IDAI: Polusi Udara Dalam Ruangan Akibat Memasak Bisa Picu Kematian Anak

Ilustrasi memasak dengan gas
Sumber :
  • Pixabay/Republica

VIVA Lifestyle – Ketua Satuan Tugas Bencana Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr. Kurniawan Taufiq Kadafi, M. Biomed., Sp.A(K), menegaskan bahwa polusi udara dapat muncul di dalam ruangan. Dampaknya tak main-main karena dapat membahayakan kesehatan anak hingga memicu kematian.

Harvey Moeis Kirim Pesan ke Anak dan Sandra Dewi: Papa Bukan Koruptor!

Dokter Taufiq mengatakan bahwa banyak keluarga tak menyadari sumber polusi udara dalam ruangan berasal dari sisa aktivitas memasak. Hal itu terjadi akibat dukungan akses udara bersih dalam rumah sangat minim dengan terdampak pada paparan polusi hingga 2,4 juta anak di dunia pada tahun 2020 lalu. Scroll untuk info selengkapnya.

"Polusi di dalam ruangan bersumber dari produk memasak menggunakan kerosin di rumah yang tidak memiliki ventilasi dengan baik," ungkap Taufiq dalam webinar bersama IDAI, Selasa 2 Mei 2023.

Simulasi Pemberian Makan Bergizi Gratis Diuji Coba di 4 Sekolah Sulawesi Utara

Ada pun, bahan bakar kerosin yang cenderung sering digunakan saat memasak adalah minyak tanah. Sementara, bahan bakar padat yang juga menjadi sumber kerosin adalah arang, kayu bakar, hingga batubara. Hal ini patut diwaspadai, kata Taufiq, lantaran UNICEF telah mencatat bahwa sumber-sumber kerosin itu berdampak pada 3,2 juta kematian bayi prematur tahun 2019 lalu.

Remaja 14 Tahun Bunuh Ayah dan Nenek di Jaksel, Ibu Berharap Kasus Anaknya Bisa Disetop

"Ini kelihatannya sepele, memasak lalu asapnya terperangkap di dalam rumah, kemudian terhirup oleh bayi dan berisiko terjadi kematian dengan komplikasi saluran pernapasan dan sebagainya," sambungnya.

Tak hanya itu, data kematian akibat polusi udara akibat pembakaran di dalam rumah juga dialami hingga ribuan anak usia bawah lima tahun (balita). Sebanyak 237 ribu anak balita meninggal dunia disebabkan oleh aktivitas pembakaran dalam rumah, salah satunya proses memasak yang dilakukan dengan ventilasi buruk.

"Apalagi di Indonesia masih heterogen, ada area di satu provinsi misalnya ada rumah-rumah yang didesain tidak memiliki ventilasi yang baik. Ini cukup berbahaya, mesti diwaspadai," bebernya.

Tak kalah berbahaya, polusi udara di luar ruangan turut berdampak pada kesehatan anak yang memicu kematian. Polusi luar ruangan sendiri cenderung terjadi dari aktivitas pembakaran dan debu yang berasal dari perusahaan, pertanian, hingga konstruksi.

Ilustrasi memasak dan memanaskan makanan.

Photo :
  • Pexels/Martin Lopez

"Polusi udara di luar ruangan turut berdampak pada 4,2 persen kematian bayi prematur di secara global pada 2019, termasuk kematian sebanyak 154 ribu anak-anak usia di bawah lima tahun," terang Taufiq.

Maka dari itu, dokter Taufiq menegaskan bahwa pada dasarnya pencegahan dapat dilakukan dengan langkah sederhana melalui perbanyak ventilasi atau membuka jendela rumah saat memasak. Dengan begitu, asap sisa pembakaran di rumah bisa diminimalisir. Serta, jauhkan anak dari lingkungan yang tinggi polusi udara luar ruangan.

"Membuka semua jendela dan pintu ketika memasak dan menjauhkan anak-anak dari sumber asap," tandasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya