Raffi, Alshad Hingga Syahnaz Diduga Berselingkuh, Benarkah Perselingkuhan Turun-Temurun?
- Pixabay
JAKARTA – Kabar dugaan perselingkuhan antara Syahnaz dengan Rendy Kjaernett sejak kemarin membuat sosok istri Raffi Ahamd, Nagita Slavina menjadi trending topik Twitter. Bukan tanpa sebab, dugaan perselingkuhan Syahnaz itu kembali mengingatkan publik tentang kabar dugaan perselingkuhan antara Raffi Ahmad dan pedangdut Ayu Ting Ting beberapa tahun lalu saat keduanya menjadi pengisi acara komedi.
Trendingnya nama Nagita di Twitter sejak kemarin juga disambungkan netizen dengan tindakan atau perilaku perselingkuhan di keluarga Raffi Ahmad. Bukan hanya kakak dan adik itu saja. Sepupu Raffi Ahmad, Alshad Ahmad juga sempat diterpa isu serupa saat dirinya disebut-sebut sudah menghamili mantan kekasihnya, Alshad Ahmad menjalin asmara dengan penyanyi Tiara Andini. Sontak saja, netizen menyoroti perilaku keluarga The Ahmad tersebut.
Terkait dengan viralnya kasus tersebut, benarkah perselingkuhan itu bisa turun-temurun? Melansir laman News Medical Today, mengungkap bahwa orang yang tidak setia kepada pasangannya mungkin secara genetik cenderung seperti itu. Gen tertentu yang terkait dengan perilaku mencari sensasi telah diidentifikasi oleh para peneliti dari Universitas Negeri New York di Binghamton.
Dalam temuan yang dipublikasikan di jurnal ilmiah PLoS ONE (Public Library of Science), rupanya, itu adalah jenis gen reseptor dopamin DRD4 yang terkait dengan perselingkuhan dan one-night stand.
Para penulis menjelaskan bahwa perilaku seksual manusia sangat bervariasi, tidak hanya di antara populasi yang berbeda, tetapi juga di dalam diri mereka. Meskipun teori evolusi berakar pada perilaku seksual dan karakteristik terkait seks, para ilmuwan tidak tahu banyak tentang bagaimana gen memengaruhi perbedaan individu dalam cara kita berperilaku seksual.
Justin Garcia dan tim berangkat untuk menentukan apakah DRD4 dapat berdampak pada motivasi (dorongan) di balik beberapa perilaku seksual, seperti perselingkuhan dan pergaulan bebas.
Dari 181 dewasa muda diwawancarai mengenai hubungan dan perilaku seksual mereka. Sampel (buccal wash) diambil untuk tes DNA, 77 persen mereka yang diwawancarai mengatakan mereka memiliki riwayat hubungan seksual.
Para peneliti menemukan 50 persen mereka dengan 7R+ variasi genetik DRD4 tidak setia kepada pasangannya, dibandingkan dengan 22 persen mereka yang tidak memiliki 7R+.
Dampak 7R+ pada perselingkuhan dan/atau pergaulan bebas pada pria dan wanita tampaknya hampir sama.
"Apa yang kami temukan adalah bahwa individu dengan varian gen DRD4 tertentu lebih cenderung memiliki riwayat hubungan seks tanpa komitmen, termasuk one-night stand dan tindakan perselingkuhan. Motivasi tampaknya berasal dari sistem kesenangan dan penghargaan, di mana pelepasan dopamin masuk. Dalam kasus seks tanpa komitmen, risikonya tinggi, imbalannya besar, dan variabel motivasi, semua elemen yang memastikan serbuan dopamin," kata Gracia.
Para peneliti menekankan bahwa studi lebih lanjut dan lebih besar diperlukan untuk mengkonfirmasi temuan mereka. Pada titik ini tidak mungkin untuk mengkonfirmasi hubungan sebab-akibat antara perilaku seksual dan sifat genetik. Namun, genetika tampaknya berperan dalam cara kita berperilaku dan keputusan yang kita buat dalam hidup.
"Hubungannya asosiatif," para ilmuwan menekankan.
Dengan kata lain, beberapa orang dengan variasi genetik tidak akan setia atau berselingkuh, dan beberapa orang tanpa variasi akan melakukannya.
"Karena hubungannya asosiatif, penelitian ini tidak membiarkan peselingkuh lolos," tambah Garcia.
Jadi mungkin masih terlalu dini untuk menyalahkan semuanya pada gen seseorang. Variasi genetik yang sama telah dikaitkan dengan kecanduan judi, alkoholisme, dan kecintaan pada film horor.mpulsion) di balik beberapa perilaku seksual, seperti perselingkuhan dan pergaulan bebas.