Pria Viral Berbobot Nyaris 300kg Meninggal Dunia, Bahaya Obesitas Ini Sering Tak Disadari

Ilustrasi obesitas/kegemukan.
Sumber :
  • Pexels/Andres Ayrton

JAKARTA – Pria obesitas 300 kilogram bernama Fajri yang sempat viral kini telah meninggal dunia pada Kamis, 22 Juni 2023 di RSCM. Berkaca pada kasus ini, obesitas sendiri rupanya kerap dianggap sepele dan bukan suatu penyakit padahal bisa membahayakan pada ragam komplikasi.

Ini Cara Mengatasi Tantangan Imunisasi di Daerah dengan Akses Terbatas

Obesitas adalah suatu kelainan atau penyakit yang ditandai dengan penimbunan jaringan lemak tubuh yang berlebihan. Obesitas terjadi karena ketidakseimbangan antara asupan energi dengan keluaran energi sehingga terjadi kelebihan energi yang selanjutnya disimpan dalam bentuk jaringan lemak.

Muhammad Fajri, pria berbobot 300 Kg.

Photo :
  • VIVA/Sherly
Mampu Tangani Berbagai Penyakit, Terapi Sel Punca Diyakini Jadi Masa Depan Layanan Kesehatan Indonesia

Lantas, apa gejala paling mudah dikenali pada pasien obesitas? Gejala klinis yang dijumpai mulai dari bagian atas tubuh yaitu pada kepala wajah bulat, pipi tembem, dagu rangkap. Gejala ini mudah dikenali lantaran nampak perbedaannya secara kasat mata.

Namun, gejala lainnya pun dapat menandakan bahwa seseorang memiliki bobot tubuh berlebihan. Antara lain pada leher tampak pendek dan terdapat bercak kehitaman di belakang leher, perut membuncit disertai dinding perut yang berlipat-lipat.

Viral! Rombongan Presiden Prabowo Kasih Jalan Ambulans, Jadi Contoh Kesadaran Aturan Prioritas

“Obesitas merupakan masalah global, sekitar 2 miliar penduduk dunia dan mengancam kesehatan masyarakat termasuk di Indonesia," ujar Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes, Dr. dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM, MARS, beberapa waktu lalu.

Bahaya Obesitas

Obesitas digolongkan penyakit yang perlu intervensi secara komprehensif. Selain memberikan dampak terhadap penyakit tidak menular obesitas juga berdampak kerugian ekonomi yang dipicu oleh biaya perawatan yang tinggi.

Sebab tanpa sadar, dirjen Maxi mengatakan obesitas menjadi faktor risiko terhadap penyakit-penyakit tidak menular antara lain diabetes, jantung, kanker, hipertensi, penyakit metabolik dan non metabolik lainnya, serta berkontribusi sebagai penyebab kematian tertinggi.

"Pada tahun 2030 itu diperkirakan 1 dari 5 wanita dan 1 dari 7 pria akan hidup dengan obesitas,” ujar Dirjen Maxi.

Ilustrasi obesitas/kegemukan.

Photo :
  • Pexels/Moe Magners

Selain itu, obesitas pada orang dewasa dapat memengaruhi kesuburan. Himpunan Studi Obesitas Indonesia (Hisobi) dr. Nurul Ratna Mutu Manikam mengatakan hormon estrogen dalam tubuh menyimpan massa lemak tubuh. Tubuh manusia dapat menyimpan lemak dalam jumlah tak terbatas.

“Ini yang menyebabkan kenapa kesuburan itu terganggu karena simpanan lemak terlalu tinggi," jelasnya

Dengan penyimpanan lemak yang sangat banyak dalam tubuh itu memberikan respons peningkatan kerja dari hormon estrogen. Selain itu jumlah akumulasi lemak di dalam perut juga secara mekanik menyebabkan tuba dalam rahim menjadi sempit sehingga proses fertilisasinya akan terganggu.

"Di samping itu lemak yang terlalu tinggi mengeluarkan sisa-sisa negatif bagi tubuh yang akan mempengaruhi proses mekanisme endokrin atau proses hormonal dalam tubuh sehingga mempengaruhi siklus menstruasi, siklus kesuburannya juga terpengaruh," ujar dr. Nurul.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya