Yayasan Kanker Payudara Indonesia Jalin Kerjasama dengan Perhimpunan Dokter

Yayasan Kanker Payudara Indonesia menjalin kerjasama dengan 2 perhimpunan dokter
Sumber :
  • ist

VIVA LifestyleYayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI) dalam rangka mewujudkannya visi melakukan kerjasama dengan berbagai pihak. Pada Rabu 10 Mei 2023, bertempat di Sekolah Global Prima kota Medan, Sumatera Utara, telah ditandatangani perjanjian kerjasama antara Linda Agum Gumelar selaku Ketua Umum Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI) dengan sejumlah pihak terkait.

Adapun kesepakatan kerjasama dengan YKPI tersebut ditandatangani oleh  Ketua Umum Perhimpunan Dokter Bedah Indonesia (PERABOI), dr. Walta Gautama ST, Sp.B, Subsp, Onk.(K) dan Ketua Umum Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia (PDKI), Dr. dr. Isti Ilmiati Fujiati, MSc, CM-FM, MPd.Ked, Sp.KKLP.

Nantinya kerjasama tersebut akan meliputi perihal terkait Penyelenggaraan Modul Pelatihan Deteksi Dini Kanker Payudara untuk Dokter Umum. Yuk lanjut scroll artikel selengkapnya berikut ini.

Tujuan perjanjian kerjasama antara lain adalah untuk mewujudkan visi YKPI bersama PERABOI dalam rangka menurunkan angka kejadian kanker payudara stadium lanjut dan meningkatkan pengetahuan para dokter keluarga dan masyarakat terkait kanker payudara dan deteksi dini guna pencegahannya sedini mungkin.

Melalui pelatihan yang akan dilakukan ke tiga pihak, dimana menurut data Globocan 2020, Indonesia untuk kasus baru Kanker Payudara merupakan jenis kanker tertinggi, yaitu sebesar 30,8% atau sebesar 65.858 dari total 213.546 kasus baru kanker di Indonesia.

Perjanjian kerjasama ini berlaku satu tahun dan dapat diperpanjang waktunya maupun ditambah substansinya setelah dilakukan monitoring dan evaluasi serta pembahasan oleh ke 3 pihak. Rencana pelatihan sesuai kerjasama ini akan dilakukan sebanyak dua kali yaitu bulan Desember 2023 dan Maret 2024.

Ditempat yang sama dengan penanda tanganan kerjasama antara YKPI, PERABOI dan PDKI dilaksanakan Kegiatan Sosialisasi Skrining dan Deteksi Dini Kanker Payudara Serta Praktek SADARI (perikSA payuDAra sendiRI).

Kerjasama Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI) dengan Sekolah Global Prima Medan yng diikuti para siswa agar mereka mendapatkan informasi dan pengetahuan tentang deteksi dini kanker payudara.

Alasan Puput Novel Sembunyikan Penyakit Kanker yang Diidapnya

Kanker payudara merupakan salah satu masalah kesehatan terbesar dan penyebab kematian tertinggi bagi perempuan di Indonesia yang terdiagnosa kanker. Data GLOBOCAN 2020 menunjukkan bahwa di Indonesia terdapat kasus baru kanker payudara mendekati 66 ribu jiwa dengan tingkat kematian lebih dari 22 ribu jiwa.

Puput Novel Meninggal Dunia, Ini Pesan Terakhirnya

“Menanggapi hal tersebut dan untuk mengantisipasi lonjakan kasus-kasus baru, merasa perlu mengambil langkah-langkah untuk mensosialisasikan dan mengedukasi masyarakat muda khususnya generasi millennial untuk memahami sejak awal tentang kanker payudara dalam menekan kejadian stadium lanjut sesuai dengan visi YKPI,” ujar Linda Agum Gumelar, ketua YKPI.

Para peserta selain bisa menerapkan SADARI (PerikSA PayuDAra SendiRI) secara rutin, juga menjadi agen-agen untuk menyampaikan kepada teman-teman di sekitar dan keluarga. Dengan demikian kita semua menjadi “Agen Perubahan” mindset atau cara berpikir dan cara tindak yang tepat dari masyarakat khususnya pada masalah kanker payudara, lanjut Linda.

Sadar Kanker Payudara

Dengan adanya sosialisasi ini diharapkan dapat memberikan pemahaman tentang deteksi dini kanker payudara serta Praktek SaDaRi (Periksa Payudara Sendiri) sedini mungkin sehingga dapat mengurangi resiko kematian bahkan dapat disembukan.

Dengan adanya sosialisasi ini kaum wanita di Sekolah yang kita cintai ini dapat menjalani hidup sehat dan terhindar dari penyakit ini.

“Sesuai dengan misi kesehatan ’Meningkatkan Derajat Kesehatan Dan Memperpanjang Umur Harapan Hidup Bagi Masyarakat’ serta mampu melakukan perlindungan terhadap perempuan dan anak melalui gerakan preventif dan edukatif dimulai dari keluarga,” ungkap Maria Linda S.Pd.,M.M. selaku Kepala Sekolah Global Prima Medan.

Pada hari yang sama juga dilakukan Sosialisasi Skrining dan Deteksi Dini Kanker Payudara dilanjutkan dengan praktek SADARI di depan para mahasiswa Universitas Prima Indonesia Medan.

Kegiatan ini merupakan tindak lanjut  perjanjian kerjasama yang telah di tanda tangani bersama sejak +/- 2 tahun yang lalu bahwa sejak Tahun 2021, YKPI dan Unprima Medan telah menjalin kerjasama dalam kegiatan Sosialisasi Skrining dan Deteksi Dini Kanker Payudara serta Praktek SADARI secara virtual.

Dan pada hari ini, dilakukan secara virtual/tatap muka langsung dengan adik-adik mahasiswa semua.

“Hal ini tentu sebagai bentuk komitmen bersama untuk menurunkan kejadian kasus baru kanker payudara stadium lanjut khususnya di lingkungan Universitas Prima Indonesia Medan dan keluarganya,” ujar Linda Agum Gumelar.

Penting sekali masyarakat muda khususnya generasi millennial untuk mengetahui informasi tentang skrining dan deteksi dini kanker payudara juga melakukan langkah-langkah  kesehatan antara lain adalah dengan cara SADARI.

SADARI sangat mudah dilakukan dengan syarat: dilakukan dengan cara yang tepat, rutin, disiplin dan bila ada benjolan yang menetap dan tidak sakit segera periksakan ke fasilitas kesehatan terdekat. Kanker payudara stadium lanjut dapat kita cegah bila ditemukan dalam stadium awal dan ingat bahwa tidak semua benjolan di payudara adalah kanker, tutur Linda Agum Gumelar

Kanker payudara, salah satu jenis kanker dengan kasus tertinggi di Indonesia. Oleh karena itu sangat penting untuk melakukan skrining sedini mungkin, karena menjadi salah satu penyebab kematian utama akibat kanker, karena sebagian besar pasien kanker payudara datang berobat pada stadium lanjut.

Padahal, jika terdeteksi dini dan segera diterapi, sebetulnya kanker bisa dikalahkan, ungkap Rektor Universitas Prima Indonesia Prof. DR. Chrismis Novalinda Ginting, SSiT., M.Kes..

Harapan Prof. DR. Chrismis, kegiatan ini merupakan bagian dari upaya kita dalam mewujudkan komitmen bersama untuk mencegah dan menanggulangi masalah kesehatan, khususnya kanker payudara, serta komitmen dari seluruh pihak untuk turut serta dalam pengendalian kanker.

Dengan menggalakkan dan mengajak seluruh wanita disekitar kita untuk memeriksakan diri secara berkala ke fasilitas layanan kesehatan guna mencegah kanker.

Dalam rangkaian kegiatan HUT Dharma Pertiwi, Pengurus Dharma Pertiwi Daerah A Kodam I/Bukit Barisan  tanggal 11 Mei 2023 menyelenggarakan kegiatan Sosialisasi Skrining dan Deteksi Dini Kanker Payudara  Serta Praktek SADARI, bekerjasama dengan  Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI).

Linda Agum Gumelar, selaku ketua YKPI mengungkapkan bahwa penting sekali untuk mengetahui informasi tentang skrining dan deteksi dini kanker payudara juga melakukan langkah kesehatan dengan melakukan mamografi di usia diatas 40 tahun.

Selain secara rutin melakukan SADARI dan SADANIS (perikSA payuDAra kliNIS), kanker payudara bisa disembuhkan, kuncinya adalah: ditemukan dalam stadium awal dan mengikuti tahapan-tahapan pengobatan secara medis.

SADARI sangat mudah dilakukan dengan syarat: dilakukan dengan cara yang tepat, rutin, disiplin dan bila ada benjolan yang menetap dan tidak sakit segera periksakan ke fasilitas kesehatan terdekat.

“Kanker payudara stadium lanjut dapat kita cegah bila ditemukan dalam stadium awal dan ingat bahwa tidak semua benjolan di payudara adalah kanker,” imbuh Linda.

“Semoga setelah mengikuti kegiatan sosialisasi hari ini, ibu-ibu melakukan SADARI secara rutin (jangan takut) dan ibu-ibu bisa menjadi “Agen/Corong” YKPI untuk menyampaikan pentingnya SADARI di lingkungan keluarga maupun masyarakat luas,” demikian harapan Linda.

Ketua Dharma Pertiwi Daerah A Kodam I/Bukit Barisan,  Dra Intan Ainul Mardiah Daniel Chardin menjelaskan bahwa kegiatan di Dharma Pertiwi Daerah A Kodam I/ Bukit Barisan yang diikuti sekitar 500 peserta terdiri dari 200 peserta yang hadir secara offline dan 300 yang hadir secara online.

Kegiatan ini  guna mewujudkan Wanita Indonesia umumnya dan anggota Dharma Pertiwi Daerah khususnya bebas dari kanker payudara melalui deteksi dini dan praktek SADARI, mengingat jumlah penderita dan angka kematian wanita akibat kanker payudara yang terus meningkat, imbuh Intan Ainul.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya