Kenapa Orang Suka Menutup Mata Mereka Saat Berciuman?
- Pixabay/Pana Kutlumpasis
VIVA Lifestyle – Berciuman menjadi salah satu bentuk ungkapan cinta untuk pasangan. Berciuman juga terkadang menjadi salah satu 'pemanasan' sebelum keduanya bercumbu asmara.
Namun pernahkah kalian menyaksikan drama atau film bahkan mengalami momen dimana ketika berciuman salah satu atau kedua orang yang berciuman akan menutup mata mereka?
Lantas apa yang membuat orang otomatis menutup mata mereka ketika berciuman dengan pasangannya? Yuk lanjut scroll artikel selengkapnya berikut ini.
Melansir laman The Independent, kata seorang psikilog orang-orang memejamkan mata mereka saat berciuman agar otak dapat fokus dengan benar pada tugas yang ada.
Sebuah studi tentang pengalaman sensorik penglihatan dan sentuhan di Royal Holloway, University of London, menyimpulkan bahwa otak mengalami kesulitan untuk memproses indra lain saat juga berkonsentrasi pada rangsangan visual.
Psikolog kognitif Polly Dalton dan Sandra Murphy menemukan kesadaran taktil [rasa sentuhan] itu tergantung pada tingkat beban perseptual dalam tugas visual bersamaan.
Namun, kesimpulan penelitian ini, yang diterbitkan dalam Journal of Experimental Psychology: Human Perception and Performance, dicapai tanpa mempelajari pasangan berciuman.
Sebaliknya, peserta studi diberi tugas visual untuk diselesaikan sementara indra peraba mereka diukur.
Untuk mengukur indra visual, peserta menyelesaikan tugas pencarian surat dengan tingkat kesulitan yang berbeda-beda. Respons taktil diukur dengan merespons getaran kecil yang diterapkan pada salah satu tangan mereka.
Sebuah analisis menemukan orang kurang responsif terhadap indra peraba karena mata mereka bekerja lebih banyak.
Saat berciuman dan terlibat dalam aktivitas lain yang menyenangkan indra peraba, seperti seks dan menari, orang ingin fokus pada sentuhan, daripada pengalaman sensorik lainnya yang berpotensi mengganggu.
"Hasil ini bisa menjelaskan mengapa kita menutup mata saat ingin memusatkan perhatian pada indera lain.
Menutup input visual menyisakan lebih banyak sumber daya mental untuk fokus pada aspek lain dari pengalaman kita," kata Dalton.
Mereka yang berada di belakang penelitian tersebut mengatakan bahwa hal itu memiliki implikasi yang lebih luas.
"Sudah diketahui bahwa meningkatkan tuntutan tugas visual dapat mengurangi perhatian terhadap rangsangan visual dan pendengaran. Penelitian kami memperluas temuan ini ke indra peraba. Ini sangat penting mengingat meningkatnya penggunaan informasi taktil dalam sistem peringatan," kata Dr Sandra Murphy.
Peringatan taktil digunakan sebagai sistem peringatan di beberapa mobil dan pesawat terbang, keduanya membutuhkan konsentrasi visual tingkat tinggi.
"Misalnya, beberapa mobil sekarang memberikan peringatan taktil saat mereka mulai melintas jalur. Penelitian kami menunjukkan bahwa pengemudi akan cenderung tidak memperhatikan peringatan ini saat melakukan tugas visual yang menuntut seperti mencari arah di persimpangan yang sibuk," tambah Dr Murphy.