Hari Susu Sedunia: Tingkat Konsumsi Susu Indonesia Masih Rendah

Ilustrasi susu/anak.
Sumber :
  • Freepik

VIVA Lifestyle – Setiap 1 Juni diperingati sebagai hari Susu Sedunia. Seperti diketahui susu memiliki peranan penting dalam meningkatkan status nutrisi masyarakat mengingat kandungan protein di dalamnya.

Kenali Alergi Susu, IDI Kabupaten Kebumen Berikan Informasi dan Pengobatan yang Tepat

Namun sayangnya, di Indonesia tingkat konsumsi susu masih rendah dan tertinggal dari negara-negara tetangga, yakni sebesar 16,27 kg per kapita per tahun. Padahal kandungan protein hewani di dalam susu berperan penting untuk mendorong kecukupan nutrisi kita setiap hari, bahkan disarankan untuk rutin diminum setidaknya dua kali sehari. Scroll untuk informasi selengkapnya.

Menteri kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin, menyampaikan, konsumsi protein perkapita masyarakat Indonesia sudah di atas standar nasional yaitu 62,2 gram dari standar nasional 57. Tetapi, konsumsi sumber protein hewani, salah satunya susu dan produk olahannya masih tergolong rendah. 

Angka Kematian Ibu dan Bayi Tinggi, Ini Dua Faktor Utama Penyebabnya

Padahal kata dia, konsumsi susu dapat meningkatkan kecukupan gizi. Susu sendiri mengandung protein, kalsium, serta vitamin dan mineral yang banyak dibutuhkan oleh tubuh serta memperkuat sistem imunitas. 

Simulasi Pemberian Makan Bergizi Gratis Diuji Coba di 4 Sekolah Sulawesi Utara

“Kementerian Kesehatan berfokus pada edukasi dalam mencegah masalah gizi melalui pendekatan siklus hidup dimulai dari masa anak-anak dan remaja guna mendukung peningkatan tumbuh kembang,” kata dia dalam virtual press conference Hari Susu Sedunia, yang digelar Greenfields, Selasa 30 Mei 2023. 

Tidak hanya itu, agar dapat terus mendukung status nutrisi masyarakat, jumlah Produksi Susu Segar Dalam Negeri (SSDN) masih sangat perlu untuk ditingkatkan. Mengingat saat ini jumlahnya masih sangat kurang, sehingga Indonesia masih mengandalkan impor (80 persen) untuk memenuhi kebutuhan susu. 

Terkait dengan produksi susu segar dari sapi, Gubernur Jawa Timur,  Khofifah Indar Parawansa menjelaskan pada kondisi normal sebelum penyakit mulut dan kaki (PMK), kebutuhan susu segar harian Industri Pengolah Susu (IPS) Jawa Timur berjumlah 2.000 ton, namun baru terpenuhi sebesar 1.400 ton dan masih defisit sebanyak 600 ton.

Sehingga Jawa Timur masih melakukan impor bahan baku industri susu berupa skim milk powder, whole milk powder dan full milk powder sebanyak 342 ribu ton per tahun. Peningkatan populasi sapi perah untuk meningkatkan produksi susu segar kian dibutuhkan terlebih akibat wabah PMK. 

“Peringatan Hari Susu Sedunia, menjadi salah satu upaya untuk mendorong peternak agar tetap berdedikasi dalam beternak sapi perah penghasil susu segar. Selain itu, kami juga menyadari pengendalian PMK tidak bisa dilakukan sendiri oleh pemerintah, keterlibatan stakeholder lain juga sangat diperlukan,” ujar dia. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya