Fuji Mengidap Skoliosis di Tulang belakangnya, Kenali Penyebab dan Cara Mencegahnya
- Tangkapan Layar: Instagram
VIVA Lifestyle – Penyakit skoliosis tengah menjadi sorotan banyak orang di media sosial, usai Fujianti Utami Putri membagikan dirinya mengalami tulang belakang bengkok alias miring ke sisi sebelah kiri.
Skoliosis sendiri merupakan kondisi di mana tulang belakang melengkung ke sisi tertentu, sehingga menyebabkan punggung menjadi tidak lurus dan terlihat lebih bengkok. Salah satu variasi skoliosis adalah ketika tulang belakang bengkok ke kiri. Kondisi ini dapat mempengaruhi berbagai usia dan bisa disebabkan oleh berbagai faktor.
Tulang belakang bengkok ke sisi sebelah kiri ini seperti yang dialami oleh adik dari Fadly Faisal baru-baru ini. Atau dengan kata lain, skoliosis merupakan kondisi tulang belakang yang melengkung secara tidak normal. Di mana, biasanya lengkungan tersebut terjadi dari atas bahu hingga bagian bawah punggung.
Anda bisa dikatakan mengidap skoliosis jika bagian tulang belakang melengkung menyerupai huruf S atau C. Lantas, apa yang menyebabkan skoliosis terjadi atau tulang belakang jadi bengkok? Daripada penasaran, scroll terus ke bawah untuk membaca informasi selengkapnya.
Menurut laman webmd.com, bahwa ada beberapa jenis skoliosis memiliki penyebab yang jelas. Dokter membagi kurva tersebut menjadi dua kategori yakni struktural dan nonstruktural.
Pada skoliosis nonstruktural, tulang belakang bekerja normal tetapi terlihat melengkung. Hal ini terjadi karena beberapa alasan, seperti memiliki satu kaki yang lebih panjang dari kaki lainnya, kejang otot, dan peradangan seperti radang usus buntu. Ketika masalah ini diobati, skoliosis seringkali hilang.
Pada skoliosis struktural, lekukan tulang belakang kaku dan tidak dapat dibalik. Sedangkan menurut American Association of Neurological Surgeons (AANS), sekitar 80% penyebab kasus skoliosis belum dapat diidentifikasi secara jelas.
Namun, kondisi ini biasanya terjadi sejak lahir hingga berusia 7 tahun. Penyebab umumnya ialah cacat lahir, kelainan neurologis, dan kondisi genetik.
Lebih lanjut, melansir dari Medical News Today, penyebab skoliosis cenderung sulit diprediksi atau diketahui, namun ada beberapa gejala umum yang dapat diidentifikasi sebagai beberapa penyebab skoliosis.
Genetik
Faktor genetik dapat memainkan peran penting dalam perkembangan skoliosis. Jika ada riwayat keluarga dengan skoliosis, maka ada kemungkinan lebih tinggi bagi seseorang untuk mengalami kondisi ini. Gen-gen tertentu diketahui berperan dalam pengaturan pertumbuhan dan perkembangan tulang belakang.
Skoliosis Sindromik
Selanjutnya, skoliosis dapat berkembang sebagai bagian dari kondisi medis, termasuk neurofibromatosis atau sindrom Marfan. Sindrom Marfan tak hanya mempengaruhi otot, namun juga fungsi jantung, mata, pembuluh darah, dan juga tulang. Penderita sindrom ini biasanya memiliki tubuh tinggi dan kurus dengan lengan, kaki, jari, dan jari kaki yang panjang.
Cacat Lahir
Beberapa kasus skoliosis dapat disebabkan oleh kelainan bawaan pada tulang belakang. Ketidaknormalan perkembangan ini mungkin tidak terlihat sejak lahir, tetapi bisa semakin terlihat saat anak tumbuh dan tulang belakangnya berkembang.
Cacat lahir yang memengaruhi tulang belakang bayi, seperti spina bifida juga bisa jadi penyebab umum skoliosis. Selain itu, infeksi tulang belakang dan cedera cenderung dialami oleh mereka yang memiliki riwayat skoliosis.
Distrofi Otot
Tak hanya itu kemudian ada distrofi otot. Distrofi otot sendiri merupakan gangguan kelainan genetik yang menyebabkan kelemahan otot. Adapun distrofi otot pada bayi kerap terjadi juga, lho.
Cerebral Palsy
Cerebral palsy juga masuk ke dalam penyebab seseorang mengalami skoliosis. Di mana gangguan sistem saraf yang memengaruhi gerakan, belajar, mendengar, melihat, dan berpikir.
Adapun gejala yang kerap dirasakan yakni:
- Gangguan tumbuh kembang, misalnya gangguan berguling, merangkak, duduk, dan berjalan
- Terdapat bagian tubuh yang terlalu terkulai atau kaku
- Bayi hanya menggunakan satu sisi tubuh saja dalam beraktivitas
- Sulit bernapas
- Sering mengalami kejang
Dan beberapa tambahan penyebab lainnya, antara lain sebagai berikut:
Kelainan Neuromuskuler
Beberapa kondisi neuromuskuler seperti cerebral palsy, dystonia, atau muscular dystrophy dapat mempengaruhi otot-otot yang mendukung tulang belakang. Kelemahan atau ketidakseimbangan otot ini dapat menyebabkan tulang belakang bengkok ke kiri atau sisi lainnya.
Gangguan Hormonal
Beberapa gangguan hormonal, seperti kelainan tiroid atau hormon pertumbuhan yang tidak seimbang, dapat mempengaruhi pertumbuhan tulang belakang dan menyebabkan skoliosis.
Infeksi atau Tumor Tulang Belakang
Meskipun jarang terjadi, infeksi pada tulang belakang atau tumor yang tumbuh pada atau di dekat tulang belakang dapat menyebabkan perubahan bentuk tulang belakang dan menyebabkan skoliosis.
Gejala Skoliosis
Menurut jurnal Scoliosis and Spinal Disorder, sebenarnya, gejala skoliosis sendiri sangatlah bervariasi. Semua itu tergantung pada derajat skoliosis.
Selain itu, gejala skoliosis biasanya sudah terlihat sejak bayi atau remaja. Gejalanya berbeda-beda, tergantung pada usia orang tersebut.
Gejala Skoliosis pada Remaja
Bentuk paling umum dari skoliosis muncul pada masa remaja dan dikenal sebagai skoliosis idiopatik remaja. Ini biasanya terjadi pada remaja berusia antara 10 dan 18 tahun. Gejala skoliosis pada remaja ialah:
- Posisi kepala tidak tepat berada di tengah atau lurus dan selaras dengan tubuh serta leher.
- Tulang rusuk pada bagian kiri dan kanan memiliki ketinggian yang berbeda.
- Bentuk pinggul pada bagian kiri dan kanan juga tidak lurus atau terlihat lebih menonjol.
- Ketika mengenakan pakaian, akan merasakan bahwa bahu atau atau tulang belikat terlihat lebih tinggi dibandingkan sisi lainnya.
- Panjang kaki kiri dan kanan berbeda.
Beberapa jenis skoliosis dapat menyebabkan sakit punggung dan umumnya menyerang orang-orang yang lebih tua atau dewasa
Gejala Skoliosis pada Bayi
Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa skoliosis juga bisa menyerang bayi yang baru lahir. Jadi Anda patut waspada, jika bayi Anda mengalami gejala-gejala seperti yang ada berikut ini.
- Ada benjolan di salah satu sisi dada.
- Berbaring dengan tubuh condong ke salah satu sisi.
- Pada kasus yang lebih berat dapat menyebabkan nyeri dada, masalah jantung, paru-paru, dan sesak napas.
Jika bayi tidak mendapat pengobatan untuk skoliosis, mereka akan lebih berisiko mengalami masalah di kemudian hari, seperti gangguan fungsi jantung dan paru-paru.
Pengobatan Skoliosis
Untuk skoliosis ringan, Anda mungkin tidak memerlukan pengobatan. Sebaliknya, dokter Anda mungkin mengawasi Anda dan melakukan rontgen sesekali untuk melihat apakah itu semakin parah. Beberapa anak tumbuh dari skoliosis. Jika Anda atau anak Anda memerlukan perawatan, dokter Anda mungkin menyarankan:
Kawat Gigi
Pada anak-anak yang masih dalam masa pertumbuhan, mengenakan penyangga di sekitar tubuh Anda dapat menghentikan kelengkungan yang semakin parah.
Mereka biasanya terbuat dari plastik. Banyak anak memakainya 24 jam sehari. Anda tidak dapat melihatnya di bawah pakaian, dan mereka tidak menghentikan Anda melakukan aktivitas sehari-hari.
Operasi fusi tulang belakang
Dalam operasi ini, dokter menempatkan potongan tulang atau bahan serupa di antara tulang di tulang belakang Anda. Mereka menggunakan perangkat keras untuk menahan tulang di tempatnya sampai tumbuh bersama, atau melebur. Operasi ini dapat mengurangi kelengkungan tulang belakang Anda serta menjaganya agar tidak semakin parah.
Operasi penumbuhan berbasis tulang belakang dan tulang rusuk
Hal ini dilakukan untuk memperbaiki skoliosis yang lebih serius pada anak-anak yang masih dalam masa pertumbuhan. Dokter menempelkan batang ke tulang belakang atau tulang rusuk Anda dengan perangkat keras. Saat Anda tumbuh, dokter menyesuaikan panjang batang.
Pencegahan Skoliosis
Tidak ada cara untuk mencegah skoliosis. Jadi, lupakan rumor yang mungkin pernah Anda dengar, seperti cedera olahraga masa kecil yang menyebabkan skoliosis.
Demikian pula, jika anak Anda bersekolah, Anda mungkin khawatir dengan berat buku pelajaran yang mereka bawa. Meskipun tas punggung yang berat dapat menyebabkan sakit punggung, bahu, dan leher, hal itu tidak menyebabkan skoliosis.
Dan bagaimana dengan postur tubuh yang buruk ? Cara seseorang berdiri atau duduk tidak memengaruhi peluang mereka terkena skoliosis. Tetapi tulang belakang yang melengkung dapat menyebabkan tubuh kurus. Jika anak Anda tidak dapat berdiri tegak, mintalah dokter untuk memeriksa tulang belakangnya.