Studi: Bawang Putih Australia Bisa Membunuh COVID-19 dan Flu, Diklaim Manjur 99 Persen
- Freepik/Racool_studio
AUSTRALIA – Bawang putih diketahui baik untuk membunuh bakteri dan sudah lama digunakan dalam pengobatan tradisional China. Sebuah studi dunia pertama menunjukkan bahwa varietas bawang putih Australia bisa membunuh COVID-19 dan flu biasa dengan keefektivan 99 persen. Riset baru ini dirilis pada Rabu oleh The Peter Doherty Institute, demikian dilaporkan Australian Financial Review.
Dilansir laman Times of India, para ilmuwan di Doherty sudah meneliti kandungan bawang putih dalam 18 bulan terakhir. Mereka menemukan bahwa varietas bawang tertentu yang ditumbuhkan di Australia memiliki kandungan antivirus hingga mencapai 99 persen efikasi terhadap SARS-CoV-2 dan virus influenza tipe A.
Riset tersebut melibatkan tes in-vitro terhadap SARS-CoV-2 dan virus influenza tipe A menggunakan bahan ekstrak bawang putih dari varietas bawang putih eksklusif yang ditumbuhkan di Australia.
"Kami ingin mengetahui jika strain ini memiliki kemungkinan membunuh COVID-19," kata Dr. Julie McAuley, manajer fasilitas penahanan tinggi Doherty laboratorium riset COVID-19 kepada Australian Financial Review.
Dr McAuley mengatakan, varietas tersebut diuji di  berbagai situs untuk memastikan hasilnya tidak berkaitan dengan lingkungan, nutrisi, air atau faktor lainnya.
Uji klinis yang ketat dibutuhkan untuk menentukan jika temuan dari riset ini diwujudkan dari tuba uji ke manusia, kata Doherty Institute.
Ahli epidemiologi di University of Wollongong Gideon Meyerowitz-Katz menambahkan, "Kami tidak akan tahu jika produk ini membantu melawan COVID-19 atau influenza hingga kami melakukan uji klinis pada manusia, alih-alih piring uji di lab."
Berdasarkan laporan, varietas bawang putih yang paling manjur dan bahan bawang putih mereka yang diekstraksi kini dikomersialkan. Produk tersebut akan tersedia untuk konsumsi sebagai suplemen kapsul lembut dan baru-baru ini didaftarkan ke International Patent.
Paul Guerra, chief executive Victorian Chamber of Commence and Industry, menyelenggarakan peluncuran dari riset ini pada Rabu, mengatakan bahwa penemuan ini bisa menjadi perubahan besar dan dapat diekspor ke seluruh dunia.