Alasan Para Tenaga Medis Tolak Keras RUU Kesehatan Omnibuslaw

Juru Bicara Aksi Damai IDI, Dokter Beni Satria
Sumber :
  • VIVA/ Zendy Perdana

VIVA Lifestyle – Hampir belasan ribu massa yang tergabung dalam organisasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dari seluruh wilayah di Indonesia menggelar aksi menuntut untuk tolak pengesahan Rancangan Undang-undang Kesehatan dalam Omnibuslaw. Aksi damai itu digelar, Senin 8 Mei 2023 di Patung Kuda Arjuna Wiwaha, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat.

Dokter Sonia Wibisono Ungkap Cara Menurunkan Berat Badan Sehat Tanpa Rasa Lapar Berlebihan

Juru Bicara Aksi Damai IDI, Dokter Beni Satria mengatakan bahwa sejumlah tenaga kesehatan yang hadir di Patung Kuda meminta untuk tidak mengesahkan Undang-undang Kesehatan dalam Omnibuslaw. Dalam hal itu, Beni menyebut bahwa ada sejumlah masyarakat yang nantinya akan terdampak atas pelayanan kesehatan jika undang-undang kesehatan di Omnibuslaw disahkan.

"Kita sudah memberikan masukan tetapi telah banyak informasi-informasi yang kita dapatkan bahwa ruu ini akan segera disahkan," ujar Dokter Beni di lokasi demo, Senin 8 Mei 2023.

Richard Lee Vs Doktif Ribut, Deddy Corbuzier Singgung Sumpah Dokter: Buat Memperkaya Diri?

Tenaga kesehatan dari IDI gelar aksi damai di Patung Kuda, Jakarta.

Photo :
  • VIVA/Zendy Pradana.

"Bahwa ada hal hal yang akan mencederai hak-hak masyarakat atas pelayanan kesehatan: bahwa hak pelayanan kesehatan sudah di atur dalam undang-undang," imbuhnya.

Warganya Ditangkap Usai Tabrak Kerumunan Pasar Natal di Jerman, Begini Respons Arab Saudi

Beni menjelaskan bahwa ketika undang-undang kesehatan resmi di sahkan nantinya, maka dalam undang-undang itu akan ada penghilangan anggaran 10 persen untuk tenaga kesehatan.

"Kita sangat tidak setuju dengan tim pemerintah yang menghapuskan anggaran 10 persen yang sudah dibuat dalam draft RUU," ucapnya.

Selanjutnya, ada pasal kriminalisasi yang nantinya akan terjadi kepada tenaga kesehatan dalam undang-undang kesehatan tersebut. Ia menyebut hal itupun sudah kerap terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia.

"Kesembuhan pasien tanggung jawab bersama, bukan tanggung jawab dokter, sarana dan prasarana juga harus ada, pemeriksaan alkes dari laboratorium harus sesuai standard, dan dokter tidak mungkin mengobati, mendiagnosa suatu penyakit tanpa didukung alat-alat penunjang yang baik, seperti rontgen, usg kemudian laboratorium, tidak bisa dokter bukan berpraktek," tuturnya.

Berdasarkan penglihatan VIVA di lokasi, ribuan tenaga kesehatan yang mengenakan pakaian serba putih itu menggelar aksi damai yang dilakukan di sekitaran Patung Kuda.

Tak hanya itu, mereka pun tampak mengenakan pakaian putih yang juga dilengkapi kerudung hingga topi berwarna merah. Mereka menggelar aksi ini demi menolak Rancangan Undang-undang Kesehatan.

Mereka pun menyebutkan bahwa masih banyak kriminalisasi yang terjadi dalam lingkup kesehatan.

"Stop pembahasan stop RUU, Setuju ? Setujuuu, kita di sini gaada peran apapun dalam RUU Omnobuslaw itu," ujar salah satu orator di atas mobil.

Diketahui, Penolakan atas RUU Kesehatan Omnibuslaw semakin meluas. Usai Aksi Damai Nasional ‘Stop Pembahasan RUU Kesehatan (Omnibus Law) pada bulan November tahun lalu, kini puluhan ribu anggota dari 5 Organisasi Profesi Kesehatan yang terdiri dari Ikatan Dokter Indonesia, Persatuan Dokter Gigi Indonesia, Persatuan Perawat Nasional Indonesia, Ikatan Apoteker Indonesia, dan Ikatan Bidan Indonesia akan kembali turun mengadakan Aksi Damai Nasional.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya