Jangan Terjerumus Jadi Kaum LGBT, Ini Dampak Berbahaya Bagi Kesehatan dan Lingkungan Sosial
- VIVA/spectrum.com
Jakarta – Orientasi seksual dan identitas gender adalah bagian integral dari keberagaman manusia. Lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) adalah sebagian dari populasi yang memiliki orientasi seksual atau identitas gender yang berbeda dari mayoritas heteroseksual.Â
Meskipun tidak ada satu penyebab tunggal yang menjelaskan mengapa seseorang menjadi LGBT, ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi dan memahami keberadaan LGBT dalam masyarakat. Berikut beberapa faktornya yang dilansir dari berbagai sumber.
Faktor seseorang menjadi LGBT
- Faktor Biologis dan Genetik
Penelitian menunjukkan bahwa orientasi seksual dapat dipengaruhi oleh faktor biologis dan genetik. Beberapa penelitian menunjukkan kemungkinan adanya faktor genetik atau hormon prenatal yang memainkan peran dalam perkembangan orientasi seksual seseorang. Namun, studi ini masih dalam tahap awal, dan lebih banyak penelitian diperlukan untuk pemahaman yang lebih mendalam.
- Faktor Lingkungan
Pengalaman dan faktor lingkungan juga dapat berperan dalam perkembangan orientasi seksual seseorang. Stigma, tekanan sosial, diskriminasi, dan pengalaman trauma dapat mempengaruhi cara seseorang menyadari dan menerima orientasi seksual mereka.Â
Beban psikologis yang disebabkan oleh ketidakpahaman atau intoleransi masyarakat dapat menjadi faktor penting dalam perkembangan identitas LGBT.
- Kompleksitas Identitas dan Perkembangan Pribadi
Proses pengembangan identitas seksual dan gender merupakan perjalanan yang kompleks dan sangat individual. Ada berbagai faktor, termasuk interaksi sosial, eksplorasi diri, dan pemahaman pribadi yang mempengaruhi cara seseorang memahami orientasi seksual dan identitas gender mereka. Setiap individu memiliki pengalaman dan perjalanan yang unik dalam mengenali dan menerima diri mereka sendiri.
Bahaya LGBT
Penyebaran kasus LGBT ini begitu cepat. Seseorang yang terjerumus dalam kaum pelangi (LGBT) sangat berdampak besar bagi kesehatan, hingga dampak sosial. Dikutip dari situs RSUD Padang Panjang, simak informasi selengkapnya berikut ini.
Dampak Kesehatan
1. Kanker anal atau dubur
Jika seseorang gay melakukan hubungan sek anal, mereka memiliki resiko tinggi terkena penyakit kanker anal.
2.Kanker Mulut
Kebiasaan melakukan oral seks bisa menyebabkan kanker mulut. Sebab, faktanya rokok bukanlah satu-satunya penyebab kanker mulut terjadi. Hal ini sesuai dengan studi di New England Journal of Medicine yang dimuat di situs Dallasvoice.
3. Meningitis
Meningitis atau radang selaput otak terjadi karena infeksi mikroorganisme, kanker, penyalahgunaan obat-obatan tertentu dan mengalami peradangan tubuh. Namun, meningitis juga bisa terjadi karena penularan hubungan seks yang dilakukan oleh kaum LGBT.
4. HIV/AIDS
Umumnya, para LGBT memiliki gaya hidup seks bebas dengan banyak orang sehingga kecenderungan terkena virus HIV/ AIDS sangat tinggi.
Dampak Sosial
Seorang LGBT akan sulit mendapatkan ketenangan hidup karena selalu berganti-ganti pasangan. Penelitian menyatakan: “Seorang gay mempunyai pasangan antara 20-106 orang pertahunnya.
Sedangkan pasangan zina saja tidak lebih dari 8 orang seumur hidupnya. Sebanyak 43 persen orang LGBT (gay) yang didata dan diteliti menyatakan bahwa seumur hidupnya melakukan homoseksual dengan 500 orang.
28 persen melakukannya dengan lebih dari 1,000 orang. 79 persen melakukannya dengan pasangan yang tidak dikenali sama sekali dan 70 persen hanya merupakan pasangan kencan satu malam atau beberapa menit saja.
Berdasarkan penelitian di atas, melegalkan pasangan LGBT dalam ikatan pernikahan pada hakikatnya adalah tindakan yang sia-sia.
Dampak Pendidikan
Penelitian membuktikan bahwa pasangan homo menghadapi permasalahan putus sekolah lima kali lebih besar dari pada siswa normal karena mereka merasakan ketidakamanan dan 28 persen dari mereka dipaksa meninggalkan sekolah.
Dampak Keamanan
Kaum homoseksual menyebabkan 33 persen pelecehan seksual pada anak-anak di Amerika Serikat (AS), padahal populasi mereka hanyalah 2 persen dari keseluruhan penduduk negara itu.
Sementara itu, di Indonesia melalui riset dengan bantuan Google dalam kurun waktu 2014 hingga 2016, telah terjadi 25 kasus pembunuhan sadis dengan latar belakang kehidupan pelaku dan atau korban dari kalangan pelaku homoseksual.
Cara Mencegah
- Pola asuh orang tua yang diterapkan sesuai dengan jenis kelamin anak.
- Menjaga pergaulan di lingkungan.
- Menutup segala celah pornografi misalnya dari gadget. Orang tua harus aktif dalam hal ini.
- Diadakan kajian atau seminar mengenai bahaya LGBT di sekolah-sekolah.
- Adanya undang-undang yang melarang adanya LGBT sehingga hal ini tidak menyebar semakin parah.
- Diadakan penyuluhan keagamaan mengenai LGBT yang menyimpang dari aturan agama.