Manfaat Isomaltulosa Terhadap Lonjakan Drastis Kadar Gula Diabetisi
- VIVA/Rizkya Fajarani Bahar
JAKARTA – Menjaga pola asupan merupakan salah satu hal utama yang perlu dilakukan oleh diabetisi (penderita diabetes). Peningkatan atau penurunan kadar gula darah secara drastis bisa saja mengancam jiwa jika tidak mendapatkan penanganan segera.
Oleh sebab itu, sangat penting untuk meningkatkan awareness masyarakat terkait penyakit silent killer ini. Serta bagi para diabetisi, penting untuk mengetahui cara mencukupi nutrisi harian tapa takut terjadi peningkatan dan penurunan kadar gula drastis. Yuk lanjut scroll artikel selengkapnya berikut ini.
Para diabetisi harus mendapatkan nutrisi lewat pola makan yang seimbang setiap hari, salah satunya adalah dengan mengonsumsi suplemen dengan nutrisi yang seimbang, memiliki serat yang cukup, vitamin dan mineral yang lengkap, rendah atrium, serta tidak mengandung kolesterol.
"Diabetes merupakan penyakit yang akrab kita dengar, padahal sebenarnya merupakan silent killer yang berbahaya. Diabetes, baik diabetes tipe 1 maupun 2, dapat menyebabkan berbagai komplikasi yaitu penyakit radiovasukular, stroke, penyakit syaraf (neuropati), penyakit ginjal (nefropati), dan penyakit mata (retinopati)," ujar dr. Marini Siregar, SpGK, Dokter Spesialis Gizi Klinik, dalam media briefing bersama Fahrenheit, di kawasan Menteng, Jakarta, Rabu 25 Juli 2023.
Terdapat dua jenis diabetes, yaitu diabetes tipe 1 dan 2. Diabetes tipe 1 disebabkan oleh kurangnya hormon insulin dalam tubuh yang dihubungkan dengan proses autoimun serta sangat dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan.
Sedangkan pada diabetes tipe 2, tubuh dapat menghasilkan insulin secara normal, tetapi insulin dapat tidak digunakan secara normal. Kondisi ini dikenal juga sebagai resistensi insulin.
"Untuk itu, masyarakat perlu mengenal gejala-gejala diabetes agar segera mendapatkan penanganan yang tepat. Beberapa gejala yang mudah dikenali seperti rasa haus dan lapar yang berlebih, sering buang air kecil, penurunan berat badan secara tiba-tiba, lemah badan, cepat lelah, penglihatan mulai kabur, luka sembuh secara lambat, gatal-gatal pada kulit," jelas dr. Marini.
Oleh sebab itu, mereka yang sudah memiliki faktor risiko, perlu lebih memperhatikan apakah gejala-gejala tersebut sudah mulai dirasakan oleh tubuh.
Beberapa faktor risiko diabetes meliputi: riwayat keluarga, usia (> 45 tahun), riwayat diabetes melitus gestasional atau melahirkan bayi BBL > 4000 gr, berat badan berlebihan (obesitas), aktivitas fisik kurang, diet yang tidak sehat, serta mereka yang memiliki riwayat penyakit kardiovaskular.
Maka, bila seseorang memiliki faktor risiko diabetes hendaknya menjalani gaya hidup sehat, sepertipemilihan asupan makanan yang seimbang kandungan nutrisinya serta berolah raga.
"Olahraga yang dilakukan tidak perlu yang berat, bisa berbentuk jalan seat, lari, atau bersepeda. Selain itu, kita juga harus bisa mengelola stres, karena saat stres, kadar gula darah akan naik, sehingga pada akhirnya tidak bisa mengelola diabetes dengan baik pula," jelas dr. Marini.
Ahli Gizi itu kembali menambahkan, masyarakat dan para diabetisi juga perlu menjauhi alkohol dan rokok karena keduanya mampu memicu diabetes untuk berkomplikasi menjadi penyakit yang lebih parah, seperti penyakit jantung, stroke, hingga penyakit mata.
"Di luar itu semua, yang juga menjadi kunci utama adalah memperhatikan asupan makanan shat untuk diabetisi. Makan shat sangat penting, karena apa yang kita makan mempengaruhi kadar gula darah. Makanan harus memiliki zat gizi seimbang,” ujar dr. Marini.
“Sebisa mungkin, setiap kali makan, asupan makanan terdiri dari makanan sumber karbohidrat, protein, sayur dan buah. Jenis karbohidrat yang diasup juga merupakan hal yang penting karena sangat mempengaruhi kadar gula darah. Idealnya kaya akan serat, vitamin, mineral serta rendah akan gula tambahan, lemak ataupun sodium," tambahnya.
"Pada kondisi tertentu dimana asupan makan tidak adekuat, pasien DM juga dapat mengkonsumsi suplemen nutrisi agar kadar gula darah tetap dipertahankan, aktivitas sehari hari dapat berjalan dengan lancar serta untuk mempertahankan kualitas hidup diabetisi," jelas dr. Marini.
Salah satu jenis gula yang dapat dikonsumsi oleh diabetisi adalah isomaltulosa. Isomaltulosa adalah zat yang mirip sukrosa, yang mampu bertahan lebih lama, konstan dalam hal penyediaan energi yang diperlukan tubuh dan otak bila dibandingkan dengan sukrosa.
Isomaltulosa yang masuk bersama makanan/minuman akan diserap oleh tubuh 26-45% lebih lambat dari jenis gula lainnya dengan demikian gula darah stabil dan menimbulkan efek kenyang yang lebih lama.
Isomaltulosa memiliki beberapa keuntungan, seperti memungkinkan pasokan energi yang seimbang dan berkelanjutan, mendukung diet rendah glikemik rendah, meningkatkan metabolisme, manajemen berat badan dan pembakaran lemak, serta memfasilitasi produk yang aman juga bagi gigi.
"Pada intinya, kandungan ini menjadi salah satu kunci keseimbangan nutrisi harian diabetisi. Hasilnya akan lebih maksimal karena juga disinergikan dengan Whey, Omega 3, Omega 6, dan atrium yang rendah," tutupnya.