Tangsel Masuk Daftar Kualitas Udara Buruk, Kasus ISPA Meningkat Capai 29 Ribu
- Freepik/freepik
TANGERANG – Kasus ISPA atau Infeksi Saluran Pernapasan Atas di Kota Tangerang Selatan mengalami kenaikan dibanding dengan tahun 2022.
Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan mencatat, berdasarkan laporan dari seluruh puskesmas di wilayah berjuluk Kota Investasi itu, sebanyak 29.699 orang yang terpapar ISPA dengan periode Januari hingga Agustus 2023. Scroll untuk informasi selengkapnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan, Allin Hendalin mengatakan, angka itu sekitar 20 persen dari tahun 2022.
"Dari laporan puskesmas, angkanya naik 20 persen dibandingkan dengan tahun 2022 dengan periode Januari sampai Agustus," kata dia, Rabu, 16 Agustus 2023.
Peningkatan ISPA yang terjadi di wilayah tersebut, disebabkan adanya bakteri maupun virus yang menyebar di udara. Ditambah adanya pola hidup yang tidak sehat.
"ISPA ini terjadi akibat adanya bakteri atau virus uang menyebar di udara," ujarnya.
Ia enggan menanggapi lebih jauh, adanya penyebab ISPA yang terjadi akibat kualitas udara buruk di wilayah Tangerang Selatan.
"Intinya, tetap jaga pola hidup yang bersih, cuci tangan dan kalau sakit gunakan masker,” ungkapnya.
Sebelumnya, Kota Tangsel pun masuk dalam daftar kualitas udara buruk. Yang mana, setara dengan mengisap 112 batang rokok selama sebulan, dan selama Juli 2023 berdasarkan IQAir atau Indeks Kualitas Udara polutan berada pada PM2.5 di angka 80 mikrogram per meter kubik yang masuk dalam kualitas udara yang buruk.
Wali Kota Tangerang Selatan, Benyamin Davnie mengatakan, pihaknya mengimbau agar masyarakat tetap menggunakan masker saat berada di ruang tersebut. Serta, adanya langkah meningkatkan Ruang Terbuka Hijau atau RTH.
"Jadi, kualitas udara buruk ini, selain karena polusi, ada juga faktor dari fenomena El Nino. Makanya, kita imbau agar warga menggunakan masker. Serta, kami dari pemerintah juga meningkatkan ruang terbuka hijau dan kapasitasnya dengan ekstensifikasi penanaman pohon-pohon pelindung," ungkapnya.