Fajri Pria 300 Kg Meninggal, Ini Pemicu Kasus Obesitas Melonjak Tajam

Ilustrasi perut buncit - lemak perut.
Sumber :
  • Freepik: Anastasia Kazakova

JAKARTA – Pria obesitas 300 kilogram bernama Fajri meninggal dunia lantaran berbagai komplikasi yang dialaminya akibat bobot tubuh berlebih. Kasus obesitas sendiri sebenarnya dipicu oleh sejumlah faktor gaya hidup yang kerap tak disadari masyarakat.

Ibunda Meninggal Dunia, Dede Yusuf Ungkap Keinginan yang Belum Tercapai

Penelitian baru mengungkapkan bahwa jumlah kasus diabetes global diperkirakan akan berlipat ganda, melonjak menjadi 1,3 miliar pada tahun 2050. Saat ini, lebih dari setengah miliar orang hidup dengan diabetes, dengan sebagian besar (96 persen) didiagnosis dengan diabetes tipe 2, yang berhubungan dengan obesitas. Scroll untuk info selengkapnya.

"Ini merupakan peningkatan yang signifikan sejak tahun 1980 ketika sekitar 108 juta orang hidup dengan kondisi tersebut, mendorong para ahli untuk memperingatkan faktor risiko utamanya," lapor peneliti dikutip laman Express, Jumat 23 Juni 2023.

Kronologi Meninggalnya Ibunda Dede Yusuf, Sempat Alami Serangan Jantung

BMI (indeks massa tubuh) yang tinggi diidentifikasi sebagai bahaya utama, yang bertanggung jawab atas lebih dari setengah (52 persen) kematian dan kecacatan. BMI yang tinggi ini sudah tergolong sebagai obesitas sehingga dampaknya tak main-main hingga memicu penyakit berbahaya.

KPU Beri Santunan Anggota KPPS yang Meninggal di Jakarta Utara

"Tingkat cepat di mana diabetes berkembang tidak hanya mengkhawatirkan tetapi juga menantang untuk setiap sistem kesehatan di dunia, terutama mengingat bagaimana penyakit ini juga meningkat. Risiko penyakit jantung iskemik dan stroke," ujar penulis utama studi tersebut, Dr Liane Ong, dari University of Washington, Seattle.

Menurutnya, obesitas yang memicu diabetes akan melipatgandakan kemungkinan menderita serangan jantung dan secara dramatis meningkatkan kemungkinan amputasi kaki hingga dua puluh kali lipat. Komplikasi tambahan mungkin termasuk stroke, gagal ginjal, kebutaan, kerusakan saraf, dan komplikasi selama kehamilan.

"Sementara masyarakat umum mungkin percaya diabetes tipe 2 hanya terkait dengan obesitas, kurang olahraga, dan pola makan yang buruk, mencegah dan mengendalikannya cukup kompleks karena sejumlah faktor," kata dia.

Itu termasuk genetika seseorang, serta hambatan logistik, sosial, dan keuangan dalam sistem struktural suatu negara, terutama di negara berpenghasilan rendah dan menengah. Di sisi lain, pola makan buruk yang gemar konsumsi gula serta tinggi lemak pun, kini menjadi penyebab utama pada obesitas itu sendiri.

Muhammad Fajri, pria berbobot 300 Kg.

Photo :
  • VIVA/Sherly

"Faktor risiko lain termasuk pola makan yang buruk, risiko lingkungan dan pekerjaan, merokok, aktivitas fisik yang tidak mencukupi, dan penggunaan alkohol," jelasnya.

Karena tingkat obesitas global meningkat dengan 1 dari 3 orang sekarang dikategorikan kelebihan berat badan, jumlah kasus diabetes telah mengalami lonjakan yang sesuai. Studi Global Burden of Disease (GBD) menunjukkan, prevalensi diabetes lebih dari 6 persen. Data menjangkau 204 negara dan wilayah berdasarkan usia dan jenis kelamin dari tahun 1990 hingga 2021, memungkinkan tim peneliti memproyeksikan angka hingga tahun 2050.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya