Mata Anak Jereng Hingga Mengkilat Seperti Kucing, Waspada Tumor Berisiko Kematian

Ilustrasi anak berkacamata
Sumber :
  • MiYOSMART PICT

JAKARTA – Kondisi mata anak yang kurang baik dengan bola mata yang tidak simetris kerap dianggap sebagai hal yang tidak membahayakan. Faktanya, kondisi mata tersebut dapat menjadi tanda munculnya tumor ganas pada belakang bola mata anak yang memicu kebutaan permanen.

Unggah Foto Bareng Anak, Baim Wong Dituding Pencitraan

Dokter spesialis mata di RS Premier Jatinegara, dr. Tetty Atasti Solihin Usman, Sp.M(K), menjelaskan bahwa tumor di mata dapat muncul di berbagai area, salah satunya belakang bola mata atau disebut retinoblastoma. Kondisi tumor di sini pada dasarnya cukup mendominasi dengan angka kejadian nyaris 50 persen. Scroll untuk informasi selengkapnya.

"Paling banyak adalah tumor di belakang bola mata 47 persen. Tumor di kelopak 29 persen. Tumor di bagian putih mata 21 persen. Tumor di dalam bola mata hanya 2 persen," ujarnya dalam acara peresmian Poli Eyecentric di RS Premier Jatinegara, Jakarta, Kamis 6 Juli 2023. 

Stunting dan Anemia Masih Tinggi di Indonesia, Hasil Studi Temukan Solusi Mengatasinya

Untuk tumor di belakang bola mata sendiri kerap terjadi pada anak-anak usia di bawah 5 tahun dan tidak ada kasusnya pada anak di atas usia tersebut mau pun orang dewasa. Gejalanya sendiri kerap terlihat sepele padahal sebenarnya bisa ditemukan sejak dini apabila orangtua mewaspadai gejala sekecil apapun.

Pemilihan Puteri Anak dan Remaja Indonesia 2024, Berikut Daftar Juaranya 

"Retinoblastoma biasanya pada anak usia bawah lima tahun. Misal anak tiba-tiba mata jereng, atau terlihat mata seperti kucing yang bersinar kalau malam. Pada stadium dini ditemukan, maka anak itu bisa tertolong. Kalau stadium lanjut, nyawa anak sulit untuk diselamatkan," tambahnya.

Menurut dokter Tetty, belum ada penjelasan lebih dalam mengenai usia anak balita yang lebih rentan terpapar retinoblastoma. Namun, sebagian besar kasus ditemukan dengan adanya faktor genetik dengan kelainan kromosom.

"Jika seorang anak menderita retinoblastoma sebaiknya saudara kandungnya juga diperiksa yang usia balita, apalagi kalau anak kembar. Satu lagi, retinoblastoma yang ada kelainan genetik biasanya lebih ganas, bisa kena 2 mata," tambahnya.

Tindakan paling aman untuk anak dengan retinoblastoma sendiri bisa dilakukan laser seraya mempertahankan fungsi mata. Sebisa mungkin, kata dokter Tetty, hindari tindakan yang merugikan pasien anak, termasuk kemungkinan mengangkat seluruh mata yang dapat membuat anak tak dapat melihat seumur hidupnya.

"Apalagi yang tumornya sudah menjalar ke sumsum tulang dan otak. Makanya diperiksa secara genetik agar tidak fatal," terangnya.

"Bisa terdeteksi saat hamil. USG intravaginal bisa dilakukan saat ibu hamil. Ada kasus ibu hamil dikonsulkan oleh ahli, terdeteksi janinnya ada tumor mata, matanya putih. Setelah lahir ternyata memang ada retinoblastoma," jelasnya.

Ilustrasi anak sakit.

Kasus DBD Melonjak, Ahli: 50 Persen Kematian Usia 5-14 Tahun

Indonesia mengalami lonjakan kasus demam berdarah, dengan 88.593 kasus terkonfirmasi dan 621 kematian per 30 April 2024 – sekitar tiga 3 kali lipat lebih tinggi.

img_title
VIVA.co.id
11 November 2024