Perempuan Ternyata Lebih Bergairah saat Menstruasi, Ini Alasannya

Ilustrasi wanita/bercinta.
Sumber :
  • Freepik/cookie_studio

JAKARTA – Gairah seksual seorang perempuan dewasa dapat timbul kapan saja dengan sejumlah momen yang membuatnya lebih terangsang, termasuk saat dan jelang menstruasi. Periode menstruasi ini ternyata tak hanya menimbulkan perubahan pada hormon perempuan, tapi juga untuk sistem kerja tubuh secara menyeluruh.

Kelakuan 4 Wanita di Palembang, Pura-pura Hamil Colong Baju hingga Bra di Mal

Dikatakan dokter spesialis kebidanan dan kandungan konsultan fertilitas, endokrinologi & reproduksi, Dr. dr. Muharam Natadisastra, Sp. O. G, Subsp. F. E. R, bahwa menstruasi memicu kondisi tubuh mengalami hormon yang tidak seimbang. Karena produksi hormon yang tak seimbang ini, maka memicu tubuh menjadi lebih sensitif, termasuk pada rangsangan seksual. Scroll untuk informasi selengkapnya.

"Ya (lebih terangsang saat mens), karena ada ketidakseimbangan hormonal. Hormon estrogen meningkat dan progesteron turun," ujarnya dalam acara media bersama RS Pondok Indah, di Jakarta, Senin 12 Juni 2023. 

Prilly Latuconsina Dihujat usai Sebut Banyak Wanita Independen tapi Dikit Pria Mapan, Begini Kata Pakar

Dijelaskan dokter Muharam, hormon estrogen dan progesteron memiliki andil berbeda pada tubuh yang membuat sistem kerja menjadi lebih seimbang. Ketika menstruasi, hormon estrogen ini justru lebih tinggi kadarnya sehingga menimbulkan rangsangan seksual meski hanya pada hal-hal yang sebenarnya biasa saja.

Viral! Gegara Hobi Makan Seblak, Wanita Ini Harus Masuk RS dan Opname

"Harusnya seimbang, karena estrogen lebih sensitif. Kalau progesteron efeknya jadi relaks. Kalau tinggian estrogennya, jadi timbul sensasinya lebih agresif (rangsangan seks)," imbuhnya.

Tak hanya lebih agresif secara seksual, perempuan yang menstruasi pun kerap mengalami gangguan sebelum menstruasi atau pra menstruasi syndrome (PMS). Masalah ini kerap disepelekan karena merasa tak terganggu, padahal ini penting untuk mencegah berbagai masalah yang mungkin muncul di kemudian hari dengan kondisi yang sudah berbahaya.

"Kadang di lapangan (gangguan menstuasi) agak diremehkan. Mungkin karena beberapa tidak terganggu jadi tidak ke dokter. Misal ada gangguan PMS, ada gangguan tiroid nggak, kalau dibiarkan jadi menstruasi tidak teratur," imbuhnya.

Ada pula gejala yang patut diwaspadai seperti nyeri saat haid dan rambut rontok. Apabila berlangsung selama tiga bulan lebih dengan intensitas yang sering dan jumlah yang banyak, maka sebaiknya segera konsultasi ke dokter karena khawatir berdampak lada gangguan kesuburan sehingga sulit punya anak.

"Kalau udah nikah jadi susah punya anak ditunjukkan dengan siklus menstruasi tidak teratur ini," tambahnya.

Ilustrasi menstruasi/nyeri haid.

Photo :
  • Pixabay/Saranya7

Terlebih ketika siklus menstruasi kerap semakin singkat dan memendek dari waktu ke waktu, maka sudah saatnya ke dokter untuk menjalani pemeriksaan. Saat konsultasi, dokter biasanya akan menggali faktor penyebab dan memberikam penanganan sesuai dengan penyebabnya yang berbeda pada tiap orang.

"Kalau 3 bulan berturut-turut (siklus mens) memendek harus ada yang diwaspadai. Kalau nggak, makin lama makin nurun jumlah sel telur, kalau cepet-cepet ditangani bisa diriset masalahnya apa," pungkasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya