Fatal Jika Tak Diminum, Dokter Ungkap Obat Kolesterol Harus Dikonsumsi Seumur Hidup
- Freepik
VIVA Lifestyle – Pengidap kolesterol tinggi harus dihadapkan dengan konsumsi obat terus-menerus seumur hidup. Hal itu yang memicu sebagian besar pasien akhirnya memilih untuk tak berobat lantaran enggan mengonsumsi obat seumur hidup yang justru dapat berakibat fatal.
Dijelaskan dokter spesialis penyakit dalam, dr. Irsan Hasan SpPD, bahwa pengidap kolesterol identik dengan mengonsumsi obat-obatan untuk membantu menurunkan kadar kolesterol tinggi yang membahayakan. Scroll untuk info selengkapnya.
Apabila pengobatan dihentikan, dokter Irsan menegaskan bahwa risiko yang mungkin terjadi cenderung pada organ jantung dan pembuluh darah sehingga dampaknya fatal. Maka dari itu, obat kolesterol sendiri harus dikonsumsi terus-menerus.
"Karena obat tidak sembuhkan kolesterol sehingga obat harus diminum jangka panjang atau seumur hidup. Tujuannya bukan hanya turunkan kolesterol tapi juga cegah risiko serangan jantung di masa depan," ujarnya dalam acara Hidup Sehat tvOne, Jumat 28 April 2023.
Kolesterol sendiri sebenarnya tidak selalu berdampak buruk bagi tubuh. Dokter Irsan mengatakan, fungsi kolesterol bagi tubuh cukup banyak dan dua yang cukup utama yaitu pembentukan dinding sel tubuh dan memproduksi hormon penting.
"Kolesterol ada 2 fungsi utama. Pertama, membentuk membran sel, jadi nggak akan ada dinding sel kalau tidak ada kolesterol. Kedua, pembentukan hormon seperti estrogen. Hormon-hormon itu penting, kalau nggak ada kolesterol, hormon jadi turun," tambahnya.
Sayangnya, kolesterol sendiri memang memiliki efek buruk bila kadarnya berlebihan, terutama ke jantung dan pembuluh darah. Parahnya lagi, pembuluh darah yang kelebihan kolesterol bisa berdampak ke otak sehingga risiko stroke mengintai. Meski begitu, sebenarnya mengatasi kolesterol tinggi tak melulu harus langsung minum obat.
Dokter Irsan menjelaskan, dokter akan menilai risiko dari pasien dengan kadar kolesterolnya masing-masing. Jika kadar kolesterolnya termasuk berisiko rendah, maka penanganannya bisa dengan mengubah pola makan dengan lebih baik. Namun, bila risiko tinggi pada pasien kolesterol tinggi, maka langkah terakhir adalah dengan mengonsumsi obat seumur hidup.
"Minum obat hampir pasti diminum untuk kolesterol tinggi tapi bukan langsung minum obat. Langkah pertama, atur pola makan, idealnya lakukan secara alamiah. Kurangi lemak dan daging, perbanyak serat sayur dan buah. Dianjurkan 3 bulan lalu evaluasi. Efek diet memang hanya 15-20 persen (untuk pangkas kolesterol)," tuturnya.
Ada pun menurut Dokter Irsan, kolesterol pada dasarnya tidak ada keluhan khas yang nyata. Rasa pegal dan kesemutan itu, kata Dokter Irsan, cenderung muncul dan ketika diperiksa ternyata kadar kolesterolnya tinggi. Gejala yang cenderung muncul dan berkaitan kolesterol yang diidap sejak muda, sebenarnya ada dua tanda di mata.
"Kolesterol pada dasarnya tidak ada keluhan tapi banyak yang begitu pegal cek kolesterol, memang tinggi, sebetulnya sebelum cek, kolesterol sudah tinggi. Dari fisik gimana tahunya? Secara umum nggak ada. Tapi yang kolesterol tinggi sejak muda biasanya ada benjolan di mata, di kornea ada garis hitam putih seperti bulan sabit. Bukan pegal tapi tanda-tanda seperti itu lah," tambahnya.
Benjolan atau gumpalan lemak di kelopak mata atas biasanya sulit hilang dan sebaiknya segera cek kadar kolesterol yang hasilnya cenderung tinggi. Selain itu, garis putih hitam di kornea mata dinamakan arcus senilis atau berupa cincin berwarna putih pada mata. Ini juga salah satu efek kolesterol tinggi yang patut diwaspadai. Lantas, apa yang perlu dilakukan apabila muncul dua tanda di mata?
"Secara umum, dianjurkan cek kolesterol, laki-laki di atas 40 tahun dan perempuan atas 50 tahun. Karena di usia itu, masalah jantung rentan terjadi. Usianya lebih muda kalau ada arcus sinilis, gambaran lemak di kelopak mata, ada riwayat kolesterol tinggi. Kalau kolesterol tinggi, diet dan cek 3 bulan kemudian," tandasnya.