Stroke Berulang Bisa Sembuh, Ini Pakemnya Menurut Dokter
- Times of India
JAKARTA – Stroke yang terjadi seringnya memicu penurunan produktivitas seseorang, bahkan cenderung muncul komplikasi pada penyakit lainnya. Stroke sendiri dapat terjadi berulang kali yang membuat banyak pasien merasa sulit sembuh, padahal dokter meyakini peluang cukup besar untuk kembali sehat.
Stroke, terkadang disebut serangan otak, terjadi ketika ada sesuatu yang menghalangi suplai darah ke bagian otak atau ketika pembuluh darah di otak pecah. Yuk lanjut scroll artikel selengkapnya berikut ini.
Dalam kedua kasus tersebut, bagian otak menjadi rusak atau mati. Stroke dapat menyebabkan kerusakan otak yang bertahan lama, kecacatan jangka panjang, atau bahkan kematian.
Otak mengontrol gerakan kita, menyimpan ingatan kita, dan merupakan sumber pikiran, emosi, dan bahasa kita. Otak juga mengontrol banyak fungsi tubuh, seperti pernapasan dan pencernaan.
Agar berfungsi dengan baik, otak Anda membutuhkan oksigen. Arteri Anda mengantarkan darah yang kaya oksigen ke seluruh bagian otak Anda.
Jika terjadi sesuatu yang menghalangi aliran darah, sel-sel otak mulai mati dalam hitungan menit, karena tidak bisa mendapatkan oksigen. Ini menyebabkan stroke.
Maka, stroke dapat disembuhkan dengan segera mengatasi serangannya sejak awal terjadi tanpa mengulur waktu. Batas maksimal penanganan stroke sendiri yakni sebelum lima jam sejak serangan stroke terjadi.
"Stroke bisa disembuhkan apabila ditangani dengan cepat. Setelah serangan stroke, 3 sampai 4,5 jam segera diatasi ke dokter, jangan dinanti-nanti," ujar Dokter spesialis saraf dr. Lilir Amalini, SpS, dalam tayangan program Hidup Sehat tvOne, Selasa 13 Juni 2023.
Apabila serangan stroke di awal berhasil diatasi dengan baik dan tepat, maka proses pemulihannya dapat memakan waktu hingga beberapa bulan ke depan. Dalam proses ini, dianjurkan untuk terapi sekaligus mengontrol faktor risiko yang dapat memperberat stroke.
"Waktu penyembuhan 3-6 bulan pada stroke. Mengontrol faktor risiko, ada hipertensi diabetes, itu dikontrol untuk membuka memori baru pada otak agar bisa perbaikan pada sel-sel otak," tambahnya.
Insiden stroke pun kerap terjadi lebih rentan pada pria di usia muda dan produktif. Namun, kelompok perempuan juga berisiko stroke ketika usianya semakin menua yang dipengaruhi unsur hormonal.
Maka, insiden stroke pada pria dan perempuan sebenarnya sama-sama berisiko.
"Secara insiden angka kejadian stroke lebih banyak di pria. Dikaitkan usia, stroke bisa dialami sama siapa saja mulai dari bayi, remaja, dewasa, lansia bisa. Usia anak sampai dewasa muda (stroke) memang banyak pria. Seiring usia, justru wanita lebih sering kena stroke terkait masalah hormonal seperti saat kehamilan, konsumsi pil kb, itu tingkatkan risiko stroke," jelasnya.
Meski bisa sembuh, dokter tetap menyarankan agar pencegahan lebih baik daripada mengobati stroke yang berisiko merusak organ tubuh. Selain gaya hidup dan makanan, tentu faktor risiko lain patut disadari dapat memicu stroke seperti kolesterol dan penyakit jantung.
"Stroke bukan hanya serang pasien darah tinggi, tapi ada faktor diabetes, kolesterol, penyakit jantung, itu faktor risiko stroke paling banyak terjadi," tandasnya.