Bikin Presiden Jokowi Batuk-Batuk, Dokter Jelaskan 4 Hal yang Buat Polusi Berbahaya Bagi Tubuh

Ilustrasi polusi Jakarta
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

JAKARTA – Polusi udara di Jakarta belakangan ini terus menjadi perhatian masyarakat. Bahkan beberapa waktu lalu, kondisi udara di Jakarta berada di angka 150 atau melebih batas ambang aman yang telah ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

4 Perbedaan Pneumonia pada Anak dan Dewasa, Siapa yang Paling Berisiko Terpapar?

Dampak kondisi udara di Jakarta yang buruk ini juga dialami oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno belum lama ini mengungkap bahwa Presiden Jokowi mengalami batuk-batuk selama beberapa waktu belakangan ini.

"Presiden minta dalam waktu satu minggu ini ada langkah konkret karena presiden sendiri sudah batuk. Katanya sudah hampir empat minggu beliau belum pernah merasakan seperti ini. Kemungkinan, dokter menyampaikan, ada kontribusi daripada udara tidak sehat dan kualitasnya buruk," kata Sandi.

Sandiaga Uno Bakal Turun Kampanyekan Ridwan Kamil-Suswono di Pilkada Jakarta

Presiden Jokowi menggelar rapat terbatas soal kualitas udara di Jakarta

Photo :
  • VIVA/Farhan Faris

Sandi juga mengungkap bahwa akibat polusi udara yang buruk di Jabodetabek juga berdampak pada kegiatan wisata berbasis olahraga. 

Olahraga Lari saat Polusi Udara Buruk Bukan Ide Bagus, Begini Bahayanya bagi Kesehatan

"Dari segi pariwisata sudah ada beberapa kegiatan yang mendapatkan catatan, misalnya ada lomba lari maraton internasional yang di sekitar Jabodetabek ini ada catatan mengenai kualitas udara yang tidak sehat. Dan akhirnya berdampak juga pada penurunan minat untuk berwisata di wilayah Jakarta," kata Sandi.

Apa yang Perlu Dilakukan Masyarakat di Tengah Polusi Udara Jakarta?

Spesialis Paru & Pernapasan Konsultan Paru Kerja & Lingkungan, Dr. dr. Feni Fitriani Taufik, Sp.PKR, Subps.PKL, M.Pd.Ked RS Pondok Indah - Bintaro Jaya, menjelaskan bahwa sangat penting untuk menggunakan masker ketika berada di luar rumah. Dia juga menekankan, apapun jenis masker bisa digunakan untuk melindungi diri ketika berada di luar rumah daripada tidak sama sekali menggunakan masker. 

"Masker ini susah-susah gampang. Patokannya memakai masker jenis apapun di kondisi seperti ini jauh lebih baik dibandingkan tidak menggunakan masker. Melindungi saluran nafas kita dengan menggunakan masker tentu lebih baik daripada tidak menggunakan masker ketika berada di luar," kata dia dalam virtual exclusive interview dengan awak media, Jumat 11 Agustus 2023.

Terkait sejauh mana bahaya atau tidaknya polutan yang masuk ke dalam tubuh, Feni menjelaskan bahwa dalam komponen polusi udara terdapat gas dan partikel yang tentu membahayakan bagi tubuh.

Kondisi udara di Jakarta yang penuh polusi.

Photo :
  • VIVA/M Ali Wafa

"Seberapa bahaya melihat empat jenis, konsentrasinya, lamanya, dan kondisi individu. Bahan polusi udara ada gas yang bersifat iritasi saluran nafas makanya kalau keluar mata perih, hidung berair, tenggorokan sakit, itu gas yang bersifat iritasi," kata dia.

Selain itu, Feni menjelaskan bahwa dalam komponen polusi udara terdapat gas yang berisfat asfiksi yang dapat menyebabkan orang menjadi sesak, yakni karbon dioksida (CO).  

"Belum lagi partikel yang paling disorot partikular meter yang ukurannya sangat kecil dan bisa masuk sampai ke dalam paru bahkan masuk ke tubuh ke aliran darah yang itulah kalau dikaji lebih lebih lanjut bisa mempengaruhi ke otak, sistem imun, dan ke kardiovaskular sistem jantung," kata dia. 

Dia menambahkan,"seberapa pengaruh bahaya itu dipeharuhi oleh jenis bahan polutan, gas, partikelnya, konsentrasinya. Sekarang makin tinggi, tentu konsentrasinya makin besar. Berapa lama orang itu terpapar polusi udara ibaratnya makin lama berada di polusi udara tentu makin banyak pengaruhnya ke kesehatan makin besar," kata dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya