Hewan Stres Ketika Disembelih Dagingnya Lebih Cepat Terinfeksi dan Mudah Busuk
- Freepik
JAKARTA – Hewan merupakan makhluk bernyawa yang mempunyai perasaan atau indera. Seperti halnya manusia, hewan dibuktikan dapat merasakan sesuatu dan peka dengan kondisi di sekitarnya. Dalam dunia pangan, di mana hewan ternak seperti sapi, ayam, kambing, dan sebagainya akan diolah daging dan bagian tubuh lainnya, harus diperlakukan dengan baik sebelum mereka disembelih.
Cara memperlakukan hewan tersebut diatur dengan ketentuan-ketentuan hukum yang didukung oleh etika dan keilmiahan. Kemudian prinsip-prinsip kesejahteraan hewan diimplementasikan dan dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
"Hewan selalu diposisikan sebagai benda dagang, diabaikan sebagai makhluk hidup. Padahal penting bagi kesehatan dan kesejahteraan. Sehingga jika salah urus dapat menimbulkan bencana," ujar Drh R.D. Wiwiek Bagja, Ketua Umum Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia, dalam media briefing bersama Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Mengurus hewan dengan cara yang salah cenderung dapat menyebabkan hewan tersebut merasa stres. Misalnya, ketika sapi kurban hendak dipotong, ia seharusnya mendapatkan tempat tidur yang nyaman dan makanan yang layak, bukannya diikat berhari-hari hingga kesulitan makan dan bergerak.
Kondisi stres pada hewan itu nantinya akan berdampak pada kualitas dagingnya. Hewan yang merasa stres sebelum disembelih, dagingnya akan lebih cepat terinfeksi bakteri dan mudah busuk.
"Hewan stres dagingnya akan berbeda, cepat terinfeksi, cepat basi, busuk. (Pada hewan) gelap matanya, ada juga yang pucat," kata Dokter Wiwiek.
Kesejahteraan hewan ini perlu diperhatikan sejak hewan tersebut dalam perjalanan pindah dari tempat ternak hingga tiba di rumah potong. Seperti halnya mengangkut ayam dengan truk di mana ayam-ayam tersebut diletakkan dalam sebuah box. Dengan kapasitas yang terlalu banyak, ayam akan sulit bergerak hingga menyebabkan sesak napas. Alhasil, ayam justru bisa mati dalam perjalanan.
Sesuai dengan ketentuan Organisasi Kesehatan Hewan Dunia, ada lima kebebasan yang harus didapatkan oleh hewan terkait dengan kesejahteraan mereka. Pertama, hewan harus bebas haus dan lapar, mendapatkan makanan yang sesuai, mendapatkan tempat tinggal yang layak atau terbebas dari ketidaknyamanan seperti kepanasan karena dijemur di luar ruangan. Kemudian, hewan juga harus bebas dari rasa sakit dan bebas mengekspresikan perilaku alaminya.
"Masyarakat ngga paham kesejahteraan hewan contohnya hewan ditarik-tarik sebelum disembelih. Sapi kan tidak bisa naik (ke kendaraan), disuruh loncat, stres," jelas Wiwiek.
Maka dari itu, dalam upaya mendukung kesejahteraan hewan Pemerintah menerbitkan Nomor Kontrol Veteriner (NKV) yang merupakan sertifikasi atau bukti tertulis yang sah telah dipenuhinya higienitas dan sanitasi sebagai jaminan keamanan produk hewan pada unit usaha produk hewan.
Sebelum membeli daging di swalayan, pembeli patut memperhatikan nomor NKV ini supaya bisa mengetahui dari mana asal peternakan daging hewan tersebut. Dari situ lah pembeli juga dapat mengetahui apakah daging itu layak dikonsumsi atau tidak.