Apa Itu Rabies? Ini Ciri-ciri Terkena Gigitan Rabies dan Cara Penanganannya
- Pixabay
Jakarta – Belakangan ini publik dihebohkan dengan kasus rabies yang terjadi di beberapa wilayah di Indonesia. Misalnya saja di Kalimantan Barat yang sudah menelan korban 11 orang. Terbaru yakni di Bali, seorang balita perempuan meninggal juga karena digigit anjing rabies.
Lantas, apa itu rabies? Apa ciri-ciri dan cara penanganannya? Dikutip dari postingan Kementerian Kesehatan RI di Instagram, berikut penjelasan selengkapnya.
Apa itu rabies?
Rabies merupakan salah satu penyakit zoonosis tertua yang disebabkan oleh virus rabies (Lyssavirus). Rabies menyerang syaraf dan otak. Bisa menjadi masalah serius jika tidak segera ditangani dengan tepat.Â
Penyakit ini ditularkan dari hewan penular rabies yang terinfeksi seperti anjing, rubah, skunk, rakun, kelelawar hingga kucing. Umumnya rabies ditularkan melalui gigitan, cakaran dan jilatan pada kulit yang luka oleh hewan yang terinfeksi.
Kapan timbulnya gejala rabies?
Masa inkubasi pada manusia sekitar 2 minggu-2 tahun. Tetapi pada umumnya sekitar 3-8 minggu atau kurang lebih 1 – 2 bulan. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi masa inkubasi, yaitu jumlah virus yang masuk, tingkat kedalaman luka, lokasi gigitan, imunitas penderita, dan lain sebagainya.
Sementara masa inkubasi pada hewan sekitar 2-8 minggu, setelah digigit oleh hewan liar yang terinfeksi virus rabies. Sampai saat ini belum ada pengobatan yang efektif untuk menyembuhkan rabies, namun penyakit ini dapat dicegah.
Tanda rabies pada hewan
Rabies yang tenang yaitu mereka bersembunyi di tempat gelap dan sejuk, tidak mampu menelan, mulut terbuka, air liur berlebihan, kejang-kejang, kelumpuhan dan kematian dalam waktu singkat.
Sementara rabies yang ganas yaitu suara menjadi parau, tidak menurut perintah majikannya, menyerang dan menggigit apa saja, lari tanpa tujuan, lupa pulang, berkelahi, ekor berada diantara dua paha, kejang-kejang disusul kelumpuhan, dan mati dalam 4-7 hari setelah gejala pertama muncul.
Tanda rabies pada manusia
- Stadium permulaan (Prodormal) yaitu lemah, lesu, nafsu makan berkurang, sulit tidur, demam, muntah, sakit kepala berat, nyeri tenggorokan dan mual.
- Stadium Rangsangan (Sensoris) yaitu nyeri, rasa panas disertai kesemutan pada luka gigitan, cemas dan reaksi berlebihan terhadap rangsang sensorik.
- Stadium Gila (Eksitasi) yaitu berteriak-teriak, menjambak-jambak rambut, takut air, takut cahaya, takut suara dan berlebihan air liur, cairan tubuh serta berlebihan air mata.
- Stadium Lumpuh (paralisis) yaitu mulut menganga, lumpuh mulai dari kaki, susah bernafas, meninggal 4-6 hari setelah gejala pertama muncul.
Cara penanganan rabies pada hewan
- Segera lapor kepada petugas kesehatan hewan di Dinas yang membidangi kesehatan hewan setempat untuk diobservasi/diamati selama 14 hari.
- Ikat dan atau kandangkan hewan penular rabies.
- Jika hewan penular rabies dibawa keluar rumah, maka perlu dilengkapi pengaman mulut (dibrongsong).
- Vaksinasi hewan penular rabies secara berkala.
Cara penanganan rabies pada manusia
- Cuci luka gigitan secepatnya dengan sabun/detergen pada air mengalir selama 15 menit lalu diberi antiseptic seperti obat merah dan sejenisnya.
- Segera pergi ke Rabies Center (Puskesmas atau Rumah Sakit) untuk dilakukan kembali pencucian luka dan mendapatkan Vaksin Anti Rabies (VAR) atau VAR dan Serum Anti Rabies (SAR) sesuai indikasi.
- Berikan Serum Anti Rabies (SAR) sesuai indikasi penanganan luka gigitan sesegera mungkin setelah terpapar hewan rabies, efektif dapat mencegah timbulnya gejala dan kematian.
- Untuk kelompok risiko tinggi tertular rabies, lakukan imunisasi/kekebalan terhadap virus rabies (Preexposure Immunization).