Cegah Dehidrasi di Cuaca Ekstrem, IDAI Imbau Anak Konsumsi Susu dan Buah
- Pexels/Lisa Fotios
VIVA Lifestyle – Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menegaskan kebutuhan cairan pada tubuh anak seharusnya meningkat hingga 20 persen ketika cuaca ekstrem terjadi. Saat ini terjadi perubahan suhu yang panas di sejumlah wilayah di Indonesia sehingga rentan memicu terjadinya dehidrasi.
"Sebenarnya kebutuhan cairan tanpa adanya perubahan cuaca yang ekstrem itu adalah 100 cc dikali berat badan anak. Tetapi ketika terjadi perubahan iklim, peningkatan suhu tentunya bisa naik 10-20 persen dari kebutuhan normal," ujar Ketua Satgas Bencana IDAI dr. Taufiq Khadafi dalam Webinar bersama IDAI, Selasa 2 Mei 2023. Scroll lebih lanjut ya.
Dokter Taufiq menambahkan, kebutuhan cairan pada setiap orang sudah seharusnya terpenuhi dalam sehari-hari agar mencegah terjadinya dehidrasi. Pada umumnya, dibutuhkan sebesar dua hingga tiga liter air per hari untuk orang dewasa. Pada anak berbeda-beda dengan catatan dikali 100 cc dengan berat badannya.
Ketika cuaca mulai berubah kian ekstrem seperti sekarang, iklim yang memanas membuat tubuh lebih rentan mengalami dehidrasi ketika aktivitas di luar ruangan. Maka, jumlah kebutuhan cairan pun patut disesuaikan dengan ditambahkan sesuai angka kebutuhan anak masing-masing.
Kendati demikian, tak sedikit orang tua yang khawatir karena anaknya kerap sulit mengonsumsi banyak air mineral. Pada dasarnya, IDAI memperbolehkan jumlah cairan yang dikonsumsi turut berasal dari makanan seperti kuah sup atau cairan dari buah-buahan.
“Jadi andai kata dengan berat badannya kebutuhan cairan anak seribu cc per hari, tapi hanya tercukupi 800 itu masih logis karena kandungan makanan yang dikonsumsi masih ada cairan,” tambahnya.
Sementara itu, pada bayi yang belum mengonsumsi makanan pendamping dan tergantung pada ASI di usia bawah enam bulan, pemberian ASI Eksklusif secara rutin setiap harinya sudah memenuhi kebutuhan bayi. Apalagi, bayi di usia tersebut masih minim kegiatan di luar ruangan. Untuk anak-anak di atas usia enam bulan, susu atau jus buah dapat mencukupi kebutuhan cairan anak di tengah cuaca ekstrem.
“Susu itu menurut saya cukup baik karena selain cairan ada proteinnya ada kalorinya. Jadi andai kata air putihnya tidak sebanyak susunya, tapi susunya banyak jadi total kebutuhan cairan itu yang kita hitung,” imbuhnya.
Waspada ketika muncul sejumlah gejala yang menjadi dampak dehidrasi dari cuaca panas. Biasanya nampak tujuh tanda khas dari tubuh yang dehidrasi dan harus segera diatasi.
1. Keringat berlebih
2. Kulit terasa panas dan kering
3. Rasa berdebar atau jantung terasa berdetak lebih cepat
4. Kulit terlihat pucat
5. Kram pada kaki maupun abdomen
6. Mual, muntah, pusing
7. Urin yang sedikit dan berwarna kuning pekat
Jika muncul gejala tersebut, dinginkan tubuh dengan kain basah atau sponge basah pada pergelangan tangan, leher, dan lipatan tubuh lainnya serta banyak minum air. Jika masih bergejala, segera kunjungi fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan perawatan.
Berikut deret cara cegah dampak cuaca panas:
1. Cegah dehidrasi dengan minum air yang banyak. Jangan menunggu haus
2. Hindari minuman berkafein, minuman berenergi, alkohol, dan minuman manis
3. Hindari kontak dengan sinar matahari secara langsung, gunakan topi atau payung
4. Memakai baju yang berbahan ringan dan longgar
5. Hindari menggunakan baju berwarna gelap agar tidak menyerap panas
6. Sebisa mungkin berteduh diantara jam 11 pagi-3 siang
7. Jangan meninggalkan siapapun di dalam kendaraan dalam kondisi parkir baik dgn jendela terbuka maupun tertutup
8. Gunakan sunscreen minimal 30 SPF pada kulit yg tidak tertutup oleh baju sebelum keluar rumah
9. Sediakan botol semprot air yang dingin di dalam kendaraan.