Ramai Infeksi Rabies Bikin Bocah Kecil Meninggal Dunia, Apakah Bisa Disembuhkan?
- Antara/ Nyoman Budhiana
VIVA Lifestyle – Rabies merupakan sebuah penyakit akibat infeksi virus lyssa dari genus rhabdoviridae yang menginfeksi otak dan saraf. Lantaran efek penyakit ini sangat berbahaya, banyak orang yang merasa khawatir dan bertanya-tanya apakah penyakit tersebut bisa sembuh atau tidak.
Baru-baru ini, rabies menginfeksi seorang anak berinisial S (4) warga desa Habi, Kecamatan Kangae, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT). Namun, nyawa bocah malang tersebut tidak bisa ditolong usai terkena gigitan anjing rabies pada Senin, 4 April 2023 lalu.
Lewat video yang beredar di media sosial, sebelum meninggal dunia pada Senin, 8 Mei 2023, bocah tersebut sempat mendapatkan perawatan di RSUD Tc Hillers Maumere dan diajak untuk berdialog bersama dokter yang berjaga untuk mengetahui apa yang dirasakan.
Sontak saja publik pun penasaran dengan virus tersebut. Dari data yang dihimpun Microbiology Society, virus penyebab rabies itu adalah salah satu yang paling mematikan di dunia. Data itu mencatat, hanya enam orang yang diketahui selamat dari infeksi rabies saat muncul gejala.
Tapi, ada kasus langka rabies dapat sembuh dengan melakukan perawatan ekstrem lewat pembiusan koma supaya virus di otak turut mati. Namun demikian, melansir Mayo Clinic, tidak ada pengobatan efektif untuk mengatasi infeksi rabies.
Pengobatan yang ada hanya bertujuan untuk mencegah infeksi parah hingga berujung kematian. Oleh sebab itu, jika kamu merasa sudah terkena rabies, dianjurkan untuk mendapatkan serangkaian suntikan untuk mencegah infeksi.
Gejala rabies pada manusia biasanya terjadi dengan cepat sekitar satu minggu setelah virus masuk ke dalam tubuh. Gejala awal yang biasanya terjadi adalah tubuh melemah, demam, dan sakit kepala. Gejala tersebut juga cukup mirip dengan flu biasa atau infeksi virus lainnya.
Setelah masuk ke tubuh manusia, virus akan tumbuh di lapisan jaringan paling bawah kulit manusia atau dari otot ke saraf tepi, yaitu saraf di tubuh di luar otak atau sumsum tulang belakang. Virus berjalan menuju tulang belakang dan otak sekitar 12-24 mm per hari.
Orang yang terkena virus rabies biasanya akan memperlihatkan perubahan perilaku dan tanda klinis ketika memasuki otak. Masa inkubasi atau selang waktu sejak virus masuk tubuh hingga menimbulkan gejala biasanya sekitar beberapa hari hingga bulan dan bahkan setahun.
Sementara untuk pertolongan pertama orang diduga mengalami rabies adalah dengan mendapatkan serangkaian suntikan untuk mencegah infeksi meluas. Suntikan ini mengandung rabies immune globulin untuk mencegah virus menginfeksi tubuh.
Suntikan diberikan jika kamu belum mendapatkan vaksin rabies. Injeksi ini diberikan dekat dengan area tempat hewan tersebut menggigit. Jika memungkinkan, kamu harus segera mendapatkan suntikan tersebut setelah mendapat gigitan.
Selain itu, untuk pencegahan kamu juga harus mendapatkan serangkaian vaksinasi rabies untuk membantu tubuh belajar mengidentifikasi dan melawan virus mematikan itu. Vaksin rabies ini diberikan di area lengan dan biasanya kamu akan mendapat empat suntikan anti-rabies.