Kisah Petugas Kesehatan Arif Joko Jadi Teknisi Elektromedis, Pantang Menyerah saat Puncak Haji
- Kemenkes
MADINAH – Kunci keberhasilan menjalankan tugas sebagai PPIH bidang kesehatan di Arab Saudi adalah semangat pantang menyerah dan siap jalani tugas 24 jam non-stop, hal ini disampaikan oleh PJ Elektromedis Daker Madinah Ir. Arif Joko Wuryanto, ST.
Pak joko panggilan sehari-harinya, Teknisi Elektromedis Ahli Muda di RSJ Sambang Lihum Provinsi Kalsel terpilih menjadi PPIH Bidang Kesehatan Arab Saudi Tahun 2023 melalui proses
yang panjang mulai pendaftaran, tes, nominasi, dan pelatihan kesehatan haji.
Ia mengaku dalam menjalankan tugasnya di Arab Saudi tidaklah mudah di tengah keterbatasan sarana prasarana dan Alat Kesehatan (Alkes) dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada jemaah haji.
Ia menyampaikan kekuatan doa dan ridho Allah SWT merupakan energi terbesarnya sehingga bisa memastikan seluruh peralatan kesehatan dapat berjalan lancar demi mendukung pelayanan kesehatan.
“Menjalankan tugas sebagai elektromedis di Arab Saudi pastinya tidak semudah jika berada di Indonesia. Banyak sekali keterbatasan sarana prasarana, hingga sulitnya mencari suku cadang Alkes yang sesuai dengan spesifikasi kami. Namun saya percaya Allah SWT pasti mudahkan jalan saya,” ungkapnya.
Selama ia bertugas di Arab Saudi, Joko menyampaikan pengalaman uniknya sebagai elektromedis yaitu saat bertugas di puncak haji terutama di Mina. Kondisi di Mina saat itu menuntut seorang elektromedis tidak hanya pintar memperbaiki alat kesehatan, namun juga harus mempunyai kemampuan manajemen perencaaan dan manajemen alat medik.
Selain itu Joko menyampaikan bahwa, saat bertugas di Mina sangat diperlukan keahlian dalam pemeliharaan listrik arus kuat dalam bertegangan tinggi. Hal ini dirasa perlu karena beberapa kali terjadi urgensi sehingga perlu melakukan perbaikan alat di mana alat tersebut tidak boleh dalam keadaan padam saat pelayanan. Jika padam, maka akan berpengaruh pada keselamatan pasien.
“Paling unik yang saya rasakan adalah saat bertugas di Mina saat puncak haji. Kondisi saat itu mendorong kami elektromedis untuk memutar otak terutama untuk memperbaiki alat kesehatan yang butuh untuk digunakan segera. Sempat saya harus memperbaiki oksigen consentrator dalam kondisi tersambung dengan listrik bertegangan tinggi," ucapnya.