Waspada Penyebaran HIV, Kenali Cara Deteksi Dini dan Pengobatannya

Hasil tes HIV.
Sumber :
  • U-Report

JAKARTA – Kasus penyebaran infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) belakangan ini banyak diperbincangkan oleh masyarakat Indonesia di media sosial.

5 Kesalahan Fatal Saat Pakai Softlens yang Bisa Bikin Mata Buta!

Penyakit infeksi yang disebabkan oleh HIV ini menyerang dengan cara melemahkan sistem imun tubuh manusia, sehingga seiring waktu manusia tersebut akan semakin rentan terinfeksi berbagai macam penyakit virus, bakteri, maupun kuman lainnya.

HIV tidak hanya memicu infeksi dari berbagai penyakit, tetapi juga dapat menimbulkan munculnya kanker. Penyebarannya sendiri ditularkan melalui cairan yang masuk ke dalam tubuh seperti darah dan air susu ibu.

Teknologi Baru di Mandaya Royal Hospital, Mengurangi Beban Pasien Kanker

“Tidak hanya infeksi tapi juga bisa menyebabkan kanker, jadi beberapa kanker bisa timbul terkait infeksi HIV ini. Proses penyebaran HIV sendiri terjadi melalui kontak dengan cairan tubuh yang mengandung virus ini, terutama darah, cairan yang berasal dari alat kelamin dan dubur, melalui ASI (Air Susu Ibu), serta dapat ditularkan oleh ibu penderita HIV ke anak yang dikandungnya,” ujar Medical Dept. PT Kalbe Farma Tbk, dr. Johan Indra Lukito, dalam keterangan resminya, Selasa 20 Juni 2023.

Ilustrasi HIV

Photo :
  • Times of India
Labu Siam dapat Mencegah Penyakit Kanker? Ini Dia Makanan Sehat yang Bisa Jadi Pertahanan Tubuh!

Virus HIV di dalam cairan dapat masuk ke dalam tubuh kemudian berkembang biak menjadi semakin banyak. Yuk lanjut scroll artikel selengkapnya berikut ini.

Proses ini biasanya memerlukan waktu selama satu sampai tiga bulan, hingga tiba pada satu waktu di mana jumlah virus HIV sudah sangat banyak dan tubuh untuk pertama kalinya membentuk antibodi terhadap virus HIV. Pada tahap ini sudah terjadi infeksi HIV.

Penyakit ini dapat menginfeksi semua kalangan, terutama yang berisiko tinggi terpapar virus HIV, seperti pada penggunaan jarum suntik bekas pakai penderita HIV.

Virus dapat bertahan sekitar tujuh hari di dalam darah yang berada di dalam jarum suntik. Jika dibekukan atau didinginkan, bisa bertahan selama 42 hari.

Ilustrasi HIV/AIDS.

Photo :
  • Freepik

Gejala yang pertama kali muncul mirip seperti flu, demam, tidak enak badan, lalu akan hilang dengan sendirinya. Namun, seiring berjalannya waktu, virus terus berkembang biak dan semakin melemahkan imun tubuh.

Walaupun HIV belum bisa disembuhkan, namun dengan menjalani pengobatan berupa minum obat antiretroviral secara rutin seumur hidup dapat memulihkan imun tubuh sehingga pasien HIV mampu memiliki kualitas hidup yang tidak jauh berbeda dengan orang yang tidak menderita HIV.

Selain itu, pengobatan antiretroviral juga bisa menekan jumlah virus HIV di dalam tubuh sampai ke tahap tidak menularkan HIV lagi.

“Pengobatan antiretroviral ini juga bisa dijadikan sebagai pencegahan. Pertama, untuk pencegahan pada orang yang mungkin sudah terpapar atau berisiko tinggi terpapar, baik sengaja maupun tidak sengaja, misalnya perawat yang tidak sengaja tersuntik jarum bekas pasien HIV, atau orang yang mendapat transfusi darah yang mengandung virus HIV, dalam hal ini pengobatan antiretroviral sedini mungkin bisa mencegah mereka dari terinfeksi HIV,” jelas dokter Johan.

penyebab hiv aids (iluvtari.com)

Photo :
  • U-Report

“Kedua, untuk ibu hamil yang terinfeksi HIV. Pengobatan antiretroviral selain bermanfaat untuk ibunya, juga dapat mencegah terjadinya penularan dari ibu ke bayi yang dikandung,” tambahnya.

Cara deteksi dan pengobatan HIV kini telah mengalami kemajuan yang signifikan. Pemerintah juga telah memberikan dukungan terkait pembiayaan pemeriksaan dan pengobatan.

Hal ini tentu menjadi kabar baik bagi orang yang berisiko tinggi terinfeksi HIV dan para penderita HIV untuk segera memeriksakan diri dan memulai pengobatan sedini mungkin.

“Saat ini tes deteksi HIV dapat dilakukan dengan cara yang mudah, serupa seperti tes deteksi Covid-19, seperti rapid test antigen atau antibodi, bisa dilakukan di rumah sakit bahkan juga di puskesmas. Tes ini juga bisa ditanggung oleh BPJS,” ungkap dokter Johan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya