (re-emerging diseases)" kata dia dalam keterangan tertulis, Kamis 17 Agustus 2023.
Teguh menjelaskan FKH UGM memandang perlu untuk mengambil peran memenuhi tujuan dua pembangunan berkelanjutan dengan mengkoordinir semua potensi fakultas kedokteran hewan di seluruh Indonesia dalam berkontribusi menghadapi wabah tersebut.
Salah satu caranya, kata Teguh, melalui pelatihan peningkatan kapasitas tenaga teknis garda depan di 8 provinsi dan penguatan pembelajaran mahasiswa kedokteran hewan di 11 FKH seluruh Indonesia.
Materi pelatihan dan penguatan akan ditekankan pada prevensi, mitigasi, dan penanganan wabah penyakit ternak pada sektor peternakan sapi di Indonesia.
Dalam kegiatan tersebut, AFKHI mengundang sekitar 30 praktisi dalam dunia kedokteran hewan.
Mulai dari Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI), perwakilan dekan fakultas kedokteran hewan di seluruh Indonesia, pejabat di lingkungan Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, FAO Ectad, hingga Australia-Indonesia Health Security Partnership (AIHSP).
"Kita ingin seluruh anggota AFKHI bersama-sama membantu pemerintah untuk berperan serta dalam mengatasi munculnya berbagai penyakit hewan, baik itu yang emerging diseases maupun yang re-emerging diseases," ujar Teguh.
Agus menargetkan dibulan Agustus ini modul tersebut sudah rampung.
Sebab pada bulan September nanti, modul tersebut akan digunakan untuk menyelenggarakan training of trainer (TOT) yang diikuti oleh perwakilan semua FKH di seluruh Indonesia dan praktisi dokter hewan.
"Setelah training of trainer itu terlaksana, trainer-nya terbentuk, baru kita akan melakukan training di 8 propinsi di Indonesia yang melibatkan sekitar 890 dokter hewan garis depan atau frontliner," tutup Teguh.