Bantu Pasien Stroke Hingga Parkinson, Alat Robotic Rehabilitasi Medik Sudah Tersedia di Indonesia
- Google Photo
VIVA Lifestyle – Pasca menjalani operasi, beberapa pasien dengan kondisi tertentu, seperti stroke, kerap mengalami kelumpuhan. Pasien-pasien ini biasanya mengalami kesulitan untuk menggerakkan kedua tangan dan kakinya, pun kemampuan kognitifnya ikut menurun. Oleh karena itu, dibutuhkan terapi atau rehabilitasi agar fungsi tubuhnya bisa kembali normal.Â
Rumah Sakit Graha Kedoya (RSGK) memperkenalkan alat robotic rehabilitasi medik, bernama Lexo dan Diego, sebagai sebuah terobosan baru dalam dunia Teraphy Rehab Medic terutama di Asia Tenggara. Scroll untuk info selengkapnya.
Lexo dan Diego merupakan alat robotic rehab medik dari Swedia yang hadir pertama kali di Indonesia, untuk membantu pasien dalam melakukan rehabilitasi anggota gerak atas dan bawah secara lebih mudah, efisien, aman, efektif dan lebih terukur dalam melakukan moniroting dan evaluasi kemajuan pasien.Â
Dokter spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi RS Grha Kedoya, dr. Ivan Adipurna Chandra, Sp.KFR, FIPM, FNR, AIFO-K, mengatakan, alat robotic ini memberikan hasil yang lebih terukur, sehingga dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi akan lebih mudah melakukan, monitoring dan evaluasi pada pasien.Â
Selain itu, teknologi robotic ini juga berdampak pada perbaikan motorik secara global, kekuatan otot, keseimbangan dan juga koordinasi anggota gerak pasien pasca stroke dan juga pasien dengan cedera medula spinalis, cedera otak, cedera saraf perifer, parkinson dan pasca patah tulang.
"Teknologi robotik kini telah dimanfaatkan secara luas untuk membantu berbagai lini kehidupan. Terapi robotik dinilai mampu mendukung proses rehabilitasi pasien menjadi lebih efektif dan menyenangkan serta fokus pada keamanan pasien," kata dokter Ivan saat peluncuran alat robotic tersebut di RS Graha Kedoya, Jakarta Barat, Rabu 24 Maret 2023.Â
"Terapi Robotik dapat melatih pasien dengan gerakan yang konsisten sehingga bisa mempercepat kesembuhan pasien dan mampu melakukan repetisi gerakan dengan baik, sehingga melatih pasien bergerak secara lebih efektif," sambungnya.Â
Terapi Robotik yang dimiliki oleh RSGK ini dinilai mampu mendukung proses rehabilitasi ketahap tingkat lanjut, atau lebih advanced. Namun, agar memberikan hasil lebih baik, terapi harus disesuaikan dengan kebutuhan, kondisi serta tingkat keparahan pasien.Â
"Konsultasi dengan dokter perlu dilakukan untuk mengetahui jenis rehabilitasi yang efektif membantu kesembuhan penyintas pasien pasca stroke dan juga pasien dengan cedera medula spinalis, cedera otak, cedera saraf perifer, Parkinson dan pasca patah tulang dan bagi pasien yang mengalami gangguan keseimbangan atau kelemahan otot lainnya," tutur Ivan.Â
Hospital Director RS Grha Kedoya, dr. Henry Andrean, MHS (HA)., MARS, menjelaskan bahwa Advaced Medical Rehabilitation ini menjadi salah satu transformasi layanan yang berbasis teknologi. Karena untuk penanganan masalah kesehatan ini, diperlukan dukungan ketersediaan alat kesehatan yang aman, bermutu, dan bermanfaat bagi pasien yang membutuhkan penanganan yang komperhensif.Â
"Perbedaannya terapi konvensional adalah tingkat evaluasi pasien lebih terukur ketika dokter spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi melakukan monitoring pasien," pungkas dr. Henry.