Anak-anak Lebih Rentan Sakit Pasca Pandemi? Dokter Ungkap Alasannya

Ilustrasi anak sakit.
Sumber :
  • Pexels/miroshnichenko

JAKARTA – Pandemi COVID-19 sudah berangsur mereda dengan kondisi endemi yang dinyatakan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di berbagai negara, termasuk Indonesia. Kendati begitu, dampak dari pandemi COVID-19 sendiri ternyata tak bisa dianggap sepele karena dampaknya terlihat nyata pada anak-anak yang terbiasa di rumah dengan tidak terpapar 'dunia luar'.

Dokter Spesialis Anak RSIA Bunda Jakarta, dr. I Gusti Ayu Nyoman Partiwi, Sp.A, MARS, membenarkan bahwa situasi pandemi COVID-19 yang sudah mereda dan membaik terbukti memberi dampak kurang menyenangkan pada anak. Sebab, anak-anak yang sering tak terpapar lingkungan luar di sekitarnya ternyata menjadi lebih mudah mengalami sakit. Scroll untuk info selengkapnya.

"Setelah corona anak lebih mudah sakit, kenapa? Karena anak-anak ini selama 1-2 tahun, break vaksinasi," ujarnya dalam acara media terbatas di RSIA Bunda, Jakarta, Senin 31 Juli 2023.

Dokter Tiwi, sapaannya, menjelaskan bahwa banyak anak yang tidak diberikan imunisasi sesuai jadwal karena saat pandemi lebih fokus pada gejala-gejala COVID-19 itu sendiri. Orangtua juga kerap merasa khawatir untuk mengajak anak imunisasi ke rumah sakit lantaran rentan tertular COVID-19.

"Jadi sistem kekebalannya kayak jadi ngulang lagi. Itu mungkin yang menyebabkannya (mudah sakit)," jelas dokter Tiwi.

Lebih dalam, dokter Tiwi juga menyebut bahwa kebiasaan di saat pandemi itu turut memengaruhi kondisi kesehatan anak. Salah satunya, memakai masker terlalu sering yang menyulitkan anak bernapas dan justru berisiko pada penurunan sistem imunitas di area tersebut.

"Pakai masker buat anak menyulitkan bernapas. Kan mereka setelah corona itu harus pakai masker tapi mereka sendiri juga merasa tidak nyaman, merasa pernapasan gampang rinitis, gatel, membuat sistem kekebalan di (bagian tubuh) lokal tidak baik sehingga mudah sakit," jelasnya.

Cerita Nadila Ernesta Berjuang Sembuh dari Psoriasis

Hospital Director RSIA Bunda Jakarta, dr. Imelda Rachmawati, MARS, turut menjelaskan bahwa tren kesehatan saat ini berdasarkan catatan di RSIA Bunda Jakarta melihat kecenderungan pada preventif terhadap penyakit. Hal ini berkaca dari kondisi pandemi yang menulari lantaran kekebalan tubuh rendah sehingga mudah terinfeksi.

"Lihat dari pasien-pasien di RSIA Bunda Jakarta, tren yang terjadi, pasien lebih banyak mencari untuk melakukan pencegahan terhadap penyakit yang mungkin timbul. Mungkin saat pandemi banyak yang takut infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) yang menakutkan saat itu," jelasnya.

PBB: Kematian Anak Palestina akibat Dibunuh Tentara Israel di Tepi Barat Naik Tiga Kali Lipat

Ilustrasi anak sakit.

Photo :
  • freepik/lifeforstock

Orangtua pun kerap mencari tahu cara untuk mencegah berbagai penyakit berbahaya pada anak dan janin dalam kandungannya sehingga memiliki kondisi kesehatan lebih baik. Upaya yang dilakukan termasuk melakukan skrining terhadap kesehatan tubuh secara menyeluruh.

KPAI Sebut Anak-anak Rentan Jadi Objek Politik Selama Tahapan Pilkada 2024

"Pasien banyak juga mencari bagaimana melakukan skrining terhadap kesehatan wanita dan anak. Mungkin juga yang belum menikah, ingin tahu bagaimana skrining terhadap fertilitas. Melakukan pemeriksaan saat kehamilan yang lebih holistik dan terpadu. Jadi saat hamil, sudah dipastikan kondisi anak cukup sehat," tandasnya.

Orang Tua Harus Waspada! Penyakit Pneumonia Jadi Penyebab Terbesar Kematian Pada

4 Perbedaan Pneumonia pada Anak dan Dewasa, Siapa yang Paling Berisiko Terpapar?

Dalam beberapa tahun terakhir, kasus pneumonia pada orang dewasa dilaporkan mengalami peningkatan signifikan. Pneumonia sering kali diawali dengan gejala ringan.

img_title
VIVA.co.id
28 November 2024