Pangkas Obesitas Lewat Bedah Bariatrik Tapi Takut Bikin Sakit, Ini Kata Dokter

Ilustrasi perut buncit - lemak perut.
Sumber :
  • Freepik: Anastasia Kazakova

JAKARTA – Mengalami obesitas ditambah penyakit genetik itu berbahaya sekali buat kesehatan, lho. Pada kasus tertentu, bedah bariatrik bisa jadi solusi untuk keluhan tersebut. Masih ragu untuk menjalani tindakan ini? Yuk, baca dulu fakta-fakta mengenai bedah bariatrik.

100 Orang dirawat di RSCM Lantaran Judi Online, Menkes Minta Masyarakat Lakukan Ini

Bedah bariatrik kerap dianggap berbahaya dengan risiko tinggi. Faktanya, bedah bariatrik merupakan teknik pembedahan yang memiliki risiko sebanding dengan risiko pembedahan untuk mengangkat kandung empedu yang merupakan pembedahan rutin di semua rumah sakit. Dengan begitu, bedah bariatrik ini tidak memicu kesakitan pada pasien. Yuk, scroll untuk info selengkapnya

"Pasien setelah pembedahan bariatrik rata-rata pulang dari rumah sakit pada hari kedua perawatan, sama seperti kebanyakan pasien setelah pengangkatan usus buntu atau kandung empedu. Bedah bariatrik 99 persennya dilakukan dengan teknik laparoskopi, yaitu pembedahan dengan sayatan kecil," ujar Dokter Spesialis Bedah Subspesialis Bedah Digestif, Dr. dr. Peter Ian Limas, Sp. B, Subsp. B. D. (K), dalam keterangan persnya, dikutip Selasa 25 Juli 2023.

Kandungan Gula dalam Ubi Jalar Rebus: Apakah Aman untuk Penderita Diabetes?

Dokter yang praktik di RS Pondok Indah itu menyebut bahwa bedah bariatrik sendiri sudah ada sejak 1968. Dokter Peter menepis bahwa tindakan bedah ini terbilang mahal lantaran cara tersebut yang cukup efektif mengatasi berbagai penyakit lain selain obesitas.

Terpopuler: Keluarin di Luar Kenapa Masih Bisa Hamil? Ngantuk Parah Usai Makan Siang Tanda Diabetes?

"Bedah bariatrik merupakan opsi yang efektif dengan tingkat kesuksesan tinggi, tidak hanya untuk menurunkan berat badan, tetapi juga terbukti bermanfaat bagi pasien yang memiliki komorbid diabetes dan hipertensi. Selain itu, efek domino dari bedah bariatrik dapat mengurangi bahkan menghilangkan risiko gangguan jantung dan ginjal, stroke, hingga kanker," imbuhnya.

Bagi pasien dengan risiko komorbid, menjalani bedah bariatrik tentu lebih efisien dalam hal biaya dibandingkan dengan menjalani perawatan ketika terkena komplikasi akibat komorbid yang dimiliki. Contohnya jika seseorang memiliki komorbid dan mengalami serangan jantung, biaya pemasangan satu buah stent jantung saja sudah jauh melebihi biaya bedah bariatrik.

Menurutnya, bedah bariatrik juga bukan hanya untuk melangsingkan badan. Di mana, bedah bariatrik memiliki efek luar biasa untuk menyembuhkan atau setidaknya mengurangi kelainan metabolik seperti diabetes, hipertensi, dan hiperkolesterolemia. Namun, bedah bariatrik sendiri bukan berarti menyebabkan kurus hingga malnutrisi.

"Bedah bariatrik yang paling sering dilakukan yakni sleeve gastrectomy, sangat jarang menyebabkan malnutrisi. Tubuh kurus yang dicapai dengan pembedahan bariatrik merupakan kurus karena pembakaran lemak, kurus paling alami yang mungkin bisa didapat," imbuhnya.

Ilustrasi obesitas/kegemukan.

Photo :
  • Pexels/Andres Ayrton

Ada pun, tingkat komplikasi pada pembedahan sleeve gastrectomy (pembedahan bedah bariatrik paling populer saat ini) hanya sekitar 1 dari 1.000 pasien, lebih rendah dibandingkan dengan pembedahan kandung empedu. Efek bedah bariatrik jauh lebih permanen dari diet manapun. Dampak bedah bariatrik dapat menjadi benar-benar permanen dengan mempertahankan perubahan pola makan yang sudah ada setelah pembedahan. 

"Permanen dapat dicapai dengan disiplin dan menahan diri, serta menjalani hidup sehat dengan berolahraga, yang menjadi jauh lebih mudah dilakukan karena bobot tubuh sudah berkurang," kata dokter Peter.

Lebih dalam, bedah bariatrik tidak bertujuan membuat langsing dan memiliki bentuk tubuh yang lebih menarik. Tujuan utama bedah bariatrik adalah menyelamatkan pasien obesitas dari komplikasi seperti stroke dan serangan jantung yang merupakan efek langsung dari diabetes, hipertensi, dan hiperkolesterolemia yang dapat menyerang pasien obesitas. 

"Menjadi langsing dan mendapatkan bentuk tubuh lebih menarik adalah bonus dan efek tambahan yang hampir selalu terjadi," tandasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya