Mesin Photon-Counting CT Pertama di Asia Tenggara Hadir di RS Abdi Waluyo

Naeotom Alpha, mesin photon-counting CT pertama di dunia.
Sumber :
  • Istimewa

VIVA Lifestyle – Seiring dengan berkembangnya zaman, kecanggihan teknologi kesehatan juga kini kian maju. Baru-baru ini, mesin photon-counting CT pertama di dunia bahkan telah hadir di RS Abdi Waluyo. Rumah sakit tersebut diketahui telah menginstalasi Naeotom Alpha pertama di Asia Tenggara.

Denny JA Rumuskan 6 Prinsip Emas Spiritualitas di Era AI

Mesin ini akan mengoptimalisasi jalur diagnostik dan pengobatan untuk pasien di Indonesia. Dikembangkan oleh Siemens Healthineers, Naeotom Alpha merupakan sistem pencitraan medis revolusioner yang menawarkan gambar beresolusi tinggi dengan menggunakan dosis radiasi yang minimum, memberikan informasi spektral di setiap pindaian, dan meningkatkan kontras dengan tingkat noise (gangguan) yang rendah.

Implikasi Ketergantungan pada Kecerdasan Buatan terhadap Proses Pembelajaran

Pemasangan Naeotom Alpha merupakan pencapaian penting dalam pencitraan medis secara global, dan juga di Indonesia. Implikasi dari inovasi Siemens Healthineers ini akan menjangkau pasien dan dokter secara luas dan dapat membawa perubahan besar pada kinerja pencitraan CT scan.

Hal ini meningkatkan nilai klinis, guna tercapainya diagnosa yang cepat dan andal dengan cara meningkatkan kualitas gambar, di mana hal ini dapat meningkatkan akurasi dan kepastian bagi dokter dan pasien.

Inilah 10 Manfaat Kolang-kaling yang Harus Anda Ketahui

“Kami sangat senang menjadi rumah sakit pertama di Asia Tenggara yang memiliki Naeotom Alpha. Dengan teknologi yang revolusioner ini, kami akan menyaksikan kehebatan inovasi untuk mengubah segala kemungkinan menjadi kenyataan, serta membentuk masa depan layanan kesehatan di Indonesia,” tutur Dr. Prasetyo Andriono, Sp.JP, Direktur RS Abdi Waluyo, dalam keterangannya, Jumat, 26 Mei 2023.

"Teknologi mutakhir ini akan membantu kami dalam memberikan perawatan tertinggi pada pasien kami, memampukan kami mendeteksi dan mendiagnosa penyakit lebih dini dan dengan akurasi yang jauh lebih tinggi,” tambahnya.

Naeotom Alpha, mesin photon-counting CT pertama di dunia.

Photo :
  • Istimewa

Sebagai informasi, Naeotom Alpha merupakan sebuah lompatan besar yang mendefinisikan ulang seberapa tinggi resolusi yang dapat digunakan dalam pencitraan CT scan. Ini merupakan perubahan besar dalam perbandingan dosis dan kualitas gambar; menawarkan tingkat detail yang tidak pernah ada sebelumnya, namun dengan dosis tetap seminimal mungkin.

Alat ini menggunakan kristal telluride kadmium dalam detektor CT-nya yang mengubah foton sinar-X secara langsung menjadi sinyal listrik, tanpa terlebih dahulu mengubahnya menjadi cahaya seperti yang dilakukan pada pencitraan CT konvensional.

Hal ini akan mengatasi hilangnya informasi dari detektor pengintegrasian energi standar yang digunakan dalam sistem CT konvensional, dan menghasilkan gambar yang lebih tajam, jelas, dan detail tanpa memerlukan dosis radiasi yang lebih tinggi.

Ilustrasi dokter/rumah sakit.

Photo :
  • Freepik

dr. Sahat Matondang, Sp.Rad(K), Dokter Spesialis Radiologi di RS Abdi Waluyo mengatakan bahwa sebagai spesialis radiologi, ia selalu mengupayakan diagnosis yang akurat dan presisi. Kemampuan photon-counting CT untuk mendeteksi perubahan pada kepadatan dan komposisi jaringan yang halus dapat membantu pihaknya tidak hanya dalam menemukan penyakit tetapi juga mencirikan penyakitnya.

“Dengan mendeteksi dan mengukur energi masing-masing foton, photon-counting CT memberikan hasil dengan sensitivitas dan spesifisitas yang tidak tertandingi CT scan pada umumnya,” ujarnya.

Sementara itu, Alfred Fahringer, Country Head of Siemens Healthineers Indonesia mengungkapkan pihaknya sangat bangga karena bisa menyediakan dan memasang Naeotom Alpha di RS Abdi Waluyo. Ia menyebut bahwa ini merupakan bagian dari komitmen mereka untuk menyediakan akses ke teknologi medis terbaru.

“Dengan kualitas gambar yang luar biasa, dosis radiasi yang rendah serta fitur yang canggih, Naeotom Alpha siap untuk merevolusi pencitraan CT dan meningkatkan hasil pemeriksaan bagi pasien. Kami berharap dapat bermitra dengan lebih banyak lagi penyedia layanan kesehatan di Indonesia untuk menghadirkan teknologi inovatif ini kepada pasien yang membutuhkan,” kata Alfred.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya