Jelang Idul Fitri, Indonesia Laporkan 2 Kasus COVID-19 Varian Arcturus
- Pixabay/mattthewafflecat
VIVA Lifestyle – COVID-19 Arcturus atau subvarian Omicron XBB.1.16 telah ditemukan di Indonesia menjelang Hari Raya Idul Fitri. Dikonfirmasi oleh Juru Bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril, dilaporkan ada dua kasus pasien Arcturus di Jakarta dan kini sudah dinyatakan sembuh.
"Pasien sudah dinyatakan sembuh," kata Mohammad Syahril, dikutip laman Antara, Senin 17 April 2023. Scroll untuk info selengkapnya.
Syahril menjelaskan bahwa salah satu pasien berinisial TSH berusia 56 tahun merupakan Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN) dari India yang melakukan perjalanan pada Maret 2023. Pasien teridentifikasi positif Arcturus dari sampel yang didapat pada 24 Maret 2023 di Laboratorium GSI Jakarta.
Syahril mengatakan bahwa TSH tercatat sudah menerima 3 dosis vaksin COVID-19 antara lain Sinovac, Sinovac, dan AstraZeneca. Meski begitu, TSH menjalani isolasi mandiri karena gejalanya cenderung ringan.
"Gejala yang dialami TSH berupa batuk, pilek, nyeri otot, dengan komorbid hipertensi. Yang bersangkutan sembuh setelah isolasi mandiri," tambah Syahril.
Untuk kasus ini, Kemenkes bertindak cepat dengan melacak tiga orang kontak erat dari TSH yakni seorang istri dan dua orang anak. Menurut Syahril, istri TSH menunjukkan gejala namun kedua anaknya tanpa gejala.
"Istrinya mengalami gejala batuk dan pilek, tapi hasil penyelidikan epidemiologi negatif. Sedangkan kedua anaknya tanpa gejala dan negatif," ujarnya.
Sementara, pasien kedua merupakan seorang perempuan berusia 30 tahun berinisial NFA yang ada di Jakarta. Syahril mengatakan bahwa pasien kedua ini berbeda lantaran tidak melakukan perjalanan ke luar negeri namun terindikasi Arcturus.
"NFA non-pelaku perjalanan luar negeri. Terkonfirmasi Arcturus berdasarkan pengambilan sampel pada 29 Maret 2023 di Laboratorium RSPISS DKI Jakarta," katanya.
Ada pun NFA juga menerima tiga dosis suntikan vaksin COVID-19 antara lain AstraZeneca, Sinovac, dan AstraZeneca. Meski begitu, pasien NFA mengalami gejala yang cukup berat mulai dari pilek, batuk, mual dan muntah hingga pneumonia. Bahkan, NFA sulit makan meski tak terindikasi ada komorbid yang berisiko memperberat gejala.
"Yang bersangkutan sempat dirawat selama 6 hari di rumah sakit dan sekarang sudah sembuh," tambahnya.