Tenyata Ini 3 Penyebab Seseorang Dapat Terkena Alergi Dingin
- pixabay/ sweetlousie
Jakarta – Orang dengan alergi dingin biasanya mengalami gejala yang sangat berbeda. Beberapa mengalami reaksi ringan terhadap dingin, sementara yang lain mengalami reaksi parah.
Lantas, apa alasan seseorang bisa terkena alergi dingin?
Biasanya, alergi dingin langsung bereaksi ketika seseorang terkena paparan langsung udara dingin, air dingin atau ketika terjadi perubahan suhu yang turun secara drastis, terutama di pagi hari.
Dilihat dari gejalanya, kulit seseorang yang memiliki alergi dingin akan mengalami bentol-bentol besar serta ruam kemerahan dan bengkak ketika terpapar temperatur dingin. Bentol-bentol itu biasanya baru muncul setelah kulit sudah hangat.
Beberapa alasan mengapa seseorang mengalami alergi dingin antara lain dikaitkan dengan infeksi, gigitan serangga, hingga kanker darah. Yang jelas, reaksi alergi muncul ketika kulit terpapar udara dingin yang menjadi alergen.
Alergen itu mengaktifkan sel mast atau mastosit sehingga memicu adanya pelepasan histamin dalam jumlah cukup besar yang kemudian menyerang sistem kekebalan tubuh.
Hal inilah yang membuat seseorang terkena alergi dingin akan mengalami beberapa gejala seperti hidung gatal, tersumbat, bersin-bersin, sesak napas hingga ruam biduran pada kulit. Selain faktor tersebut, berikut sejumlah alasan mengapa seseorang bisa terkena alergi dingin,
1. Infeksi
Seseorang yang baru saja terkena infeksi seperti pneumonia atau radang paru-paru ternyata lebih berisiko mengalami alergi dingin.
2. Penyakit dasar tertentu
Peningkatan risiko alergi dingin juga bisa terjadi karena adanya beberapa gangguan kesehatan atau penyakit, seperti hepatitis, hingga penyakit autoimun.
3. Genetika
Alergi dingin juga bisa disebabkan oleh faktor genetik. Pada beberapa kasus ada anak yang mewarisi penyakit alergi dingin dari orangtuanya.
Bahkan, penelitian dari National Institute of Allergy and Infectious Disease pada 2012, juga menyebutkan bahwa alergi dingin bisa disebabkan oleh faktor keturunan. Kondisi genetik turut menentukan seberapa sensitif kulit seseorang terhadap suhu dingin.