Isyana Sarasvati Didiagnosis Autoimun SLE, Kenali Penyebab dan Gejalanya

Isyana Sarasvati.
Sumber :
  • Instagram @isyanasarasvati

VIVA Lifestyle – Isyana Sarasvati mengungkapkan kabar kurang menyenangkan terkait kesehatannya yang telah didiagnosis autoimun SLE atau Lupus Eritematosus Sistemik (LES). Kondisinya itu sudah dialami selama setahun terakhir dan membuat pelantun Tetap Dalam Jiwa itu harus bolak balik ke rumah sakit

Dua Pekan Jelang Konser, Isyana Sarasvati Siapkan Hal Ini

Hal itu diungkap oleh penyanyi asal Bandung di laman Instagramnya baru-baru ini. Dalam potret hitam-putih, Isyana nampak menunjukkan tangannya yang sedang diinfus dan berbaring di rumah sakit. Beruntung, penyakitnya itu sudah ditangani oleh tenaga profesional. Scroll untuk info selengkapnya.

"Story time!l Mungkin byk yg bertanya2 aku kenapa, kaya bolak balik RS mulu beberapa waktu ke belakang. Intinya akhir taun lalu aku terdiagnosis autoimun, salah satunya SLE. Nah skrg lg flare. Begitu. Hehe. Sudah ditangani dengan sangat baik disini, feeling so so much better noww. Semangaat!" tulisnya di Instagram @isyanasarasvati, dikutip VIVA, Kamis 20 April 2023.

Isyana Sarasvati Bakal Gelar Konser Satu Dekade, akan Tampilkan…

Meski tak menjelaskan secara rinci, namun Isyana mengaku bahwa salah satu penyebabnya mengalami autoimun SLE lantaran terlalu memaksa tubuhnya untuk terus bekerja. Dari pengalamannya ini, Isyana mengingatkan betapa mahalnya kesehatan sehingga patut dijaga dengan baik.

Tantangan Terbesar Penanganan Kanker di Indonesia, Ternyata Berasal dari Masyarakat Sendiri

"Yang belum paham autoimun SLE apa boleh ceki2 di internet aja yes. TAPI SATU SIH DARI AKU. SEHAT ITU MUAA MUAA MUAAHAAAL GUYS! Please sayang sayang badan kalian. Kalau emang sudah kecapean jangan diforsir, istirahat sejenak. Tidak apa-apa. Semangat buat kita semua, terima kasih doa-doa baiknya! Daaan pastinya minal minul ya guys sekalian, love you," tandasnya.

Apa itu Penyakit Autoimun SLE?
Dikutip laman Kementerian Kesehatan, penyakit autoimun SLE atau LES merupakan penyakit inflamasi autoimun kronik, dengan etiologi yang belum diketahui. Sistem kekebalan tubuh pada penyakit ini akan mengalami kehilangan kemampuan untuk melihat perbedaan antara substansi asing dengan sel dan jaringan tubuh sendiri. 

Pada Penyakit LES terjadi produksi antibodi yang berlebihan namun tidak menyerang kuman atau antigen tetapi menyerang sistem kekebalan sel dan jaringan tubuh sendiri. Antibodi seperti ini disebut “auto-antibodi” yang bereaksi dengan antigen “sendiri” membentuk kompleks imun. Kompleks imun yang terdapat dalam jaringan akan mengakibatkan terjadinya peradangan dan kerusakan pada jaringan.

Gejala Autoimun SLE
Manifestasi Penyakit LES sangat luas, meliputi keterlibatan kulit dan mukosa, sendi, darah, jantung, paru, ginjal, susunan saraf pusat dan sistem imun. Oleh karena itu, manifestasi penyakit LES sangat beragam dengan perjalanan penyakit yang bervariasi dan memiliki risiko kematian yang tinggi, sehingga memerlukan pengobatan yang lama dan seumur hidup. Untuk itu diperlukan pengenalan dini serta penatalaksanaan yang tepat.

Penyakit LES sering dijuluki dengan istilah “great imitator” (peniru yang ulung) atau penyakit seribu wajah mengingat manifestasinya yang beragam. Gejala penyakit LES dapat terjadi dari ringan sampai berat. Penyakit ini terutama menyerang perempuan usia reproduksi dengan angka kematian yang cukup tinggi.

Penyebab Autoimun SLE
Penyakit LES terjadi akibat terganggunya regulasi kekebalan yang menyebabkan peningkatan autoantibodi yang berlebihan. Gangguan imunoregulasi ditimbulkan oleh kombinasi antara faktor-faktor genetik, hormonal dan lingkungan.

Faktor hormonal sendiri sebagaimana terbukti oleh awitan penyakit yang biasanya terjadi pada usia reproduktif. Sementara faktor lingkungan mencakup cahaya matahari, infeksi, paparan zat kimia. Akibat kombinasi hal-hal tersebut sistem imun tubuh kehilangan kemampuan untuk membedakan antigen dari sel dan jaringan tubuh sendiri. 

Penyimpangan reaksi imunologi ini akan menghasilkan antibodi secara terus-menerus. Antibodi ini juga berperan dalam pembentukan kompleks imun sehingga mencetuskan penyakit inflamasi imun sistemik dengan kerusakan multiorgan.

Dalam keadaan normal, sistem kekebalan berfungsi mengendalikan pertahanan tubuh untuk melawan infeksi. Pada penyakit LES dan penyakit autoimun lainnya, sistem pertahanan tubuh ini berbalik melawan antigen dari tubuh sendiri. Antibodi yang dihasilkan menyerang sel tubuhnya sendiri. Antibodi ini menyerang sel darah, organ dan jaringan tubuh, sehingga dapat terjadi kerusakan organ.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya