WHO Terbitkan Pedoman Baru Penurunan Berat Badan, Tak Anjurkan Pakai Pengganti Gula

Ilustrasi diet/menurunkan berat badan.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA Lifestyle – Dalam pedoman terbaru untuk menurunkan berat badan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tidak merekomendasikan penggunaan pemanis non gula (NSS) untuk mengontrol berat badan, maupun mengurangi risiko penyakit tidak menular (PTM). 

7 Ide Menu Diet Clean Eating untuk Menurunkan Berat Badan, Bisa Dimasak di Rumah!

Rekomendasi WHO ini berasal dari temuan yang menunjukkan bahwa pemanis non gula tidak memberikan manfaat jangka panjang untuk mengurangi lemak tubuh pada anak-anak dan orang dewasa. Scroll untuk informasi selengkapnya.

Dikatakan bahwa penggunaan pemanis non gula dalam jangka panjang meningkatkan risiko diabetes tipe 2, penyakit kardiovaskular, dan kematian pada orang dewasa. Beberapa jenis NSS yang umum antara lain, acesulfame K, aspartame, advantame, cyclamates, neotame, sakarin, sukralosa, stevia, dan turunan stevia.

9 Alasan Pentingnya Konsumsi Alpukat Setiap Hari, Bukan Cuma Ampuh Turunkan Berat Badan

WHO mengatakan, orang-orang harus berhenti mengonsumsi NSS dan mulai mengurangi manis dalam makanan mereka untuk meningkatkan kualitas kesehatan. 

Rahasia Sara Ali Khan, Artis India yang Berhasil Turunkan Berat Badan dari 96 Kg ke 55 Kg

"Mengganti gula bebas dengan NSS tidak membantu pengendalian berat badan dalam jangka panjang. Orang perlu mempertimbangkan cara lain untuk mengurangi asupan gula bebas, seperti mengonsumsi makanan dengan gula alami, seperti buah atau makanan dan minuman tanpa pemanis," kata Direktur Nutrisi dan Keamanan Pangan WHO, Francesco Branca, dikutip Times of India, Jumat 19 Mei 2023. 

Pemanis non gula dianggap sebagai alternatif rendah kalori yang bebas gula dan umumnya dipasarkan dengan menyoroti manfaatnya dalam penurunan berat badan. Orang yang menderita diabetes mengonsumsi ini dengan asumsi bahwa mengonsumsi gula rendah kalori dapat membantu mengontrol kadar gula darah. 

Mengutip bukti dari studi observasi yang berbeda, dengan masa tindak lanjut hingga 10 tahun, WHO menyatakan, asupan NSS yang lebih tinggi dikaitkan dengan indeks massa tubuh (BMI) yang lebih tinggi dan peningkatan risiko kejadian obesitas. 

Komplikasi yang perlu diperhatikan
Laporan WHO juga menyoroti hubungan antara sakarin dan peningkatan risiko kanker kandung kemih bersama dengan beberapa penyakit tidak menular lainnya, seperti penyakit jantung dan kematian akibat penyakit jantung. 

WHO juga menyebutkan penelitian lain yang menemukan risiko kelahiran prematur dengan penggunaan NSS yang lebih tinggi selama kehamilan. 

Daun stevia.

Photo :
  • YouTube

"Studi observasi prospektif individu lainnya melaporkan hubungan antara penggunaan NSS selama kehamilan dan hasil pada keturunan. Termasuk peningkatan risiko asma dan alergi, serta fungsi kognitif yang lebih buruk," ungkap laporan WHO. 

Selain itu, laporan WHO juga mengungkap fakta menarik tentang penggunaan NSS. Ada beberapa contoh di mana orang berbicara tentang menurunkan berat badan dengan mengonsumsi NSS. 

"Karena penurunan berat badan dan pemeliharaan berat badan yang sehat harus dipertahankan dalam jangka panjang untuk memiliki dampak yang berarti pada kesehatan, bukti penurunan berat badan ringan atau penurunan BMI selama beberapa bulan atau kurang, seperti yang diamati pada RCT (uji ajak terkontrol), tanpa bukti tambahan panjang - dampak jangka panjang, tidak mewakili manfaat kesehatan," ujar WHO. 

Alternatif yang lebih baik
Alih-alih menggunakan NSS, untuk menurunkan asupan gula dalam makanan, seseorang harus mencari alternatif lain yang lebih layak. 

"Penggunaan NSS bukan satu-satunya cara untuk mencapai pengurangan asupan bebas gula. Ada alternatif yang layak yang kompatibel dengan fitur diet sehat, termasuk konsumsi makanan dengan gula alami, seperti buah, dan makanan dan minuman tanpa pemanis," tulis laporan WHO. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya