Cuaca Ekstrem, Siswa Meninggal saat Ujian Akibat Heatstroke di Pakistan

Ilustrasi heatstroke/cuaca panas.
Sumber :
  • Freepik/rawpixel.com

VIVA Lifestyle – Seorang siswa mengalami nasib nahas lantaran meninggal saat mengikuti ujian dewan yang dipicu heatstroke. Suhu panas yang ekstrem membuatnya mengalami heatstroke dan lemas tak berdaya di ruang ujian di daerah Khairpur, Sindh, Pakistan.

Pj Gubernur Jakarta Akan Libatkan TNI AU untuk Kirim Bantuan Logistik ke Kepulauan Seribu

Laporan media lokal mengatakan bahwa ratusan siswa hadir di Government Degree College di daerah Thiri kota untuk mengikuti ujian dewan kelas 11. Saat itu, cuaca di Pakistan dilaporkan tengah panas menyengat. Scroll untuk tahu cerita lengkapnya.

Mendiang, yang diidentifikasi sebagai Mehtab Ali, jatuh pingsan saat menulis makalahnya. Dia dilarikan ke rumah sakit dan langsung dinyatakan meninggal oleh dokter.

Diduga Terlibat Penipuan, 4 WNA Pakistan Diamankan dan Bakal Dideportasi

Ada pun pasokan listrik di Pakistan terjadi kesenjangan karena permintaan dan pasokan yang tidak memadai di tengah kenaikan suhu di negara tersebut. Menteri Sindh untuk Universitas dan Dewan Pendidikan Ismail Rahoo telah mendesak pihak berwenang untuk memastikan pasokan listrik tidak terganggu selama ujian karena cuaca yang sangat panas.

Cuaca Ekstrem di Bali Akibatkan 1 Orang Tewas Tersambar Petir saat Berteduh di Pantai Mertasari

Sebelumnya, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyoroti kegiatan di sekolah yang dilakukan di tengah cuaca ekstrem di Indonesia saat ini. Hal ini memengaruhi kondisi kesehatan para siswa saat perubahan cuaca terjadi dan cenderung ekstrem seperti terlalu panas atau dingin.

“Perubahan iklim jelas bisa mengganggu sistem dan aktivitas pembelajaran, ini perlu diperhatikan," ujar Ketua Satgas Bencana IDAI dr. Kurniawan Taufiq Khadafi dalam Webinar, Selasa 2 Mei 2023.

Dokter Taufiq menambahkan bahwa perubahan cuaca tak hanya memicu suhu yang terjadi di Indonesia, melainkan juga iklim yang ekstrem. Kondisi tersebut seperti curah hujan meningkat atau sinar matahari yang begitu menyengat hingga berdampak pada kesehatan tubuh yang menurun drastis. Maka, cuaca ekstrem itu seharusnya jadi acuan pihak sekolah memungkinkan durasi sekolah menjadi lebih sedikit atau mungkin diliburkan sementara.

Bukan tanpa alasan, cuaca ekstrem tersebut dapat memicu dehidrasi pada tubuh anak-anak yang terpapar perubahan suhu tersebut. Meski cuaca di Indonesia tak seekstrem di India hingga mengakibatkan kematian, namun IDAI mengimbau setidaknya kegiatan anak di luar ruangan di sekolah dapat diminimalisir.

"Heatstroke itu saking panasnya, dia bisa pingsan. Untuk mengantisipasi itu pada anak-anak, kita harus sarankan mereka lebih banyak dan sering minum apalagi di cuaca seperti ini,” ujarnya.

Ilustrasi cuaca panas

Photo :
  • Pixabay

Pencegahan Paling Utama Heatstroke

Bahaya heatstroke yang tak diatasi dapat menyebabkan pembengkakan otak, gagal ginjal, kerusakan saraf, sindrom gangguan pernapasan akut (ARDS), gagal hati, dan berkurangnya aliran darah ke jantung. Maka, heat stroke membutuhkan perawatan medis segera. Jika Anda atau seseorang menderita serangan panas, maka berbaringlah di lingkungan yang berventilasi baik.

Oleskan air hangat ke seluruh tubuh dan kipasi orang tersebut untuk membantu penguapan. Singkirkan pakaian ketat sebelum dibawa ke rumah sakit tetapi jangan berikan obat tanpa sepengetahuan dokter. Saat di rumah sakit, pasien akan diberikan selimut pendingin, terapi oksigen dan cairan infus melalui pembuluh darah di lengannya.

Untuk meminimalkan risiko serangan panas, hindari melakukan aktivitas berat dalam kondisi lembap, tetap minum air putih, jangan meninggalkan anak di dalam mobil atau tempat yang sangat panas, berada di area ber-AC atau berventilasi baik saat suhu di luar panas, kenakan pakaian longgar untuk menghindari sengatan panas.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya