Masuk Angin Rentan Mengintai Saat Mudik, Ini Tips Mudah Pencegahannya
- ANTARA FOTO/Hafidz Mubarok
VIVA Lifestyle – Hari Raya Idul Fitri segera tiba dengan identik mudik yang dilakukan umat Muslim di Tanah Air untuk silaturahmi bersama keluarga. Terlebih dengan kondisi pandemi COVID-19 yang mulai membaik, membuat potensi mudik dilakukan nyaris oleh sebagian besar masyarakat Indonesia namun tentu deret penyakit tertentu pun rentan mengintai.
Mudik perjalanan jauh kerap dilakukan oleh masyarakat dengan memakai berbagai variasi transportasi umum dan pribadi mulai dari motor, mobil, bis, kereta, pesawat, hingga kapal laut.
Dengan transportasi tersebut, tak sedikit yang mengalami gejala berupa masuk angin atau mabuk perjalanan akibat gerakan kendaraan selama mudik. Yuk lanjut scroll artikel selengkapnya berikut ini.
Pemicu Masuk Angin
Meski mabuk perjalanan tidak mengancam jiwa, namun, kondisi itu bisa membuat perjalanan menjadi tidak menyenangkan. Perencanaan ke depan membantu mencegah, menghindari, atau mengurangi efeknya.
Pemicu mabuk perjalanan lainnya meliputi berada di kursi belakang mobil tidak dapat melihat pandangan lebih luas, membaca di dalam mobil, atau tidak mendapatkan cukup udara di dalam mobil.
Selain itu, penyakit masuk angin ini rentan terjadi pada orang tua, wanita hamil, dan anak-anak berusia antara 5 dan 12 tahun. Juga, penyakit ini umum terjadi pada orang dengan riwayat mengalami sakit kepala migrain.
Setelah gerakan berhenti, mabuk perjalanan biasanya akan berhenti dengan sendirinya. Anda secara bertahap akan merasa lebih baik.
Dalam kasus yang jarang terjadi, mabuk perjalanan dipicu oleh masalah pada telinga bagian dalam. Ini bisa disebabkan oleh penumpukan cairan atau infeksi telinga. Penyakit Parkinson juga dapat menyebabkan mabuk perjalanan.
Gejala Masuk Angin Membuat Tidak Nyaman
Gejala bisa menyerang tanpa peringatan. Kondisi ini bisa menjadi lebih buruk dengan cepat. Anda mungkin merasa sakit perut (mual). Gejala lain termasuk muntah, kulit pucat, sakit kepala, keringat dingin, pusing, dan mudah tersinggung.
Pencegahan Sederhana untuk Masuk Angin
Mabuk perjalanan adalah ketidakseimbangan antara apa yang Anda lihat dan apa yang Anda rasakan. Di dalam mobil, mobil bergerak maju. Namun, tubuh Anda berdiri diam. Ketidakseimbangan inilah yang menyebabkan Anda merasa sakit.
Jika Anda tahu Anda mabuk perjalanan saat bepergian, rencanakan ke depan. Langkah-langkah ini dapat mencegah atau meringankan gejalanya:
Minum Obat Mabuk Perjalanan 1 hingga 2 Jam Sebelum Bepergian.
Pilih kursi yang tepat. Kursi penumpang depan adalah yang terbaik di dalam mobil. Pilih titik tengah di atas kapal atau duduk di atas sayap di pesawat, dan menghadap ke depan di kereta, serta duduk di dekat jendela di kereta karena mursi ini memiliki lebih sedikit tonjolan sehingga memungkinkan Anda untuk melihat cakrawala.
Jika Anda berada di kapal pesiar, pesanlah kabin di bagian depan atau tengah kapal. Minta kamar yang paling dekat dengan permukaan air.
Dapatkan banyak udara sebisa mungkin. Gunakan AC atau turunkan kaca jendela di dalam mobil. Arahkan ventilasi ke arah Anda di pesawat. Duduklah di dekat jendela saat Anda berada di perahu tertutup.
Jangan membaca sambil mengendarai mobil, pesawat, atau perahu. Lihatlah ke luar jendela di cakrawala. Lihatlah objek yang jauh.
Berbaringlah saat Anda merasa sakit. Hindari makan berat sebelum atau selama perjalanan. Makanlah makanan biasa dalam porsi kecil sebagai gantinya.
Jangan makan makanan berminyak, pedas, atau asam sebelum atau selama perjalanan. Dianjurkan juga minum banyak air atau hindari kopi dan alkohol.
Obat umum yang mengobati mabuk perjalanan berupa antihistamin. Namun, ini biasanya membuat Anda mengantuk. Antihistamin non-mengantuk tidak efektif dalam mengobati atau mencegah mabuk perjalanan.
Jenis obat lain disebut antiemetik. Ini digunakan untuk mengobati mual dan muntah.