Apa Itu Rabies? Kemenkes Ungkap Hewan Ini Paling Sering Tulari Manusia

Ilustrasi pemeriksaan rabies
Sumber :
  • Dokumentasi

JAKARTA – Rabies tengah jadi sorotan lantaran kasusnya yang kembali meningkat, usai sebelumnya tak pernah ditemukan, di sejumlah wilayah di Tanah Air. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI bahkan menyatakan kasus rabies kini menjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) seperti di Nusa Tenggara Timur (NTT).

Lantas, apa itu rabies? Bagaimana fakta lainnya? Yuk lanjut scroll artikel selengkapnya berikut ini.

Dua kabupaten di Nusa Tenggara Timur (NTT) menyatakan kejadian luar biasa (KLB) rabies yaitu Kabupaten Sikka, NTT dan Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS).

Menurut Kementerian Kesehatan (Kemenkes), satu kasus kematian akibat virus rabies dianggap membahayakan sehingga patut dilakukan upaya pencegahan segera.

"Pulau Timor itu tidak pernah melaporkan kasus rabies. Jadi begitu ada satu kasus, itu sudah dianggap bahaya," Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular dr. Imran Pambudi, MPHM pada konferensi pers secara virtual, baru-baru ini.

Pasien rabies MSE sebelum meninggal dunia di RSUD Borong, Manggarai Timur

Photo :
  • Tangkapan layar media sosial

Apa Itu Rabies?

Rabies adalah penyakit zoonosis virus yang menyebabkan peradangan otak dan sumsum tulang belakang yang progresif dan fatal. Secara klinis, penyakit ini memiliki dua bentuk:

Rabies ganas yang ditandai dengan hiperaktif dan halusinasi. Sementara, rabies paralitik ditandai dengan kelumpuhan dan koma.

Diawali Beberapa Kali Dentuman, Hujan Abu Vulkanik Turun di Sekitar Gunung Lewotobi

Meskipun fatal setelah tanda-tanda klinis muncul, rabies sepenuhnya dapat dihindari dengan vaksin, obat-obatan dan teknologi telah lama tersedia untuk mencegah kematian akibat rabies. 

Meski demikian, rabies masih membunuh puluhan ribu orang setiap tahun. Dari kasus ini, sekitar 99 persen didapat dari gigitan anjing yang terinfeksi.

PBB Sebut Warga Gaza Utara Hadapi Risiko Kematian akibat Penyakit dan Kelaparan

Petugas memberikan vaksinasi rabies kepada anjing peliharaan warga.

Photo :
  • VIVA/Destriadi Yunas Jumasani (Pontianak)

Rabies diperkirakan menyebabkan 59.000 kematian manusia setiap tahunnya di lebih dari 150 negara, dengan 95% kasus terjadi di Afrika dan Asia. Karena perkiraan yang tidak dilaporkan dan tidak pasti, angka ini kemungkinan besar merupakan perkiraan yang terlalu rendah.

Dampak Lontaran Batu Pijar dari Erupsi Gunung Lewotobi Signifikan, Menurut PVMBG

Beban penyakit secara tidak proporsional ditanggung oleh penduduk miskin pedesaan, dengan kira-kira separuh kasus disebabkan oleh anak-anak di bawah usia 15 tahun.

Hewan Paling Sering Sebabkan Rabies

Kementerian Kesehatan RI mengumumkan ada 11 kasus kematian yang disebabkan oleh rabies di sejumlah wilayah di Indonesia. 95 persen kasus rabies tersebut disebabkan oleh gigitan anjing atau kerap disebut sebagai anjing gila yang berbahaya sehingga butuh penanganan tepat.

"95 persen kasus rabies pada manusia didapatkan lewat gigitan anjing yang terinfeksi. Ada juga beragam hewan liar yang bertindak sebagai reservoir virus di berbagai benua seperti rubah, rakun, dan kelelawar, tapi 95 persenkarena gigitan anjing," tutur Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular dr. Imran Pambudi, MPHM pada konferensi pers secara virtual, baru-baru ini.

Ilustrasi anjing rabies

Photo :
  • Pixabay

Sebagai langkah pertolongan pertama, jika seseorang digigit hewan penular rabies seperti anjing, maka harus secepatnya cuci luka gigitan dengan sabun/detergen pada air mengalir selama 15 menit, kemudian beri antiseptik dan sejenisnya.

Langkah selanjutnya adalah bawa ke Puskesmas atau rumah sakit untuk dilakukan kembali pencucian luka dan mendapatkan Vaksin Anti Rabies (VAR) dan Serum Anti Rabies (SAR) sesuai dengan indikasinya.

Dikatakan dr. Imran, sebagian besar kematian-kematian akibat rabies itu disebabkan karena terlambat dibawa ke fasilitas kesehatan (Faskes).

Mereka merasa hanya gigitan kecil dan tidak berdarah, sehingga mereka datang ke Faskes sudah pada kondisi parah, seringnya itu di atas 1 bulan setelah digigit.

Ilustrasi Pemandulan Hewan Cegah Rabies di Bali

Photo :
  • ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana

“Artinya kalau sudah satu bulan otomatis kita tidak tahu lagi hewannya seperti apa, dan rata-rata mereka baru panik pergi ke Faskes setelah tahu anjing yang menggigitnya itu mati. Jadi yang harus dilakukan jika digigit anjing yang pertama adalah harus segera mungkin pergi ke Faskes untuk dilakukan uji luka,” tutur dr. Imran.

Petugas memberikan vaksinasi rabies kepada anjing peliharaan warga.

Photo :
  • VIVA/Destriadi Yunas Jumasani (Pontianak)

Gejala Rabies pada Manusia dan Hewan

Perlu diketahui, gejala rabies pada manusia di tahap awal gejala yang timbul adalah demam, badan lemas dan lesu, tidak nafsu makan, insomnia, sakit kepala hebat, sakit tenggorokan, dan sering ditemukan nyeri.

Setelah itu dilanjut dengan rasa kesemutan atau rasa panas di lokasi gigitan, cemas, dan mulai timbul fobia yaitu hidrofobia, aerofobia, dan fotofobia sebelum meninggal dunia.

Sementara gejala hewan yang terkena rabies dapat dicirikan dengan karakter hewan menjadi ganas dan tidak nurut pada pemiliknya, tidak mampu menelan, lumpuh, mulut terbuka dan air liur keluar secara berlebihan, kemudian bersembunyi di tempat gelap dan sejuk, ekor dilengkungkan ke bawah perut di antara kedua paha, kejang-kejang, dan diikuti oleh kematian.

Pada rabies asimtomatik hewan tidak memperlihatkan gejala sakit namun tiba-tiba mati.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya