Usai Bariatrik, Kini Heboh Prosedur Balon Lambung Tanpa Operasi Tinggal Telan
- Instagram @jakartaslimmingcenter.
JAKARTA – Beberapa waktu lalu, viral operasi bariatrik atau pemotongan lambung yang mampu menurunkan berat badan secara drastis. Prosedur tersebut menjadi populer usai penyanyi kenamaan Melly Goeslaw ikut mencobanya, karena mengalami obesitas.
Operasi itu membuat Melly hidup hanya dengan 15 persen lambung yang tersisa. Usai tindakan tersebut, istri Anto Hoed itu mengaku tidak bisa makan banyak, bahkan hanya mampu satu sendok saja, sehingga memicu penurunan berat badan yang drastis. Scroll untuk informasi selengkapnya.
Nah usai viral operasi bariatrik, kini muncul balon lambung, salah satu metode penurunan berat badan di mana tindakannya dilakukan tanpa operasi. Prosedur yang disebut juga dengan program Allurion ini berasal dari Amerika dan Indonesia menjadi negara ke-90 yang ikut menjajalnya.
Spesialis gizi klinik, sekaligus Clinical Manager Jakarta Slimming Center, Dr. Nathania S. Sutisna, Sp.GK, menjelaskan, balon lambung atau intragastric balloon dapat dipertimbangkan untuk pasien dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) di atas 27 kg/m2 atau dengan kondisi medis lain.
"Prinsip dari balon lambung yang berbahan dasar Polyurethane ini adalah dengan membuat perut terasa kenyang, karena sebagian ruang pencernaan di lambung terisi dengan balon," ujarnya saat memperkenalkan Program Allurion tersebut di Jakarta Slimming Center by Klinik Permata Wong, Kamis 6 Juli 2023.
Menurut dokter Nathania, berdasarkan data Allurion Technology, penurunan berat badan yang tercapai setelah melakukan pemasangan balon berkisar antara 10 - 15 persen dari berat awal bahkan bisa lebih, tergantung dari kondisi pasien masing-masing.
Lalu, bagaimana cara pemasangan balon lambung ini jika tanpa operasi?
"Pasien menelan balon kapsul seukuran ruas jari, kurang lebih seperti kapsul besar. Jadi pasien akan diminta untuk menelan tanpa dibius. Setelah kapsul masuk ke lambung pasien, kita akan lakukan proses imaging untuk melihat sudah masuk betul belum ke dalam lambung," jelasnya.
"Setelah dikonfirmasi sudah pada posisi yang benar, kita akan masuk ke proses berikutnya yaitu cairan khusus sebanyak 550 ml melalui selang tipis. Setelah itu kita pastikan kembali balon sudah pada posisi yang benar demi keamanan pasien. Ketika balonnya sudah mengembang, selang tipis yang ada di dalam mulut kita akan tarik pelan-pelan," sambungnya.
Balon akan berada di dalam lambung selama kurang lebih 16 minggu atau 4 bulan. Dalam waktu tersebut, pasien akan dibiasakan menjalani pola hidup sehat seperti konsumsi makanan dengan komposisi protein-karbohidrat-lemak yang baik dan olahraga sesuai dengan kemampuan tubuhnya masing-masing.
"Kebiasaan ini akan mempertahankan penurunan berat badan dan mencegah fenomena yoyo. Data dari Allurion Technology menunjukkan, lebih dari 95 persen pasien Program Allurion dapat mempertahankan berat badannya selama 1 tahun dan masih berlanjut," tukasnya.
Sebelum melakukan prosedur balon lambung, Nathania menuturkan, keamanan tentu saja menjadi prioritas utama. Sehingga sebelum melakukannya, persiapan dilakukan 10 hari sebelum pemasangan balon lambung tersebut.
"Kita lakukan skrining, kita melihat indikasi medisnya. Ada atau tidaknya kontra indikasi, bisa atau tidaknya pasien ini dipasang balon lambung. Setelah itu, pasien diminta datang untuk menelan kapsulnya," pungkas dr. Nathania.