Ternyata Beda-beda, Ini Jenis Kanker Payudara Paling Ganas dan Menyebar Paling Cepat
- Pixabay/pexels
JAKARTA - Kanker payudara masih menjadi ancaman perempuan di seluruh dunia. Di Indonesia, kanker payudara merupakan kanker yang paling banyak ditemukan pada perempuan dan menjadi penyebab kematian akibat kanker tertinggi pada perempuan Indonesia, yakni 21,4 persen.
Salah satu jenis kanker payudara yang ganas dan menyebar lebih cepat adalah kanker payudara jenis HER2-positif. Kanker payudara HER2-positif merupakan jenis kanker payudara, di mana pasien dinyatakan positif protein yang disebut human epidermal growth factor receptor 2 (HER2). Satu dari lima pasien kanker payudara termasuk HER2-positif. Scroll untuk informasi selengkapnya.
Spesialis onkologi, DR. Dr. Andhika Rachman, SpPD-KHOM, FINASIM menjelaskan, HER2 (Human Epidermal Growth Factor Receptor 2) merupakan protein yang terdapat di permukaan sel yang berfungsi untuk pertumbuhan dan penyebaran sel.
Jika jumlah HER2 terlalu banyak dapat mengakibatkan pertumbuhan sel yang cepat dan tidak terkendali. Pada sel kanker HER2 positif maka sel kanker menjadi lebih agresif dan menyebar dengan cepat.
Kanker HER2 positif ditemukan pada 15 – 20 persen dari kanker payudara dan memiliki prognosis (perjalanan penyakit) yang buruk. Deteksi dini dan tata laksanaan yang tepat terhadap kanker payudara HER2 positif menjadi sangat penting untuk memaksimalkan penanganannya.
Di sisi lain, salah satu perkembangan revolusioner dalam penatalaksanaan kanker payudara HER2-positif adalah dengan menggabungkan dua antibodi monoklonal (pertuzumab dan trastuzumab) dengan enzim hialuronidase dalam satu suntikan yang memiliki manfaat klinis dan keamanan sebanding dengan yang diberikan melalui infus.
Dijelaskan Andika bahwa perkembangan penatalaksanaan kanker payudara HER2-positif memberi harapan bagi pasien. Menggabungkan dua antibodi monoklonal (pertuzumab dan trastuzumab) dengan enzim hialuronidase dalam satu suntikan adalah terobosan yang revolusioner.
Selain memiliki manfaat klinis dan keamanan sebanding dengan obat yang diberikan melalui infus, penyuntikan yang hanya memakan waktu 8 menit untuk suntikan pertama dan 5 menit di injeksi berikutnya.
“Ini lebih singkat dibandingkan pemberian infus Pertuzumab dan Trastuzumab yang memakan waktu hingga 150 menit. Kombinasi pertuzumab dan trastuzumab dalam satu suntikan ini ditujukan untuk pasien dengan kanker payudara HER2 positif stadium dini dan stadium metastatik dan untuk digunakan bersama dengan perawatan kemoterapi,” katanya.
Sementara itu, berdasarkan studi PHranceSCa, 85 persen pasien dengan kanker payudara HER2-positif lebih memilih terapi suntik subkutan pertuzumab+trastuzumab dengan dosis tetap dibandingkan pertuzumab+trastuzumab infus, karena merasa lebih nyaman selama pemberian obat dan hemat waktu, walaupun pemberian secara suntik sedikit lebih nyeri.
Pengobatan inovatif ini juga menguntungkan bagi tenaga kesehatan. Hal itu karena mengurangi waktu perawatan karena diberikan tanpa rekonstitusi, tanpa pelarutan, tanpa penyesuaian atau perhitungan dosis sesuai berat badan pasien dan tanpa akses jalur infus seperti kemoport.