Virus Baru MERS Lebih Mematikan, Diduga Sudah Tulari Ratusan Orang

Virus MERS
Sumber :
  • CNN

ABU DHABI – Pandemi COVID-19 mungkin sudah berakhir, namun virus Infeksi Virus Corona MERS (Sindrom Pernafasan Timur Tengah Coronavirus) masih menjangkiti masyarakat di berbagai belahan dunia. Bahkan, laporan terbaru dari pasien MERS menunjukkan bahwa virus tersebut kian berbahaya dan mematikan.

Pemerintah Kalimantan Timur Gandeng Malaysia Buat Kendalikan Dengue

Dalam sebuah laporan baru-baru ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengonfirmasi bahwa seorang pria berusia 28 tahun dari Abu Dhabi dinyatakan positif mengidap MERS yang berpotensi fatal dan mematikan. Menurut laporan awal, 108 orang lain yang melakukan kontak dekat dengan pria yang terinfeksi telah diperiksa oleh petugas kesehatan kota, tetapi belum ada infeksi sekunder yang ditemukan. Scroll untuk info selengkapnya.

"Pria yang terinfeksi telah dirawat di rumah sakit bulan lalu dan sedang menjalani perawatan. Kondisi pasien yang terinfeksi saat ini masih ditunggu," kata seorang pejabat kesehatan dikutip laman The Health Site, Kamis 27 Juli 2023.

Gejalanya Mirip Flu Biasa, Awas Risiko Serius Virus RSV yang Meningkat di Musim Hujan

Dalam sebuah laporan, Ahas WHO mengungkapkan bahwa total 2.605 kasus virus MERS-CoV telah dilaporkan sejauh ini, dengan 936 kematian terkait. Jadi apa bedanya virus baru ini? Bisakah itu memicu pandemi seperti COVID-19 di seluruh dunia? 

Kenali Penyakit Hepatitis, IDI Woha Bagikan Informasi Pengobatan yang Tepat

Berikut detail virus ini dan berbagai gejala yang mungkin dialami seorang setelah tertular MERS.

Infeksi Coronavirus MERS Baru
Pada tahun 2012, Arab Saudi melaporkan kasus pertama dari Sindrom Pernafasan Timur Tengah Coronavirus (MERS-CoV). 

Lebih dari 27 negara sejauh ini ditemukan memiliki virus, termasuk Aljazair, Austria, Bahrain, China, Mesir, Prancis, Jerman, Yunani, Republik Islam Iran, Italia, Yordania, Kuwait, Lebanon, Malaysia, Belanda, Oman, Filipina, Qatar, Republik Korea, Kerajaan Arab Saudi, Thailand, Tunisia, Turki, Uni Emirat Arab, Inggris, Amerika Serikat, dan Yaman.

Bagaimana virus MERS menyebar?
MERS Coronavirus yang baru terdeteksi adalah penyakit pernapasan virus yang disebabkan oleh coronavirus sindrom pernapasan Timur Tengah (MERS CoV). Ini adalah virus zootonik yang dapat ditularkan oleh manusia dan hewan. Menurut data WHO, kontak tanpa perlindungan dengan unta dromedaris yang terinfeksi adalah metode utama penularan di Arab Saudi, tempat semuanya dimulai pada 2012.

Ada banyak jenis virus dalam keluarga coronavirus, yang dapat menyebabkan penyakit termasuk flu biasa, sindrom pernapasan akut yang parah (SARS), dan penyakit coronavirus-2019 (COVID-19).

Gejala virus MERS-COVID
WHO menyatakan bahwa demam, batuk, dan sesak napas merupakan gejala umum MERS. Meskipun pneumonia biasa terjadi, pasien MERS mungkin tidak selalu mengidap penyakit tersebut. Diare dan gejala gastrointestinal lainnya juga ditemukan pada pasien MERS.

Perawatan Tepat
Tidak ada vaksinasi atau terapi khusus untuk MERS-CoV saat ini tersedia, namun banyak vaksin dan terapi semacam itu sedang diuji pada manusia. Pasien dengan MERS menerima perawatan suportif yang bergantung pada keadaan klinis mereka tanpa adanya obat khusus MERS.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya