Gegara Duduk Seperti Ini Bisa Kena Saraf Kejepit, Kenali Gejalanya
- Pixabay/ StartupStockPhotos
TANGERANG – Duduk terlalu lama saat bekerja dengan postur yang tidak benar bisa menimbulkan masalah kesehatan. Tidak hanya pegal atau nyeri biasa, kebiasaan ini bisa membuat seseorang berisiko terkena saraf terjepit atau saraf kejepit.
Dokter spesialis orthopedi konsultan tulang belakang, dr. Omar Luthfi, Sp.OT (K) Spine, menjelaskan, nyeri punggung bawah dapat disebabkan oleh postur bekerja, trauma langsung maupun proses penuaan. Apa saja gejalanya? Yuk, scroll untuk mengetahui jawabannya.Â
"Gejala saraf terjepit punggung bawah antara lain nyeri menjalar hingga ke tungkai bawah, kesemutan dan mati rasa, kelemahan gerakan tungkai, gangguan rangsang BAB dan BAK," ujar dr Omar saat Health Talk 'Kenali Sakit Pinggang dan Saraf Terjepit' yang digelar RS Premier Bintaro (RSPB), Tangerang.Â
Selain itu yang biasa terjadi seputar keluhan tulang belakang menurut dokter Omar antara lain, HNP, Lumbal Stenosis, Pergeseran Tulang Belakang (Spondylolisthesis), maupun Osteoporosis Tulang Belakang.Â
"Untuk menjaga kekuatan dan kesehatan tulang belakang dapat dilakukan dengan cara menjaga postur tubuh dengan baik pada saat duduk, berdiri, dan pada saat mengangkat barang," kata dia.Â
Selain itu, cukupi juga kebutuhan kalsium dan vitamin D, melakukan olahraga yang sesuai, serta menghindari rokok dan alkohol.
“Segera periksakan diri ke dokter spesialis tulang belakang jika nyeri sangat hebat atau tidak membaik dengan istirahat maupun obat analgetik ringan. Serta, nyeri tidak membaik dalam 1-2 minggu," jelasnya.Â
Omar lebih lanjut mengatakan, dokter akan menyarankan pasien untuk melakukan pemeriksaan radiologi, seperti Rontgen, CT Scan, maupun MRI. Kemudian untuk langkah awal dapat dilakukan Rehabilitasi Medik.Â
Apabila nyeri menetap lebih dari 6 minggu, terjadi kelemahan anggota gerak, terdapat instabilitas atau gangguan bentuk tulang belakang dan berpotensi menyebabkan kelumpuhan, maka pasien akan disarankan untuk terapi operatif, yaitu dengan atau tanpa pemasangan implan, operasi terbuka, minimal invasif, maupun endoskopik.
"Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, operasi tulang belakang saat ini sangat aman dikerjakan. Untuk saat ini, tindakan minimal invasif dapat menggantikan tindakan konvensional," ungkapnya.Â
"Contohnya dengan Robotic Spine Surgery, seperti yang dimiliki oleh RS Premier Bintaro. Di mana presisi dan akurasi pemasangan implan 99 persen, bahkan untuk kasus yang sangat sulit. Sangat minimal risiko dan komplikasi pemasangan implan," tambah dia.Â
CEO RS Premier Bintaro, Dr. Martha M.L. Siahaan, MARS, MH.Kes, menambahkan, tindakan operasi menggunakan Robbin memiliki beberapa keuntungan dari segi biaya.Â
“Yaitu, waktu rawat inap yang pendek, penggunaan obat yang lebih sedikit, serta kemungkinan re-operasi lebih kecil, sehingga ini secara cost justru lebih baik," bebernya.