Studi: Suhu Panas Ekstrem Bisa Sebabkan Gangguan Kesuburan Pria dan Wanita
- http://penghuni60.blogspot.com
VIVA Lifestyle – Beberapa waktu belakangan suhu harian di bumi mengalami perubahan yang signifikan. Bahkan beberapa negara termasuk di Indonesia juga sempat mengalami suhu panas yang cukup ekstrem.
Bahkan pemerintah juga sempat mengeluarkan panduan aktivitas di luar ruangan di tengah suhu panas ekstrem. Yuk lanjut scroll artikel selengkapnya berikut ini.
Tidak hanya menyebabkan risiko heat stroke saja, suhu panas yang terjadi beberapa waktu belakangan ini juga bisa mempengaruhi kesuburan pria dan wanita.
Sebuah studi dari University of East Anglia menemukan bahwa kesuburan pria mungkin terancam oleh perubahan iklim.
Para peneliti menemukan bahwa gelombang panas dapat merusak sperma dan memiliki efek yang bertahan lama pada generasi mendatang, demikian seperti melansir laman Times of India.
Pada manusia laki-laki, produksi sperma terjadi di dalam testis. Untuk itu, suhu testis harus lebih dingin dari suhu di dalam tubuh.
Menurut peneliti, suhu tinggi 9 hingga 13 derajat di atas perkiraan selama lima hari berturut-turut dapat merusak kesuburan pria.
Pada sebagian besar spesies mamalia termasuk sapi, tekanan panas memiliki efek negatif pada fungsi nutrisi, fisiologis, dan reproduksi.
Sementara itu, pada wanita, suhu panas ekstrem berdampak buruk pada oogenesis (diferensiasi sel telur menjadi sel yang kompeten untuk berkembang lebih lanjut saat dibuahi), pematangan oosit (selama proses ini oosit yang tumbuh penuh menjadi dapat dibuahi), perkembangan pembuahan dan tingkat implantasi.
Panas yang ekstrim juga dapat berdampak negatif pada kesehatan reproduksi wanita. Ini bisa lebih berbahaya bagi wanita yang sedang hamil atau memiliki kondisi kesehatan yang mendasarinya.
Sesuai laporan, stres panas dapat mengubah keseimbangan hormon dalam tubuh.
Ini dapat mengganggu siklus menstruasi, menyebabkan menstruasi tidak teratur, perdarahan lebih banyak, dan nyeri yang meningkat selama menstruasi.
Dalam kasus ekstrim, tekanan panas juga dapat menyebabkan amenore, yaitu tidak adanya menstruasi pada wanita.
Tidak hanya itu saja, beberapa penelitian di seluruh dunia telah mendokumentasikan bahwa ibu hamil dan bayi baru lahir dapat memiliki dampak kesehatan negatif dari paparan suhu lingkungan yang tinggi.