Angka Pengidap Kanker Serviks Tinggi, Padahal Bisa Dicegah dengan Deteksi Dini
- iStockphoto.
VIVA Lifestyle – Menurut data dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, kanker serviks menempati urutan kedua dengan jumlah 36.633 kasus atau 9,2 persen dari total kasus kanker di Indonesia.
Di Indonesia sendiri, angka kejadian kasus baru kanker serviks sesuai data GLOBOCAN 2018 untuk wanita di Indonesia berkisar 32.469 kasus (17.2 persen) dengan angka kematian 18.279 (8.8 persen). Scroll untuk info selengkapnya.
Kanker yang terjadi karena infeksi Human papillomavirus (HPV) risiko tinggi ini, masih menjadi fokus edukasi untuk meningkatkan kesadaran di masyarakat, khususnya yang sudah aktif seksual untuk rutin melakukan tes deteksi dini.
Di Indonesia hanya 5 persen wanita yang melakukan skrining kanker serviks (Global Cancer Observatory). Kurangnya informasi mengenai kanker serviks dan ketakutan menjalani skrining menjadi hambatan dalam pencegahan dan penanganan kasus kanker serviks.
Padahal, kejadian kanker serviks dapat diturunkan melalui deteksi dini. Deteksi dini kanker serviks penting dilakukan karena mampu menurunkan angka kematian secara drastis, selain itu juga mencegah kanker serviks berkembang ke tahap yang lebih berat. Maka dari itu, kesadaran para wanita untuk melakukan deteksi dini perlu ditingkatkan.
Ketua Perkumpulan Obsterti dan Genekologi (POGI) Jawa Barat, Dr. dr. RM. Sonny Sasotya, Sp.O.G., Subsp. Uroginec., mengingatkan para perempuan untuk memiliki kesadaran dan secara rutin memeriksakan kesehatan.
"Kanker serviks itu bisa dicegah, kita harus memiliki kesadaran untuk memeriksakan secara dini kesehatan kita," ujar dokter Sonny saat Rodshow #SupportAllWoman yang digelar Bio Farma Holding BUMN Farmasi di beberapa kota dengan tema 'Cegah Kanker Serviks dengan Deteksi Dini menggunakan Metode Urine Tes', belum lama ini.
"Apalagi jika kita sudah aktif berhubungan seksual, karena kebanyakan kanker serviks ditularkan melalui hubungan seksual. Apalagi sekarang tesnya sudah mudah dan nyaman," sambung dia.
Direktur Utama Bio Farma, Honesti Basyir menyampaikan turut menyadarkan para perempuan bahwa penting untuk melakukan deteksi dini kanker serviks.
"Seperti kita ketahui, di Indonesia kanker serviks menempati urutan kedua kanker terbanyak setelah kanker payudara. Kanker biasanya diketahui atau ditemukan pada stadium lanjut sehingga pengobatan yang dilakukan lebih kompleks. Maka dari itu, deteksi dini ini sangat penting sekali bagi perempuan agar virus penyebab kanker serviks dapat terdeteksi sedini mungkin," ungkap Honesti.
Sementara itu, Direktur Hubungan Kelembagaan Bio Farma, Sri Harsi Teteki menyampaikan, pihaknya akan terus membangun kesadaran masyarakat khususnya wanita terhadap pentingnya deteksi dini kanker serviks.
"Dengan meningkatnya angka skrining kanker serviks, para wanita di Indonesia akan memiliki kualitas hidup yang lebih baik. Karena dengan melakukan deteksi dini, akan terjadi penurunan angka kematian pengidap kanker serviks di Indonesia," ujar Sri Harsi.
Bio Farma sendiri telah meluncurkan diagnostik kit bernama CerviScan yang merupakan inovasi karya anak bangsa untuk deteksi dini terhadap Human Papillomavirus (HPV) penyebab utama kanker serviks.
CerviScan merupakan diagnostik kit berbasis PCR untuk deteksi dini terhadap Human Papillomavirus (HPV) melalui urine. Untuk mendapatkan layanan CerviScan, masyarakat dapat mendatangi laboratorium kesehatan yang berada di beberapa titik kota-kota besar pada beberapa provinsi seperti, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, DI Yogyakarta, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan, Sumatera Selatan, dan Sumatera Utara.