Polusi Udara Buruk, Wamenkes Dante Sarankan Pakai Masker dan Naik Kendaraan Umum

Kondisi udara di Jakarta yang penuh polusi. (Ilustrasi)
Sumber :
  • VIVAnews/ M Ali Wafa

JAKARTA – Polusi udara buruk di sejumlah kota besar di Indonesia mencetuskan berbagai keluhan masyarakat lantaran membahayakan kesehatan. Menurut Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono upaya menurunkan angka polusi udara ini seharusnya menjadi tanggung jawab bersama dan bukan hanya dari pemerintah.

Outlook Otomotif: Mengatasi Stagnasi dan Menyongsong Era Rendah Emisi

Wamenkes Dante menegaskan bahwa polusi udara menjadi permasalahan yang harus diatasi bersama sehingga dapat dilakukan dengan upaya bersama. Salah satunya, dia menyoroti banyaknya masyarakat yang masih memakai kendaraan pribadi alih-alih transportasi umum yang sudah disiapkan pemerintah. Scroll untuk info selengkapnya.

"Kalau bisa mengandalkan kendaraan umum itu juga akan lebih baik," ujar Wamenkes Dante, dikutip Antara, Selasa 15 Agustus 2023. 

Tarif dan Contoh Hitung Opsen Pajak Kendaraan yang Berlaku 2025

Wamenkes Dante lantas menyebut bahwa upaya bersama dengan bergotong-royong membenahi kota-kota besar ini harus disadari oleh tiap individu. Sebab, polusi udara kian memburuk seperti di Jakarta, Bekasi, Tangerang, hingga Bandung.

Pahami Bahaya Tempel Stiker QR Code MyPertamina di Bodi Mobil

"Masyarakat harus bisa berjaga-jaga dan mesti consider (pertimbangkan) polusi ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah saja, tapi tanggung jawab bersama," imbuhnya.

Untuk itu, Wamenkes Dante juga menyampaikan agar kembali terbiasa memakai masker sehingga polusi udara tak terhirup dan membahayakan saluran pernapasan. Di kota-kota besar sendiri, pemakaian masker sangat dianjurkan untuk mencegah polusi terpapar ke tubuh sehingga berdampak pada kesehatan jangka panjang.

Di sisi lain, Wamenkes Dante mengatakan bahwa pemerintah dari berbagai bidang sedang berembuk melakukan evaluasi bersama terkait faktor-faktor polusi udara. Serta, akan menyiapkan langkah dan upaya menanggulangi polusi udara secara komprehensif.

"Saat ini permasalahan polusi sedang dibahas di rapat Presiden bersama beberapa menteri. Nanti akan dikeluarkan langkah-langkah konkret tentang polusi yang sedang terjadi saat ini," tutur Wamenkes.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Sigit Reliantoro mengklaim bahwa pengguna kendaraan bermotor yang kian bertambah menjadi penyebab polusi udara yang memburuk.

Ilustrasi sejumlah kendaraan yang terjebak macet.

Photo :
  • ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah/aww.

Sigit menjelaskan data yang ada di tahun 2022 bahwa 24,5 juta kendaraan bermotor tercatat di DKI Jakarta. Kemudian, sebesar 78 persen di antaranya adalah kendaraan roda dua atau sepeda motor.

"Kemudian, (rata-rata) pertumbuhannya per tahun dari 2018-2022 itu 5,7 persen dan sepeda motor itu 6,38 persen," ujar Sigit Reliantoro dikutip dalam kanal Youtube KLHK.

Lebih dalam, Sigit menyoroti bahwa kendaraan bermotor ini rata-rata bertambah 1,2 juta unit tiap tahun. Dari pertambahan angka itu, sebanyak 1.046 juta unit tercatat adalah sepeda motor. Maka, Sigit menggarisbawahi pentingnya peran transportasi umum di perkotaan.

"Jadi yang paling penting konsep transportasi itu bagaimana memperbanyak perpindahan orang, bukan memperbanyak perpindahan kendaraan. Sehingga efisiensi per kendaraan itu sangat penting," tambahnya.

Sigit membeberkan bahwa untuk satu kendaraan sepeda motor saja yang bisa mengangkut 2 orang dapat memproduksi sebesar 7 karbodioksida (CO) gram per kilometer. Angka itu jauh lebih besar dibanding kendaraan mobil menghasilkan 1,71 CO gram per kilometer dan bus yang menghasilkan 2,3 CO gram per kilometer.

"Jadi artinya kalau kita naik bus, itu kontribusi kita terhadap CO itu jauh lebih kecil dibandingkan kita naik sepeda motor," terang Sigit.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya